Pernikahan yang terjadi antara Ajeng dan Bisma karena perjodohan. Seperti mendapat durian runtuh, itulah kebahagiaan yang dirasakan Ajeng seumur hidup. Suami yang tampan, tajir dan memiliki jabatan di instansi pemerintahan membuatnya tidak menginginkan hal lain lagi.
Ternyata pernikahan yang terjadi tak seindah bayangan Ajeng sebelumnya. Bisma tak lain hanya seorang lelaki dingin tak berhati. Kelahiran putri kecil mereka tak membuat nurani Bisma tersentuh.
Kehadiran Deby rekan kerja beda departemen membuat perasaan Bisma tersentuh dan ingin merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya, sehingga ia mengakhiri pernikahan yang belum genap tiga tahun.
Walau dengan hati terluka Ajeng menerima keputusan sepihak yang diambil Bisma. Di saat ia telah membuka hati, ternyata Bisma baru menyadari bahwa keluarga kecilnya lah yang ia butuhkan bukan yang lain.
Apakah Ajeng akan kembali rujuk dengan Bisma atau menerima lelaki baru dalam hidupnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Tidak Saling Mengenal
Bisma tertegun, ia memang menyadari setelah melahirkan Lala, mobilitas Ajeng semakin tinggi. Di hari Sabtu dan Minggu yang biasanya dihabiskan Ajeng untuk beberes rumah dan melayani semua kebutuhannya mulai jarang dilakukan.
Memang ia sering melihat ada saudara jauh yang sempat dikenalkan Ajeng bernama Hendra dengan istrinya Asih yang berpakaian tertutup dan bercadar.
Semenjak itulah istrinya itu lebih banyak beraktivitas di luar. Dan Bisma tidak pernah mempermasalahkan semuanya. Karena sejak awal pun ia membatasi diri untuk berinteraksi.
Ia paling tidak suka diganggu jika sedang fokus dalam ruang kerjanya, entah itu di hari Sabtu maupun Minggu. Karena yang ada dalam otaknya hanya bekerja, sedangkan yang lain nomor sekian.
Kini tatapan Andrean fokus pada Bisma. Matanya mengarah pada Ajeng dan kembali pada Bisma dengan penuh selidik.
“Saya jadi curiga .... “ Andrean berkata dengan kening berkerut, “Apa pak Bisma mengenal bu Ajeng? Atau punya hubungan dekat?”
Sontak pertanyaan Andrean membuat Bisma terkejut. Bagaimana mungkin Andrean yang berprofesi sebagai pengusaha dan menjadi teman seperjalanannya bisa mengambil kesimpulan secepat ini.
“Mengapa pak Andrean bisa berpendapat seperti itu?” Bisma tak tak langsung menjawab.
“Tim penilai akan menyelidiki latar belakang para pelaku UKM dan UMKN untuk melihat aliran dana dalam proses usaha yang mereka geluti sebelum memberikan penghargaan atas kinerja mereka.
Ini dilakukan untuk mencegah money laundry yang sudah sangat marak. Dan kami mengetahui bahwa usaha bu Ajeng murni dari kantong sendiri. Dan saya sedikit mendapat informasi bahwa bu Ajeng telah berpisah dengan suaminya yang seorang ASN bernama Bisma. Atau hanya kebetulan nama mantan suaminya sama ....?”
Bisma tersenyum kecut tanpa keinginan menjawab pertanyaan Andrean. Ia tidak ingin terjebak dan membenarkan prasangka Andrean yang benar-benar tepat.
“Mengapa hal seperti itu anda dalami? Bukankah itu sudah masuk ranah pribadi?” Bisma berkata dengan perasaan tak nyaman atas pertanyaan Andrean yang penuh selidik padanya.
“Kalau tidak benar syukurlah .... “ senyum meremehkan terbit di wajah Andrean saat mengatakannya tepat di hadapan Bisma, “Bu Ajeng perempuan menarik. Pasti banyak yang ingin dekat padanya .”
