Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Duet
Sesuai rencanya malam harinya Ali benar-benar membawa Siska ke cafenya. Sesampai di café Ali ijin mau ke ruangannya sebentar, tapi dia merasa tidak enak kepada Sinta jadilah dia menghubungi Sinta untuk datang ke café milik Ali.
Siska {Sin datang ya ke café kak Ali, gue sekarang ada di cafénya kak Ali sendirian di ajak sama kak Ali. Tadinya mau sama Nayla tapi katanya Nayla mau nemenin mamahnya di rumah}
Sinta { Gue sekarang ke sana}
Siska {Oke, gue tunggu lo di sini}
Tak lama Ali kembali ke meja yang di temapati oleh Siska, dan Ali melihat Siska sedang asik dengan ponselnya.
“Lagi chattingan sama siapa ?, kaya sibuk banget” Tanya Ali
“Eh kak Ali, chat sama Sinta kak” Jawab Siska
“Oh kakak kira sama siapa” Ucap Ali
“Kak boleh tanya sesuatu ?” Tanya Siska
“Sok aja, mau tanya apa ?” Ujar Ali
“Kalau misalnya ada yang suka sama kakak, tetapi berbeda keyakina menurut kakak bagaimana ?” Ucap Siska
“Ya kakak menghargainya aja, kalau misalnya kakak juga tertarik sama dia dan akan menjalin ke hubungan yang serius dianya yang harus pindah keyakinan kakak gak mau pindah” Jawab Ali
“Oh gitu yah kak” Ucap Siska
“Kenapa kamu tanya kayak gitu kepada kakak ?” Tanya Ali
“Tapi janji kakak jangan marah dan jangan jauhin dia ?” Tanya Siska
“Iya kakak janji” Jawab Ali
“Sinta menyukai kakak, sejak lama. Tapi diam au untuk mengungkapkannya” Ucap Siska
“Sinta ?, kok bisa ?” Tanya Ali
“Ya, aku gak tahu lah kak. Kan perasaan itu tidak bisa di niatin kak” Jawab Siska
“Iya juga sih” Ucap Ali
“Dan sekarang dia ma uke sini” Ujar Siska
“Iya gak papa, ke sini aja” Jawab Ali
Tak lama pelayan datang meletakkan 2 jus jerus ke meja yang di tempati oleh Siska dan Ali, tak berselang lama Sinta datang dan langsung menuju meja yang di tempati Siska dan Ali.
“Maaf nunggu lama” Ucap Sinta
“Iya gak papa” Jawab Siska
“Duduk Sin” Ucap Ali
“Makasih kak” Jawab Sinta yang diangguki oleh Ali
“Kita nyanyi yuk Sin” Ajak Ali
“Emang gak papa kak ?” Tanya Sinta
“Gak papa, ayo” Jawab Ali
Mereka pun naik ke atas panggung untuk bernyanyi bersama.
Jreeeeeeeng
“Ya gahyeh lih ma tis-al (Tentang kau yang jauh di sana mengapa kau tak bertanya)” (Ali)
“E’ahbabbakili yihubbunak (Tentang seseorang yang mencintaimu)” (Sinta)
“Maynamul leil le’ayoonak (Seseorang yang tidak bisa terpejam mengingat kedua matamu)” (Ali)
“Ana baffakar feek (Dan aku memikirkanmu)” (Sinta)
“Teb’ad anniw tinsennii (Yang tak bisa tidur)” (Ali)
“Mehtajak janbil ter’ani (Karena ku ingin kau ada di sisiku menjagamu)” (Sinta)
“Tenseenii jerauhii wahzaanii (Membuatku lupa akan lelahku dan kesediahanku)” (Ali)
“Ana mustaq li, alik (Dan aku rindu kedua matamu)” (Sinta)
“Ya habibi la tarau be’eed(Wahai kekasihku)” (Ali)
“Enta nashibi wa be elbi waheed (Kaulah nasibku dan hanya kaulah satu-satunya di hatiku)” (Sinta)
“Enta aliii bialbi wallahu (Aku bersumpah hanya kaulah di hatiku)” (Ali)
“Tifdaaked dunyaa kella (Dan ku korbankan dunia untukmu)” (Bersama-sama)
Prok Prok Prok Prok
Riuh tepuk tangan pengunjung membuat Sinta mendongkak dan Ali sudah berdiri tepat di hadapan Sinta. Sinta kembali ke mejanya, dan di sana sudah terhidang makanan yang dia pesan, dia menungu Ali menyelesaikan lagu terakhirnya.
10 kemudian Ali bergabung dengan Sinta dan Siska di mejanya dan mereka makan bersama sebelum pulang ke rumah.
“Ayo kita makan sebelum dingin makanannya” Ajak Siska sudah tidak kuat melihat hidangan yang ada di depannya
“Mari makan” Ucap Sinta
Dan akhirnya mereka makan bersama