Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22 Gagal Lagi
"Abang .. Ayo jawab? Kak Malika kenapa"? tanyanya.
Namun bukannya menjawab pertanyaan sang istri Aydeen malah menatap lekat wajah cantik Ayyura yang polos tanpa riasan sedikitpun itu.
Sang empu yang ditatap seperti itu malah meleleh, gimana gak meleleh orang yang natap setampan dan sesexi itu. "Abang". lirih Ayyura pelan.
"Hmm .. apa sayang"? jawab Aydeen dengan suara beratnya. Dia masih terus menatap sang istri.
"Jangan lihat Yura begitu .. Yura jadi malu". ucapnya sembari memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Kenapa malu, Hmm"? Aydeen makin gencar menggoda istrinya.
"Abang .. Please .. pakai bajunya gih". cicit Yura yang tak sengaja melihat perut sixpack sang suami.
Namun bukannya mendengarkan, Aydeen malah menarik tubuh mungil istrinya menubruk dada bidangnya yang tanpa atasan itu.
Aydeen mengambil satu tangan mulus itu lalu ia letakkan keatas dadanya.
"Semua Ini milikmu Ayy". lirih Aydeen pelan.
Dengan gugup Yura mulai meraba dan merasakan sensasi disetiap inci dada suaminya itu.
"Ahh .. Ayy kau selalu bisa membuatku menegang". bisiknya dibalik telinga Ayyura, lalu menyisir halus wajah dan lehernya Yura secara bergantian.
"Abang .. Euuggh". Yura mulai terbawa suasana.
"Ayy". lirih Aydeen menatap penuh damba pada Yura. "Boleh"? tanya nya ambigu.
Ayyura seolah mengerti maksud dari ucapan Aydeen lalu mengangguk kecil sembari malu-malu.
Aydeen pun mencium kening istrinya cukup lama.
"Maafin Abang telat pulangnya ya". Gumam Aydeen.
"Hmm .. Yura kira Abang belum pulang malam ini, makanya Yura udah tidur duluan". balasnya lembut.
Aydeen menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang istri yang sejak tadi menggodanya.
"Kamu wangi banget sih Ayy". bisiknya pelan kemudian ia kecup leher itu pelan, namun bisa membuat Yura meremang dan panas dingin.
"Abang kangen banget sama Kamu Ayy .. Kau tahu Abang berusaha keras selama seminggu ini agar bisa pulang lebih cepat, Abang sudah tidak sabar melihat wajah istri Abang ini". ujarnya kembali sembari mencium lembut bibir mungil Ayyura.
Aydeen terus melumat bibir itu sampai menyesak kedalam. Ayyura memejamkan matanya lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher tegap suaminya itu dengan manja.
Ayyura mulai terhanyut dalam kehangatan ciuman mereka dengan perlahan ia membalas ciuman itu walaupun masih dengan amatir, turut merasakan setiap jengkal ketegangan yang sedang menguap dari tubuhnya bersama suaminya.
"Bagaimana sayang hmm"? tanya Aydeen lembut.
"Aku masih kaku Bang". jawabnya pelan.
"Tidak apa-apa, kalau Kamu sudah sangat mahir malah Aku curiga sayang"? goda Aydeen.
"Iiih Abang .. semuanya pertama dengan Abang". Yura mulai merajuk layaknya anak kecil.
"Abang percaya sayang .. makanya biar Abang aja yang ajarin, mau"? ucap Aydeen dengan kerlingan mata yang menggoda.
Ayyura tertawa kecil melihat tingkah suaminya yang kadang-kadang bisa membuat ia merasa terhibur dan tersentuh dengan sifatnya yang menggoda.
"Abang boleh Yura bertanya hal yang sedikit pribadi sama Abang"? tanya Yura hati-hati.
"Silahkan sayang, Kamu bebas menanyakan apapun dengan suami tampanmu ini". ujar Aydeen dengan percaya dirinya. Dia meraih jemari Yura lalu ia taukan dengan jemarinya. Kemudian ia tatap mata teduh itu dengan penuh cinta dan keyakinan.
"Apa Abang pernah"? Ayyura nampak ragu-ragu untuk meneruskan ucapannya.
"Pernah tidur dengan Malika, itu yang ingin Kau tanyakan Ayy"? potong Aydeen dengan cepat.
Ia seolah tahu kegundahan hati istrinya selama ini. Lalu ia sengaja menyentuh hidungnya dengan hidung mancung yura.
"Aku akan jujur semuanya malam ini". lanjutnya lagi, sembari mengecup pelan punggung tangan Yura.
"Apa setelah Aku jujur, Kamu mau menerimaku seutuhnya Ayy". ucap Aydeen dengan serius.
"Aku mau semuanya diawali dengan kejujuran Bang".
"Hmm .. Baiklah". jawab Aydeen yakin.
"Ayo duduk sini". Aydeen pun beranjak menegakkan sedikit tubuhnya lalu bersandar di tempat tidurnya.