Bisma hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Andrean. Kini tatapannya mengarah kembali ke panggung. Di luar dugaan namanya disebut untuk memberikan penghargaan kepada para pelaku usaha yang masih menunggu di pentas, yang sebelumnya Andrean telah terlebih dahulu naik ke pentas untuk memberikan penghargaan berupa sertifikat dan uang pembinaan.
Di luar kuasa Bisma, ia mewakili Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Malang untuk menyerahkan buket serta sertifikat dan uang pembinaan pada Ajeng yang mendapat penghargaan sebagai pelaku UMKM terbaik dengan beberapa peserta yang ada yang karena telah menciptakan lapangan pekerjaan atas usaha mikronya di berbagai bidang.
Dada Ajeng berdebar hebat ketika matanya menatap sosok yang berdiri dari kursi VVIP dan berjalan semakin mendekat ke arahnya. Ia tidak pernah menyangka akan bertemu sang mantan yang memang sudah ia hindari enam bulan belakangan begitu talak yang kedua kalinya terucap di bibir Bisma.
Senyum berusaha ia tampilkan dengan sempuna ketika sosok tegap itu berdiri dengan gagah di hadapannya. Di dalam hatinya menangis menahan kesedihan. Kenapa harus dipertemukan kembali, disaat hatinya masih mengobati lara yang tertinggal akibat sikap dingin sang suami yang kini menjadi mantan.
“Terima kasih,” Ajeng berkata pelan ketika matanya beradu pandang dengan Bisma.
Dengan cepat Ajeng mengalihkan pandangan ketika tatapan Bisma masih mengarah dengan lekat padanya. Ia hanya menangkupkan kedua tangan di dada ketika tangan Bisma terulur untuk menjabat tangannya.
Melihat perbuatan Ajeng membuat Bisma menatapnya tak percaya. Ia tidak menyangka akan mendapat sambutan seperti ini. Di manapun keberadaannya akan mendapat sambutan hangat dan hormat dari orang yang bertemu dengannya.
Tapi di sini, sekarang ....
Akhirnya Bisma menurunkan tangan dan hanya menganggukkan kepala dengan senyum kosong yang ia berikan, karena wajah Ajeng telah berpaling darinya tanpa meninggalkan senyum sedikit pun untuknya.
Secepat inikah perempuan yang telah memberikan seorang putri padanya bersikap acuh. Batin Bisma tak terima atas perlakuan Ajeng barusan. Ia merasa tidak memiliki kesalahan apa pun selama mereka berumah tangga. Apalagi Ajeng adalah tipe perempuan yang tidak pernah protes atas segala sikap dan tingkah lakunya selama bersama dalam satu atap.
Dari tempatnya duduk saat ini tatapan Bisma masih mengarah pada satu titik. Ia tidak menyangka Ajeng diminta untuk menyampaikan sepatah dua kata sekapur sirih sebagai bukti dan berbagi pengalaman atas pencapaiannya sebagai pemain baru dalam dunia UMKM tetapi sudah mendapat apresiasi yang sangat besar dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Suara tenang dan lembut Ajeng terdengar dalam ruangan ballroom hotel Grand Mercure menghipnotis para tamu yang berada di sana. Bisma dapat melihat bagaimana sosok Ajeng membuat semuanya antusias dan fokus mendengar ucapannya.
“ ... ucapan syukur selalu saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada saya. Terima kasih kepada orangtua yang telah membimbing saya sehingga mampu berpijak di kaki sendiri untuk membantu saudara kita yang masih kekurangan. Serta putri kecil saya sebagai penyemangat dan nafas hidup saya dalam berkarier untuk memberikan manfaat kepada masyarakat .... “
Bisma tertegun mendengar kata demi kata meluncur di bibir Ajeng yang begitu fasih dan santai dalam memberikan dan berbagi pengalaman sebagai enterpreneur muda di bidangnya. Walau dalam hati ada sedikit kekecewaan. Ia tau pasti itu, karena ia pun sadar diri kenapa tidak disebut dalam momen bergengsi tersebut.
