Dia adalah seorang gadis yang cukup liar, dia begitu bukan karena ada unsur kesengajaan tapi karena keadaan yang tidak mendukungnya untuk hidup baik-baik saja.
Keras kepalanya membuat kedua orang tuanya angkat tangan untuk mengurus hidup nya,
Nama nya Ashqia Naura, seorang wanita yang keras kepala, tapi hati nya selembut sultra dan sebersih embun.
Ashqia Naura mempunyai Kakak Laki-laki yang bernama Ashka Afdal dan adik perempuannya yang bernama Kila Ashkaf.
Dikehidupan ini, ntah dia yang kurang beruntung atau hidupnya yang kurang bersyukur, Karena Ashqia memiliki watak yang berbeda dengan kedua saudaranya.
Suatu ketika dia dihadapkan dengan seorang laki-laki yang berasal dari kalangan pesantren, dan dia Putra tunggal dari Kyia yang mempunyai satu pesantren yang cukup ternama di kota tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sariiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Naura dan Nuhud makan dimeja Laras, tapi dia tidak melihat Fika disana.
"Fika mana, kok ngga kelihatan"
"Fika tadi ke toilet dulu, gimana tadi diruangan Kepala Sekolah" tanya Laras.
Dan alhasil mereka bercerita panjang lebar masalah yang dibahas diruangan Kepala sekolah.
"Ehh tadi Tio nanyain lho rak" ucapan Fika
"Iyaa tuhh, Tadi dia nge-dm gua mulu nanyain lho" ujar Laras
"Lho ngga mau baikan sama Tio" Ujar Fika yang tidak mau pertemanan mereka hancur karena perasaan.
"Gua udah nggak mikirin Tio lagi, malas berurusan sama tu anak. Dan dia sempat nge-dm gua mulu, malas udah ilfil" tanggapan Naura yang membuat sahabatnya bangga karena Naura bukan tipe orang galau ditinggal laki-laki.
"Itu baru sahabat gua" Dengan bangga Laras ngomong sama Naura.
"Tapi kasiahan anak orang rak" ujar Fika lagi
"Dia aja nggak kasihan sama gua, ngapain gua kasihan sama dia"
"Tapi kenapa kamu nggak mau dengerin penjelasan dia dulu, atau mungkin dia mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu mungkin" Nuhud ikut nimbrung pembicaraan mereka.
"Iya bener, omongan Hud ada benernya rak, mungkin dia mau ngomong sesuatu yang penting sama lho" ujar Fika lagi
"Fik, lho ngapain kayaknya pengen banget Naura dan Tio baikan" ujar Laras yang tidak habis fikir dengan Fika.
"Udah, gua udah nggak mau punya urusan lagi sama Tio, toh gua bukan siapa-siapanya dia. kan dari awal sesuai kesepakatan kita semua cuma teman nggak lebih" ujar Naura yang dibenarkan oleh Laras dan Fika.
Mereka lagi asik-asik menceritakan tentang Tio, tanpa sadar ternyata jam istirahat sudah habis. Dan bel masuk kelas pun berbunyi.
"Ehh udah bel aja, ayok ke kelas" ajak Fika kepada Teman-temannya itu.
"Kalian duluan aja, Gua sama Hud ditungguin Pak bambam diruangan nya sekarang"
"Ngapain...." tanya Fika yang sedikit heran.
"Bahas materi untuk Olimpiade hari Kamis"
"Ouhh Olimpiadenya ditunda sampai hari Kamis, Yaudah kita duluan ya" Ujar Fika kepada Naura. "Hud titip Naura yaa" pesannya kepada Nuhud
"Iyaa aman" Dan dua sahabat Naura itu pergi ke kelas.
"Main aman aja lho, Emang gua barang pakai dititipin segala. udah ayokk" ujar Naura yang kesal karena Nuhud mengiyakan omongan Fika.
"Qia kita keruangan Pak bambam nya nanti aja ya, agak lamaan dikit. bosan karena cuma dengerin penjelasan Pak bambam"
"Ha-ha-ha gua sebenarnya juga ngerasa gitu, Yaudah kita kesananya jam 11:15 aja. minuman gua juga belum habis nihh" Ucapan Naura dan dia disibukkan lagi dengan handphone nya itu.
Nuhud juga disibukkan dengan handphone miliknya, dan sedang asiknya memainkan handphone Nuhud menerima telfon dari handphone nya.
"Nuhh....."
"Eh abi, assalamu'alaikum bi. Abi apa kabar"
"Wa'allaikumussalam Abi baik nak, Kamu gimana disana. Amankan"
"Nuhh baik-baik aja bi, Gimana kabar umi?"
