Genies mulai bermunculan dari dimensi lain, masing-masing mencari partner manusia mereka di seluruh dunia. Dalam pencarian mereka, genies yang beraneka ragam dengan kekuatan luar biasa mulai berpencar, setiap satu memiliki kekuatan unik. Di tengah kekacauan itu, sebuah genie dengan aura hitam pekat muncul tiba-tiba, jatuh di kamar seorang anak berkacamata yang dikenal aktif berolahraga. Pertemuan yang tak terduga ini akan mengubah hidup mereka berdua selamanya, membawa mereka ke dalam petualangan penuh misteri dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ilmu Ghaib thak terbayangkan
Setelah Zarkon menghilang ke dalam kegelapan malam, Raka, Zarok, dan Aira mulai berjalan pulang. Raka merasakan adrenalin masih mengalir dalam tubuhnya, dan ia ingin membagikan pengalamannya dengan teman-temannya.
“Wow, itu sangat menegangkan!” Raka berkata, masih berusaha mengatur napasnya. “Aku tidak menyangka bisa menghadapinya dengan baik.”
Zarok tersenyum. “Kau melakukannya dengan luar biasa, Tuan. Keberanianmu dan kemampuan untuk memanfaatkan energimu sangat mengesankan.”
“Dan kamu juga, Zarok!” Raka menambahkan, berterima kasih pada genie kesatria hitamnya. “Tanpamu, aku pasti akan kesulitan.”
Aira melayang di samping mereka, tampak bersemangat. “Kita telah membuktikan bahwa kita bisa bekerja sama! Misi selanjutnya bisa jadi lebih menarik, bukan?”
“Ya, tapi kita perlu berhati-hati,” Raka menjawab. “Zarkon mungkin tidak akan menyerah begitu saja. Dia pasti akan merencanakan sesuatu.”
Zarok mengangguk. “Kau benar, Tuan. Kita harus tetap waspada dan terus melatih kekuatan kita. Mungkin kita bisa mencari genie lain untuk bergabung dalam tim kita.”
“Aku setuju!” kata Aira. “Semakin banyak teman yang kita miliki, semakin kuat kita. Kita bisa saling mendukung.”
Raka tersenyum. “Bagaimana kalau kita mulai mencari genie lain besok? Aku ingin memastikan kita siap menghadapi semua kemungkinan.”
“Bagus! Aku tahu beberapa tempat di mana kita mungkin bisa menemukan genie lain,” Zarok menjawab dengan semangat. “Kita bisa menjelajahi hutan di dekat danau. Itu adalah tempat yang dikenal banyak genie berkumpul.”
“Dan setelah itu, kita bisa mampir ke rumah makan favoritku!” Aira menambahkan dengan ceria. “Aku ingin merayakan kemenangan kita dengan makanan enak!”
“Pasti!” Raka tertawa. “Kita bisa merayakan keberhasilan kita setelah mencari genie lain.”
Saat mereka berjalan pulang, Raka merasakan rasa percaya diri yang baru. “Terima kasih, teman-teman. Aku tidak akan pernah bisa melakukan ini tanpa dukungan kalian.”
Zarok dan Aira tersenyum, merasakan kebersamaan yang kuat. “Kita adalah tim, Raka. Bersama, kita bisa menghadapi apa pun.”
Malam semakin larut, dan saat mereka tiba di rumah, Raka merasa lelah tetapi bahagia. Ia bertekad untuk terus berlatih dan menjadi lebih kuat.
“Baiklah, kita semua butuh istirahat. Besok adalah hari baru dan tantangan baru!” kata Raka.
“Tidurlah nyenyak, Tuan. Kami akan tetap bersamamu dalam mimpimu,” Zarok berjanji.
“Selamat malam, Raka! Sampai jumpa di petualangan selanjutnya!” Aira menambahkan, melayang pergi menuju tempatnya.
Raka masuk ke dalam rumah, berbaring di tempat tidur, dan tersenyum. “Besok, petualangan baru dimulai,” pikirnya, sebelum akhirnya tertidur dengan tenang, siap menghadapi hari yang penuh kejutan di depan.