“Wah, single parent .... “ bisik-bisik lelaki yang berada dalam lingkaran kursi VVIP tempatnya duduk saat ini terdengar di telinga Bisma.
“Yang ini sih jelas janda berkelas .... “ Andrean ikut nimbrung membuat telinga Bisma pedas mendengarnya, “Yang seperti ini sangat cocok untuk dijadikan ‘future wife.’ Pandai mengelola harta suami.”
Bisma merasa tak senang saat Andrean menepuk lengannya begitu mengakhiri ucapannya barusan. Entah kenapa kehadiran Ajeng dalam ruangan yang sama dengannya membuat suhu tubuhnya meningkat. Apa lagi para lelaki dewasa yang nota bene sudah berkeluarga menjadikan sang mantan topik pembicaraan yang hangat diantara sesama mereka.
Bisma masih menyimak perkataan MC yang mengakhiri rangkaian acara seminar sekaligus penghargaan kepada para pelaku usaha yang berprestasi di bidangnya masing-masing.
“Secepatnya kita akan mengadakan kunjungan ke tempat para finalis yang mendapatkan penghargaan,” bisik Andrean padanya.
Bisma tak menjawab hanya kepalanya mengangguk menyetujui perkataan Andrean yang tertuju padanya. Otaknya masih belum sinkron untuk berpikir jauh. Belum lagi masalah asmara yang membuatnya harus mengambil keputusan terbaik, karena ini berkaitan dengan masa depan yang otomatis adalah jangka panjang kehidupannya.
Dan kini ia melihat sang mantan telah menjadi perempuan sukses di mata orang lain, yang ia sendiri tidak pernah tau, dan mau tau dengan kesibukan dan aktivitas kesehariannya. Tapi sedikit banyak ia paham, inilah yang membuat e-banking nya memberi notif setiap waktu.
Satu tahunan sebelum ia mengucapkan talak yang kedua, notifikasi banking aktif berbunyi. Ia beranggapan bahwa Ajeng adalah perempuan matre yang hanya menghabiskan uangnya untuk hal yang tak bermanfaat.
Hal itulah yang membuat rasa sayang yang mulai hadir terkikis secara perlahan. Ia paling tidak suka perempuan matre, yang menjadikan dirinya sebagai sapi perahan. Walau pun ia tau itu adalah kewajibannya sebagai seorang suami.
Pertemuan dengan Deby, perempuan berpakaian sopan dengan gaya anggun dan feminim membuatnya menemukan sosok lain yang menurutnya itulah perempuan yang se-frekuensi dengannya.
Pertemuan pertama kali terjadi saat ia masih aktif di Pemda Jakarta. Deby yang merupakan bagian protokol di sana terlihat berbeda di matanya. Sosok Deby tampak begitu anggun dengan pakaian tertutup. Ia pun sadar banyak mata kaum Adam yang menunjukkan ketertarikan saat bercengkerama atau pun sekadar berbincang biasa.
Hingga akhirnya Bisma dipindahkan tugas ke Malang, rasa syukur luar biasa ia panjatkan, karena sangat kebetulan Deby pun mutasi di tempat yang sama dengannya.
Setiap bepergian kemana pun Bisma tidak sayang untuk mengeluarkan uang untuk Deby setelah tiga bulan kebersamaan yang mereka lalui. Kini apa yang ia lihat, ia rasa dan ia fikirkan semua benar-benar di luar dugaan. Kejutan yang membuat otaknya perlu relaks. Namun yang ia yakini sekarang adalah bahwa kepindahan Deby bukan kebetulan, tetapi sesuatu yang memang direncanakan.
Bisma berupaya mengeluarkan pikirannya tentang Deby yang cukup menguras otaknya. Ia ingin fokus dengan kegiatan yang sedang berjalan.
Sekarang ia masih menyimak dan belum mengeluarkan pendapat atas pembicaraan Andrean dan para staf ahli tiga kementerian yang berencana untuk turun ke lapangan melihat langsung aktivitas para pelaku UKM dan UMKM yang telah mendapat apresiasi dari tiga kementerian tersebut.