"Umi mu baik nak, Umi lagi dipesantren karena ada masalah lagi dengan santrinya"
"Ehm... Nuh kangen sama kalian"
"Abi dan umi juga kangen nak. Gimana persiapan untuk Olimpiadenya?
" Aman kok bi, Olimpiadenya ditunda sampai hari Kamis "
"Ouhh berarti masih ada waktu untuk kamu belajar, ingat jangan kecewain guru mu disana. mungkin mereka menaruh harapan besar pada mu."
"Iyaa bii, aku akan mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk sekolah ini. Sebelum aku pergi dari sini setidaknya ada sesuatu yang aku tinggalkan disini"
"Yaa abi percaya kepada mu"
Naura yang melirik jam dinding kantin itu langsung mengasih Nuhud sedikit kode.
"Ehm...." Deheman Naura yang sambil menunjuk jam dinding kantin dengan bahasa isyaratnya.
"Kamu lagi bersama siapa nuhh, tanya Abi Nuhud karena mendengar suara deheman dari Naura.
" Sama teman bi, yaudah aku tutup dulu ya nanti kita sambung lagi, Assalamu'alaikum titip salam buat Umi"
"Iyaa nak, nanti abi sampaikan dalamnya. wa'allaikumussalam" Dan Abi Nuhud memutuskan telfon tersebut.
Naura sebenarnya tidak mempermasalahkan Nuhud menghubungi siapa pun, tapi Naura cuma takut dimarahi karena Pak bambam menunggu sudah sangat lama.
Setelah sampai diruangan Pak bambam, Nuhud dan Naura dihadapkan dengan Buku-buku yang menumpuk dimeja Pak bambam.
"Ini Buku-buku apa Pak" tanya Naura basa-basi
"Ini buku bapak sendiri yang rangkum menjadi satu, karena setiap Olimpiade dari tahun 2015 sampai sekarang bapak sengaja mengoleksi soal-soal Olimpiade dari tahun-ketahun dan mengerjakan soalnya sendiri trus menjadikan buku seperti ini" penuturan panjang lebar dari Pak bambam.
"Sebanyak ini Pak, bukunya tebal" ucapan Naura yang sedikit kaget karena Pak bambam membuat buku yang setebal itu dari soal Olimpiade
"Iyaa silahkan kalian pelajari"
"Pak kalo bukunya kita bawa pulang aja gimana, soalnya untuk mempelajari buku setebal ini tidak mungkin selesai dalam waktu satu jam" Ucapan Naura lagi yang dibenarkan Nuhud.
"Yaudah nggak masalah, nanti selesai Olimpiade kamu kasih bukunya ke bapak lagi"
"Baik pak"
Dan sebelum pergi dari ruangan Pak bambam, tak lupa Pak bambam memberitahu materi apa saja yang harus mereka pelajari.
"Kalian berdua harus menguasai materi yang sudah bapak tandai dibuku itu, karena bapak lihat dari tahun-ketahun materi itu sering muncul dalam Olimpiade tingkat provinsi" ujar pak bambam.
"Dan bapak rasa untuk Waktu yang singkat ini kalian lebih baik mempelajari isi dari buku ini, dan soal-soal yang sudah bapak tandai tersebut karena bapak yakin dalam Olimpiade besok soal yang keluar seperti itu" yang disimak langsung oleh Naura dan Nuhud.
Hari sudah menunjukkan pukul 12:15, Pak bambam mempersilahkan Naura dan Nuhud untuk beristirahat dan kembali ke kelas mereka.
"Silahkan kalian untuk beristirahat dulu boleh, atau mengikuti pelajaran dikelas juga boleh, tapi untuk pelajaran dikelas bapak yakin 15 menit lagi akan usai"
"Baik Pak, kalau begitu kami pamit untuk beristirahat dulu Pak. Dan bukunya nanti kita kembali" ujar Nuhud kepada Pak bambam dan direspon anggukan oleh Pak bambam. dan mereka keluar dari ruangan tersebut.
"Aduhhh dasar bapak tua itu, kalau nggak penting aku nggak bakal datang keruangan nya. Gila kita udah kayak kena kekang aja" ujar Naura kepada Nuhud, Nuhud yang mendengar ocehan Naura hanya tersenyum saja.
"Kamu mau kemana?" tanya Nuhud
"Gua mau ke kelas, pegel nihh. Seharian duduk diruangan Pak tua itu"
"Tapi nanggung sebentar lagi juga udah mau istirahat"
"Biarin, emang gua pikirin. gua sekarang cuma mau rebahan"
"Ahkkk kenapa gua nggak ke UKS aja ya" Tiba-tiba Naura mendapatkan ide brilian dari otaknya.
