NovelToon NovelToon
Istri Penyembuh Luka

Istri Penyembuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.

Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.

Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.

Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.

Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?

Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?

Happy reading ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Dimas masuk ke kamar, dia tidak melihat Kasih di tempat tidur. Tidak lama Kasih keluar dari ruang ganti sudah dengan baju tidurnya.

“Kau sakit?” tanya Dimas khawatir.

“Tidak, aku hanya mengantuk.” Kasih naik ke tempat tidur, menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut karena malas melihat Dimas.

“Kau tidak bisa bernafas nanti.” Dimas memperbaiki selimut Kasih sampai lehernya. Kasih sampai salah tingkah di buatnya. Tapi Kasih langsung sadar diri kalau dia tidak boleh mengambil hati perhatian Dimas.

“Menurutmu kita kemana besok?” tiba-tiba Dimas memulai percakapan. Kasih membuka matanya lebar meski masih dalam posisi berbaring sementara Dimas duduk di samping Kasih menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur dan meluruskan kakinya.

“Aurel ingin bermain? Bagusnya di mana? Aku sama sekali tidak tahu tempat bermain.” Tanyanya lagi.

“Di mall saja,” jawab Kasih singkat seperti tidak tertarik dengan percakapan itu. Percuma juga, Dimas akan selalu menganggapnya baby sitter dan bukan istri.

“Aku akan menjemput kalian besok sepulang sekolah.”

“Mmm…”

“Kau sudah mengantuk?”

“Iya.”

“Istirahatlah kalau begitu.” Dimas berdiri dan kembali ke sofa. Sesekali dia masih melirik tempat tidur. Dimas merasa Kasih sedikit berbeda dari biasanya. Kasih tidak banyak bicara dan menjawab seadanya.

Dimas menghela nafas, lalu membaringkan tubuhnya di sofa. Sementara bola mata Kasih masih terbuka lebar dan tidak bisa terpejam.

Tidak usah sok pura-pura baik padaku, jangan membuat aku salah faham. Aku tahu kau masih mencintai wanita itu kan, jadi jangan memberi harapan padaku lagi.

Pagi harinya sebelum berangkat ke sekolah, Dimas kembali mengingatkan Kasih kalau nanti siang dia akan menjemput mereka di sekolah tapi Aurel ternyatapunya ide yang lain.

“Bagaimana kalau kami yang menjemput Papa saja? Tante Kasih ka belum pernah main ke perusahaan Papa.” Bola mata Kasih membulat melirik Aurel.

Apa-apaan sih Aurel. Malas banget ke perusahaannya, buat apa coba.

“Boleh juga,” Kasih berganti melirik Dimas. Dia setuju? Bukannya selama ini dia paling tidak mau Kasih menampakkan diri sebagai istrinya? Jika Kasih dan Aurel ke perusahaan, tentu orang-orang akan heboh melihat istri boss mereka. Apa dia tidak keberatan?

“Kalau begitu Papa tunggu kalian.” Dimas tersenyum pada Kasih, senyuman yang berhasil menggetarkan dada Kasih.

“Oke. Ayo Tante.”

Aurel menarik tangan Kasih yang masih terpaku di tempatnya. Melihat Dimas yang masih mengukir senyum di wajahnya mengiringi langkah istri dan anaknya keluar dari rumah.

Kasih menggeleng-gelengkan kepalanya, sekarang dia harus memasang tembok pembatas yang sangat besar. Dia tidak akan membiarkan hatinya goyah untuk yang ke sekian kalinya. Keputusannya untuk meninggalkan Dimas sudah bulat dan mantap. Hanya tinggal menunggu waktu saja Kasih akan pergi dari rumah itu.

“Tante,” Kasih menoleh.

“Mmm…”

“Aku sayang sama Tante, terima kasih sudah mau jadi Mamaku.” Kasih mengkerutkan kening, kenapa tiba-tiba gadis kecil itu mengatakan hal manis seperti itu.

“Apa boleh aku memanggil Tante, Mama?” kasih meminggirkan mobilnya karena terkejut dan juga mereka sudah sampai di sekolah.

“Apa kamu bilang?” tanya Kasih ulang, takut apa yang dia dengar tadi salah.

“Boleh aku panggil Tante Mama?” tanya Aurel mengulang pertanyaannya.

“Karena Tante tidak menjawab berarti boleh.”  Ujar Aurel menjawab pertanyaannya sendiri.

Aurel melepaskan sabuk pengamannya dan mencium pipi Kasih sebelum keluar dari mobil. “Aku sekolah dulu yah, Ma.” Ujarnya.

Sementara Kasih masih terpaku di dalam mobil. Wanita itu memegang dadanya yang terasa bergetar.

Mama? Gadis itu mau memanggilnya Mama, hal yang berada di luar bayangan Kasih sejak pertama menikah.

“Mama? Aku di panggil Mama?” Kasih tersenyum, bahagia sekali di dalam hatinya. Kasih terus tersenyum hingga senyumnya berubah jadi tawa kecil.

“Tapi kenapa harus sekarang, Aurel? Kenapa kamu memanggil ku Mama di saataku akan meningalkanmu?” senyumnya perlahan memudar. Bagaimana bisa dia akan menghancurkan kebahagian anak kecil itu.

Anak sambungnya sudah benar-benar menerimanya sebagai Mama, bahkan sekarang juga sudah memanggilnya Mama. Lalu apakah Kasih akan tega meninggalkannya?

Kasih mendesah berat. Sekarang apa yang harus dia lakukan. Di saat keputusannya meninggalkan Dimas sudah bulat, Aurel malah membuatnya ingin tetap tinggal dengan gelar barunya sebagai Mama.