Malam itu, Raka terlelap dengan nyaman di tempat tidurnya. Dalam mimpinya, ia berada di sebuah restoran yang indah, dikelilingi oleh lampu-lampu berkelap-kelip dan aroma makanan yang menggugah selera. Ia melihat seorang gadis di depannya—Nadia, kekasihnya, tersenyum manis padanya.
“Nadia!” Raka berseru, merasa bahagia. “Kau di sini! Aku tidak bisa percaya ini!”
Nadia tertawa lembut. “Tentu saja, Raka! Aku tahu betapa kau mencintai makanan enak, jadi aku mengundangmu untuk makan malam spesial ini.”
Raka memandang sekeliling. Meja di depan mereka penuh dengan berbagai hidangan lezat. “Wow, lihat semua makanan ini! Ada pasta, sushi, dan kue coklat! Kenapa tidak ada sambal?” Raka bertanya dengan nada bercanda.
Nadia menggoda, “Kau memang gila sambal! Mungkin kita bisa memesan beberapa sambal untuk menemani hidangan kita?”
“Ya! Itu ide yang bagus! Bayangkan pasta dengan sambal—kombinasi yang sempurna!” Raka berkata dengan antusias.
Mereka mulai menyantap makanan, dan Raka tidak bisa berhenti memuji hidangan yang disajikan. “Ini enak sekali! Aku tidak pernah merasakan pasta sebaik ini sebelumnya! Apa rahasianya?”
Nadia tersenyum sambil menyendok sedikit pasta ke dalam mulutnya. “Rahasia terletak pada cinta yang dituangkan dalam setiap masakan. Dan aku tahu kau selalu berusaha menciptakan momen-momen istimewa.”
Raka merasa hangat mendengar kata-kata Nadia. “Kau tahu betapa aku menyukaimu, kan? Setiap momen bersamamu adalah keajaiban.”
“Momen seperti ini membuatku merasa beruntung bisa bersamamu,” jawab Nadia sambil menyuapkan kue coklat ke dalam mulutnya. “Kau tahu, makanan ini tidak ada artinya tanpa kamu di sampingku.”
Raka meraih tangan Nadia, menggenggamnya erat. “Dan aku berjanji untuk selalu ada di sampingmu. Kita akan membuat banyak kenangan bersama.”
Nadia memandang Raka dengan penuh cinta. “Dan kita akan mencoba semua makanan di dunia ini, kan?”
“Setiap hidangan yang enak dan setiap sambal yang pedas!” Raka tertawa, merasa sangat bahagia.
Tiba-tiba, suasana berubah, dan lampu-lampu restoran menjadi lebih terang. Raka melihat sekeliling dan menyadari bahwa semua makanan telah berubah menjadi makanan favoritnya. “Ini luar biasa! Aku tidak percaya kita bisa melakukan ini!”
“Selama kita bersama, tidak ada yang tidak mungkin,” Nadia menjawab dengan percaya diri. “Ayo kita habiskan semua makanan ini!”
Mereka mulai melahap semua hidangan di depan mereka, tertawa dan bercanda. Raka merasa seperti dunia hanya milik mereka berdua, penuh dengan kebahagiaan dan cinta.
“Raka, aku mencintaimu lebih dari makanan ini,” Nadia berkata dengan tulus, menatap mata Raka.
“Aku juga mencintaimu, Nadia. Dan aku berjanji akan membuat setiap momen kita berharga, sama seperti makan malam ini.”
Saat mereka terus menikmati makanan mereka, Raka merasa hidup dalam mimpinya. Semua yang ia inginkan ada di hadapannya—cinta, makanan enak, dan kebahagiaan yang tak terlukiskan.
Dengan hati yang penuh, Raka melanjutkan makan dan bercanda dengan Nadia, tahu bahwa kebahagiaan ini akan selalu bersamanya, baik dalam mimpi maupun kenyataan.
Tiba-tiba, suara alarm membangunkannya dari mimpi indahnya. Raka membuka matanya, tersenyum, dan berkata, “Hari ini akan menjadi hari yang luar biasa.”