Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Di sebuah mall Jessica sedang berbelanja bersama seorang pria paruh baya dengan bergandengan mesra sambil menenteng kantong belanjaannya. Dia masih belum puas dengan apa yang dibelinya, dia membawa sang pria itu menuju ke salah satu toko perhiasan di mall tersebut. Pria paruh baya itu tidak mempermasalahkan kemauan Jessica bahkan Jessica dibelikan satu set berlian dengan harga yang cukup mahal.
Ya, pria paruh baya itu bernama pak Rizal yaitu kekasih gelapnya Jessica. Bukan hanya pak Rizal yang menjadi simpanan, Jessica pun demikian. Dia menjadi simpanan om-om itu tanpa ada siapapun yang tau. Sejauh ini sandiwaranya berjalan sangat mulus dan menghasilkan banyak uang dan barang-barang branded.
Dari Bara kekasihnya yang dia kenalkan kepada keluarganya, dia mendapatkan cukup banyak uang karna setiap bulannya Bara selalu mentransfer uang yang nilainya cukup tinggi. Tapi karna gaya hidupnya yang mempunyai gengsi tinggi dan teman sosialita nya yang selalu memamerkan barang-barang branded membuat Jessica selalu merasa kurang dan kurang terus. Dengan kondisi ayahnya yang hanya seorang mandor, dan ibunya yang juga suka berfoya-foya, membuat Jessica tidak bisa meminta uang saku lebih. Sampai dia mencari jalan pintas sebagai wanita simpanan bos-bos besar. Tentu saja dia tidak memakai nama aslinya karna dia tidak mau kekasihnya sampai tau. Karna jika itu terjadi, dia akan kehilangan salah satu sumber keuangannya.
Setelah mendapatkan berlian yang diinginkannya, Jessica dan pak Rizal berjalan meninggalkan toko tersebut. Baru selangkah jalan, Handphone pak Rizal berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Kemudian, pak Rizal mengangkatnya. Beberapa saat panggilan itu terputus dan berpamitan kepada Jessica karna ada suatu urusan.
"Aku tinggal ya, kamu pulang naik taxi aja" Ucap pria itu membuat Jessica membrengut kesal.
"Katanya mau ngajak makan direstoran terus ke apartemen kamu. Kok malah pergi," Ujar Jessica kesal.
"Maaf sayang, tapi saya ada meeting mendadak. Besok kita makan bareng sekalian cari tas branded yang kamu mau itu ya." Pria itu menenangkan Jessica dengan rayuan seperti biasa.
"Beneran ya? Janji?" Ujar Jessica berbinar.
"Iya janji sayang, asal kamu selalu memuaskan aku." Jawab pria itu dengan senyuman menggoda. Seketika muka Jessica berbinar senang. Tidak ada yang membuat seorang Jessica senang selain uang dan barang-barang mewah yang dia inginkan. Bahkan dia rela memenuhi nafsu pria itu hanya demi harta yang dia dapatkan.
Pria paruh baya bernama Rizal itu pun pergi meninggalkan Jessica denga tergesa. Dan Saat Jessica berjalan ingin meninggalkan toko tersebut, dia bertabrakan dengan seorang gadis berseragam putih abu-abu.
"Kalo jalan liat-liat dong tante," Ujar si gadis.
"Lo yang harus liat-liat. Jalan itu pake mata bukan pake mulut," Ujar Jessica.
"Dimana-mana jalan itu pake kaki. Dasar tante-tante bego menor kaya badut," Ujar gadis itu tak mau kalah.
"Heh gue bukan tante-tante sama kaya badut ya, umur gue masih 19 tahun," Ucap Jessica dengan marah. Bagaimana tidak marah, dia bahkan belum genap berusia 20 tahun tapi sudah dibilang tante-tante oleh anak SMA.
"Ngaca dong, muka kaya ondel-ondel juga belagu" Ujar Arabella sinis. Ya, gadis berseragam sekolah itu adalah Arabella yang sering dipanggil Ara adik dari Alfa yang pernah ditolong oleh Zahra saat di KFC.
"Bocil kaya lo mana tau make up yang berkelas. Masih sekolah aja sok-sokan ngomentarin orang," Ucap Jessica semakin emosi.
"Lo gak usah ngeremehin gue ya, lo kira lo siapa hah?!" Ujar Ara ikut emosi.
"Minggir lo, ondel-ondel kaya badut bego gak laku aja belagu." Sambung Ara sembari bejalan menabrak bahu Jessica.
"Apa lo bilang?!" Jessica menarik rambut Ara yang tergerai.