Ayyura juga ikut duduk disebelah suaminya dengan kedua kaki dilipat, dia benar-benar ingin tahu semua masa lalu suaminya dengan jelas, agar tidak ada salah paham lagi kedepannya nanti.
"Silahkan Bang". ucapnya dengan pelan.
"Abang pernah melakukannya dengan Malika".
ucap Aydeen jujur dengan mata yang masih lekat menatap sang istri. Ayyura terdiam mendengarnya.
"Bahkan bukan hanya pernah lagi, tapi sudah berapa kali Ayy .. Maaf .. jika Kamu harus mendapat bekas sisa dari orang lain". ucapnya pelan tertunduk.
"Abang kira, Kami akan segera menikah .. niat hati Abang padanya tidak hanya sebatas teman tidur".
"Abang memang ingin menikahinya dan menjadikan Malika istri Abang seutuhnya. Namun Allah punya takdir yang lebih indah dengan mempertemukan Abang dengan Kamu Ayy". ujar Aydeen serius.
"Tapi Apa Abang tidak merasa bersalah padanya? Abang sudah merenggut mahkotanya, namun Abang tidak jadi menikahinya, bagaimana ini Bang? Bagaimana jika Kak Malika hamil anak Abang diluar sana? bahkan kita tidak pernah tahu alasan dirinya pergi karena apa kan"? cercah Yura dengan pelan.
"Hmm .. Kau harus tahu Ayy, Aku tidak pernah merenggut Mahkotanya Malika". sentak Aydeen.
"Bukannya Abang sering tidur bersama dengannya"?
"Tidur bersama belum tentu jadi yang pertama Ayy"!
Ayyura menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Apa maksud Kamu bang"? pekik Ayyura terisak.
"1 tahun lalu, saat pertama kali Aku menyentuhnya. Aku bukan orang yang pertama Yura, maaf .. Jika Aku harus mengatakan ini, tapi memang benar dia sudah tidak perawan lagi, Aku menjamah tubuhnya".
"Dan Aku benar-benar minta maaf harus membahas hal ini terlalu jauh denganmu. Aku ini seorang pria, jelas Aku tahu yang mana pertama dan yang sudah sering". ucap Aydeen dengan wajah menunduk malu.
"Abang berbohong! Kak Malika wanita yang terhormat mana mungkin dia bisa seperti itu Bang"!
"Kami ini dari keluarga yang berpendidikan dan juga memegang penuh agama dan sunnah rasul Bang".
"Papa dan Mama selalu mengajari kami agar jangan sampai menjadi wanita yang lalai, gagal dalam menjaga kehormatan yang dia punya satu-satunya". tukas Ayyura merasa tersinggung dengan ucapan dari suaminya itu barusan. Secara tidak langsung Aydeen mengatakan Malika adalah wanita yang liar.
"Aku tidak berbohong Ayy! untuk apa Aku berbohong dalam hal sebesar ini, memang ini lah kenyataan yang Aku dapati saat pertama kali menyentuhnya".
"Stop Bang Aydeen"! sentak Yura sembari terisak.
"Cukup Bang .. cukup .. jangan katakan apapun lagi, cukup Aku saja yang mendengar dan tahu hal ini. Jangan sampai Papa dan Mama mengetahuinya".
"Mau ditaruh dimana wajah Papa dan Mamaku, Bahkan Aku saja sudah tidak sanggup untuk mendengarnya lebih lanjut lagi, bagaimana dengan kedua orang tuanya Bang? Mereka pasti akan merasa telah gagal mendidik putri satu-satunya itu".
"Tapi Aku berkata jujur Ayyura, Aku tidak berbohong"!
"Jika memang bukan Abang yang pertama? mengapa Abang masih bertahan dengannya sampai 5 tahun lamanya? Apa karena Abang bukan orang pertama yang mengambil kesuciannya.
Jadi Abang merasa tidak perlu harus bertanggung jawab setelah melakukannya, Iya"! baru kali ini Yura begitu sangat emosi saat bicara.
"Tidak seperti itu Yura! secara tidak langsung kau telah menuduhku hanya mengambil kesempatan dalam dirinya! Sudah kubilang sebelumnya bahkan Aku memang berniat untuk menikahinya".
"Aku sudah berniat serius dan menerima semua kekurangan dirinya apa adanya, tapi malah dia sendiri yang memilih kabur dan lari dihari pernikahan Kami. Jadi apa Aku masih bersalah dalam hal ini"! sergah Aydeen yang ikut tersulut emosi.
Ayyura semakin terisak saat mendengar amarah sang suami yang sudah meledak-ledak itu.
Dia benar-benar kalut, malam yang seharusnya menjadi malam pertama untuk pasangan pengantin baru ini, ehh malah harus tertunda dan gagal lagi.
Jujur itu emang sakit dan membuat luka pada orang yang tidak terima dengan kenyataan pahitnya.
semakin kesini akan semakin seru