"Ehh enak aja mau ke UKS. Kita ke masjid, ayok buru" Nuhud menarik hijab Naura, dan berhasil membuat wanita itu marah.
"Hud jangan tarik-tarik hijab gua, nanti lepas jarumnya"
"Biarin"
"Hud.... gua bisa jalan sendiri tanpa di tarik-tarik gini" ucapan Naura yang membuat Nuhud menghentikan langkah nya.
"Yaudah ayok, Kamu Jalan didepan. ntar kabur lagi" ucapan Nuhud dan seketika Naura menghentakkan kakinya kepada Nuhud.
"Apakah sopan menghentakkan kaki seperti itu?" tanya Nuhud yang tidak dihiraukan Naura.
Naura mendahulukan langkah nya dengan sengaja dia berjalan dengan cepat secepat kilat karena tidak mau mendengar ocehan Nuhud yang berbeda sedikit dengan ibunya.
Saat sholat jama'ah Naura dikagetkan dengan suara yang dikenal sedang menjadi imam.
"Itu siapa ya, sepertinya gua kenal suaranya"
Dirakaat pertama Naura sama sekali tidak khusyuk dalam sholatnya, Saat imam membacakan Surah Al-Fatihah, barulah Naura sadar bahwa yang menjadi imam sholat jamaah siang itu adalah Nuhud.
Naura baru saja sadar yang dia lakukan dalam sholat itu adalah dosa, karena tidak khusyuk. Dan Naura berusaha untuk khusyuk dalam sholatnya lagi tanpa harus berfikir ke mana-mana.
Setelah selesai sholat Naura bertanya langsung kepada Nuhud karena dia tidak ingin menduga-duga.
"Tadi Lho yang menjadi imam sholat"
"Ehm" Jawab Nuhud singkat.
"Wahh jadi lho beneran ustadz?" tanya Naura dan memberikan ekspresi kagumnya kepada Nuhud.
"Nggak"
"Trus tadi yang gua dengar siapa, kayaknya suara lho Nuhud" ujar Naura lagi karena dia yakin yang jadi imam sholat tadi Nuhud.
"Berarti kamu tadi sholatnya nggak khusyuk. udah sana sholat lagi, nggak boleh gitu dosa tauukkkk" Ujar Nuhud dan dengan simply nya dia mendorong sedikit kepala Naura dengan telunjuknya.
"Ihkkk jangan gitu, Gua tadi khusyuk kok. karena dengar suara yang mirip dengan lho aja sholat gua jadi nggak khusyuk tapi habis gua sadar dan ngira yang jadi imam lho gua kembali sholat dengan khusyuk lagi kok" jawab Naura dengan jujur, dan Nuhud tidak menemukan kebohongan dari penuturan Naura tadi.
"Tapi yang tadi jadi imam beneran lho kan Hud?" tanya Naura lagi
"Nggakkk Ashqia, bandel banget sih jadi cewek"
"Gua nggak bandel, cuma gua penasaran aja karena suaranya mirip suara lho"
"Yaudah yang jadi imam sholat tadi aku, udah kan" ujar Nuhud supaya Naura tidak banyak bicara lagi.
"Irama lho bagus Hud" Sedikit pujian dari Naura yang tidak direspon Nuhud.
"Lho bohong sama gua Hud?" tanya Naura lagi karena tidak mendapatkan respon dari Nuhud, dan membuat Nuhud mengangga karena Naura tidak percaya kejujuran ataupun kebohongan.
"Kamu menganggap irama imam tadi bagus karena jarang sholat di masjid aja Qia, lebih banyak di luar sana yang bagus iramanya dibandingkan imam tadi" ujar Nuhud
Dan Naura sedikit berfikir apa yang di sampaikan Nuhud itu benar tapi menurutnya irama imam tadi bagus.
"Gua emang nggak pernah sholat dimasjid Hud, karena kehadiran lho aja gua sholat dimasjid. tapi menurut gua pribadi emang irama imam yang tadi emang bagus"
"Ayok ke kelas" ajak Nuhud kepada Naura
"Lho duluan aja, gua mau beli minuman dulu"
"Mau ditemenin nggak?"
"Nggak, Nggak usah dan nggak perlu" ucapan Naura sedikit sombong dan berlalu pergi. Disaat berjalan mau pergi Naura ingat dengan baju yang dibelikan Nuhud.
"Hud baju gua belinya berapa?"
"100k"
"Nanti lho kirim no rekening lho di whatsapp gua ya"
"Ehm"
Sebelum menuju ke kelas Naura terlebih dahulu membeli minuman yang dia inginkan dikantin karena dia merasa sangat haus, dan setelah itu dia buru-buru menuju kelas karena bel menandakan bahwa waktunya untuk masuk kelas dan melanjutkan perjalanan.