Sepulang sekolah Aurel dan Kasih pulang ke rumah terlebih dahulu mengganti pakaian mereka. Kasih memilih memakai atasan berbahan kain dengan celana jeans sebagai bawahan. Rambut panjangnya di ikat tinggi hingga hanya menyisakan anak rambut yang menutupi keningnya.

Kasih memoles wajahnya tidak terlalu tebal, sederhana tapi tetap cantik. 

 

"Ayo, Ma." Meski hari ini telah berulang kali Aurel memanggilnya Mama, hati Kasih masih berdebar-debar mendengarnya. Muli dan Bik Nurmi yang mendengarnya pun ikut senang.

 

"Selamat yah, Kasih. Akhirnya usaha kamu membuahkan hasil." Yah, usaha Kasih yang dengan tulus mengurus Aurel akhirnya membuahkan hasil. Gadis itu sekarang sudah menjadikan dirinya sebagai Mama yang sangat dia sayangi.

"Ibu yakin, sebentar lagi Dimas juga akan menerima kamu." Kalau masalah itu Kasih hanya bisa tersenyum masam.

Kapan tepatnya hal itu akan terjadi, atau apakah mungkin dia menerima orang lain jika setiap malam dia masih tidur memeluk foto usang.

Kasih dan Aurel sampai di perusahaan. Mereka berdua sering melewatinya, Aurel juga selalu menunjukkan pada Kasih kalau itu adalah perusahaan Papanya.

Beberapa orang mengenali Aurel. Mereka tahu Aurel putri pemilik perusahaan, tapi tidak ada yang mengenali Kasih.

"Permisi, anda mau kemana? Mencari siapa?" Tanya petugas keamanan yang tidak mengenali keduanya.

Aurel mendengus kesal.

"Om tidak tahu kalau ini Mamaku, istri Papaku," ujar Aurel saat petugas keamanan menghalangi mereka naik ke lift.

"Tentu saja jika dia Mamamu pasti dia istri Papamu. Tapi jika kau ingin menggunakan lift ini, kau harus melapor dulu ke sana." Ujar petugas keamanan menunjuk meja resepsionis.

“Tidak perlu. Ayo, Ma.”

“Adik kecil, perusahaan ini bukan punya nenek moyangmu jadi kau tidak boleh sembarangan. Kalau tidak ingin mengikuti peraturan silahkan pergi dari sini.”

Wajah Aurel sudah berubah kesal, dia sudah ingin kembali bicara tapi Kasih lebih dulu menahannya.

“Sayang, lebih baik kita melapor saja dulu.” Ujar Kasih menarik Aurel ke meja resepsionis.

Kasih lalu mengatakan kalau tujuannya datang untuk bertemu dengan Dimas.

“Apa anda sudah buat janji dengan Pak Dimas,”

“Iya, kami sudah buat janji tadi pagi di rumah.” Ujar Kasih sambil tersenyum manis. Dia ingin pamer pada pegawai wanita yang sejak tadi saling berbisik melihatnya kalau dia adalah istri pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.

“Aurel,” semua menoleh pada suara Dimas yang memanggil anaknya. Kasih langsung menunduk, menyadari kalau Dimas tidak akan menyambut kedatangannya seperti yang dia lakukan pada Aurel.

Tapi di luar dugaan Kasih.

“Sayang, kenapa kau tidak langsung naik ke atas.” Dimas menghampiri Kasih memeluk pinggangnya dan mencium keningnya di depan semua orang.

Seketika Kasih membeku, bola matanya membulat karena terkejut. Dia memgangi dadanya, serasa jantungnya akan melompat keluar dari dalam dadanya.

Kak Dimas, kenapa kau melakukan ini padaku. Apa maumu sebenarnya?

1
Heri Wibowo
mudah-mudahan Dimas beneran menerima kasih
Ana
payah emang dimas 😅
Ana
😢😢😢😢
Heri Wibowo
Aurel kok panggil kasih masih Tante seharusnya Panggil Mama dong
Heri Wibowo
betul itu menunggu yang tak pasti memang tidak enak
Julia Juliawati
Mia udh bahagia ngapain jg km menyiksa diri. walo pun km nyiksa diri mia g akn kembali sm. km dimas
Queen_A
Lanjut thor
Ana
boleh dong 😁😁
Ana
ya karena dia mengingkari
Upi Raswan
Dimas menyebalkan yaa..tapi aku gak bisa benci sama Dimas karena yg dilakukannnya untuk menebis kesalahannya pada Mia,,ayolah dimas Mia sudah bahagia..maafkan dirimu sendiri dan mulailah dengan cinta yang baru
Heri Wibowo
apa janjimu kepada Mia sebuah keharusan, tentu tidak kan dimas.
💐🌸evalidya ❀∂я 🤶🌸💐
harus buka hati dong dr mulai sekarang
hidup mesti berlanjut
tidak baik sendiri
dan menyiksa diri....
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Heri Wibowo
Wah sudah ada tanda-tanda nih sama Dimas
Heri Wibowo
Sudahlah Lukas nggak usah ikut campur itu istri orang
Ana
cieeee yang udah mulai cemburu 😁😁
merry jen
cemburuu liat binii dipegang cwo lainn ,,hdp tuu berjlnn dimass jgnn terpatok sm msa lluu muu klo kmu gk bss SM Nia beratii Mia bukn jdohmuu ,,hrgaii yg ad ddpn mata gilirnn hilngg brr kebakar jenggot kmuu mskk mau kehilangan lgg
💐🌸evalidya ❀∂я 🤶🌸💐
biarkan dimas cemburu sama lucas
biarkan saja....
merry jen
Lucas dh kyk emk. emk rempongg 🤣🤣🤣🤣
Queen_A
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!