"Auwww..." Ara mengaduh kesakitan. Dia yang tidak siap dengan serangan dadakan dari Jessica, terjatuh karna rambutnya ditarik dengan keras.
"Sukurin lo, makanya jangan berani-beraninya sama gue, dasar bocah," Ujar Jessica lalu berlalu meninggalkan Ara yang sedang menahan kesalnya.
"Dasar wanita murahan, lont*, tante-tante, ani-ani, awas aja kalo ketemu lagi bakal gue pites lo!!" Teriak Ara yang menahan sakit. Banyak pelayan yang ada ditoko itu melihat kejadian tersebut tapi tidak berani berbuat apa-apa. Karna mereka tau gadis berseragam sekolah itu adalah putri dari pemilik mall tersebut.
Ara yang ingin membeli perhiasan ditoko itu akhirnya mengurungkan niatnya karna moodnya sudah hancur sebab pertengkarannya dengan Jessica, dia berjalan keluar toko untuk kembali ke mobilnya.
"Gara-gara ulet keket itu jadi males belanja. Awas aja kalo sampe ketemu lagi, gak ada ampun buat dia." gumam Ara yang terus berjalan memasuki mobilnya. Akhirnya Ara menjalankan mobilnya pulang kerumah.
Disisi lain, Jessica yang sedang menunggu taxi tersenyum senang karna hari ini dia mendapatkan banyak barang-barang mewah termasuk satu set berlian mewah yang harganya 300 juta rupiah. Taxi datang, dan Jessica bergegas untuk masuk kedalam mobil. Dia berencana untuk menemui sang kekasih di apartemennya. Tapi, sebelum bertemu kekasihnya, dia pulang terlebih dahulu kerumah untuk meletakkan semua barang-barang mewahnya agar sang kekasih tidak curiga.
Sedangkan dikantor Alfa, pria itu sedang uring-uringan menunggu Zahra datang. Harusnya saat dia sampai dikantor, Zahra sedang membersihkan ruangannya. Tapi hari ini, bahkan ruangan itu belum dibersihkan sama sekali. Alfa meminta Roy untuk mencari tau keberadaan gadis itu tapi semua nihil. Karna baik Alfa maupun Roy tidak tau alamat Zahra atau nomer yang bisa mereka hubungi untuk mengetahui keberadaan Zahra. Salah Alfa juga karna dia tidak pernah menanyakan alamat atau nomer handphonenya pada Zahra. Alfa membawa Zahra masuk kedalam kantornya tanpa mencari tahu asal usul gadis itu.
Alfa membatalkan semua meeting hari ini karna dia tidak akan bisa fokus dalam menjalankan pekerjaannya. Alfa berdiri didepan jendela kaca yang besar di ruangannya. Pemandangannya sangat indah karna memang kaca itu tumbuh pandang sehingga siapapun di ruangannya bisa melihat pemandangan kota.
"Kemana gadis itu. Kenapa sampai sekarang belum muncul juga? Atau jangan-jangan dia kabur dari gue," Gumam Alfa termenung menatap kosong kearah luar jendela.
"Awas aja kalo sampe dia berani menghindar dari gua, dia bakal mendapatkan hukuman yang berat dari gua," Gumamnya lagi.
Alfa masih termenung menatap lurus kearah luar saat ponselnya berdering menandakan ada panggilan. Saat dilihat mamanya yang menelfon, Alfa pun langsung mengangkatnya.
"Ya Bun," Ucap Alfa.
"Halo Al, kamu dimana?" Tanya sang mama disebrang telfon.
"Dikantor. Ada apa?" Tanya Alfa balik.
"Tolong anterin Bunda ke rumah tante Sinta ya Al," Ujar Sarah.
"Sama Ara aja lah Bun, Alfa lagi sibuk," Jawab Alfa.
"Ara belum pulang. Katanya tadi mau mampir ke toko perhiasan dulu," Ujar sang Bunda.
"Ya udah naik taxi aja," Saran Alfa.
"Al, kamu disuruh nganterin Bunda aja ga mau? Apa susahnya si cuma nganterin doang," Ucap Sarah dengan nada kesal.
"Ya udah tunggu bentar." Mendengar ucapan sang Bunda, Alfa pun tak tega. Akhirnya dia memutuskan untuk mengantar Bundanya terlebih dahulu. Siapa tau, setelah kembali kekantor, Zahra udah ada dikantor. Alfa bergegas keluar ruangan menuju lobi dan melakukan mobilnya untuk menjemput Bunda Sarah dirumah.
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...