NovelToon NovelToon
Emily:Ketika Cinta Harus Memilih

Emily:Ketika Cinta Harus Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Sekuel (Mommy untuk baby Arsha)

Pricillia Myliarno Ricardo gadis cantik berusia 24 tahun.Dibuang ibu kandung saat kecil dan di rawat oleh wanita yang ia anggap adalah ibu kandungnya.

Dan jatuh cinta pada seorang pria tampan namun semua yang ia rasakan harus sirna setelah kejadian satu malam yang merubah hidupnya.

Yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Kembali ke tanah air

Emily bernafas lega bisa lolos dari Diego, ini tidak tau apa yang akan terjadi jika ia tetap berada di Valencia lebih lama lagi. Emily memeluk Kafka yang duduk di sampingnya dan melabuhkan kecupan di pucuk kepala sang putra.

Emily menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi pesawat. Ia benar-benar tidak menyangka Diego bisa berbuat nekat seperti tadi. Ia memang tidak bisa membalas perasaan pria itu bukan hanya karena perbedaan keyakinan tapi juga karena ia memang terlanjur menganggap Diego saudara.

"Mommy...apakah masih lama?," tanya Kafka menyadarkan Emily dari lamunannya.

"Iya sayang... kenapa?. Kafka bosan ya?," jawab Emily kembali bertanya. Ini baru setengah jam penerbangan masih ada 17 jam lagi untuk ia dan Kafka sampai di Indonesia.

Kafka mengggeleng dengan cepat."Aku mau ketemu Daddy, Mommy," ucap Kafka naik keatas pangkuan Emily lalu merebahkan kepalanya di dada Emily.

"Sabar ya sayang. Nanti Kafka pasti akan bertemu dengan Daddy," jawab Emily mengusap punggung Kafka. Semenjak Kafka bertemu dengan Yovan, bocah itu semakin hari semakin manja saja.

***

Yovan sudah berada di Bandara satu jam lalu menunggu kedatangan pesawat dari Valencia. Pria itu melirik jam tangannya waktu sudah menunjukkan jam dua belas malam, ada sekitar setengah jam lagi untuk pesawat yang ditumpangi Emily mendarat disini karena penerbangan dari Valencia membutuhkan waktu 17 jam 40 menit.

Yovan benar benar tidak sabar bertemu dengan kedua orang yang ia cintai. Meski hampir setiap jamnya dalam sehari selama satu minggu ini ia menghubungi Emily tapi rasa rindu itu tidak kunjung terobati. Benar kata orang hanya pertemuan yang bisa mengobati rasa rindu.

Setelah setengah jam berlalu apa yang ia tunggu-tunggu pun tiba. Pesawat yang datang dari Valencia baru saja mendarat. Dan ia artinya sebentar lagi ia akan bertemu dengan sang pujaan hati.Yovan menatap buket bunga lily yang ia genggam sejak tadi. Bunga yang merupakan bunga kesukaan Emily. Ia tidak hanya membawa buket bunga untuk Emily tapi juga maianan baru untuk Kafka.

Yovan terus menatap kearah pintu kedatangan, menunggu anak dan calon istrinya keluar dari sana. Dan benar saja tidak lama senyumannya mengembang melihat Emily menggandeng tangan Kafka keluar dari pintu kedatangan

Yovan merentangkan kedua tangannya saat melihat Kafka menatap kearahnya setelah Emily menunjuk dirinya dari kejauhan. Yovan tersenyum lebar saat melihat Kafka berlari menghampirinya. Ia langsung memeluk sang putra dengan penuh kerinduan.

"Bagaimana perjalanan kalian?. Maaf aku tidak bisa menjemput kalian ke sana karena ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan dan itu juga demi masa depan kita nantinya," tanya Yovan pada Emily setelah mengurai pelukannya pada Kafka. Ia memang tidak bisa menjemput Emily karena harus menandatangani kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan besar asal Thailand.

"Perjalanan kita baik-baik saja Mas," jawab Emily yang tidak ingin menceritakan kejadian kemarin dimana Diego berusaha mencekalnya. Ia rasa itu tidak perlu karena sekarang ia sudah ada disini beranda Yovan.

"Kalau begitu ayo kita pulang!, ini sudah hampir larut," ucap Yovan menggendong Kafka lalu mengambil alih koper yang Emily dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya menggendong Kafka.

Yovan menjalankan mobilnya setelah memasukan barang-barang Emily ke bagasi mobil. Pria itu terlihat begitu senang karena sudah bisa berkumpul dengan Kafka dan Emily meski untuk beberapa saat ini mereka belum bisa tinggal satu atap tapi ia sudah bertekad akan segara menikahi Emily.

"Mas...kita-- Emily menghentikan ucapannya saat mobil yang dikendarai Yovan memasuki perumahan elite. Wanita itu melirik Yovan dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Seperti janjiku, aku sudah menyiapkan tempat tinggal untuk kalian berdua. Dan kelak rumah itu akan menjadi rumah masa depan kita," jawab Yovan.

"Tapi perumahan ini--

"Kamu dan Kafka pantas mendapatkannya Emily. Aku akan menebus semua rasa sakit yang telah aku berikan padamu mulai hari ini dengan kebahagiaan. Aku janji kamu dan Kafka adalah prioritas utamaku mulai saat ini. Dan semuanya diawali dengan hal kecil seperti ini yaitu menyediakan tempat tinggal yang nyaman untuk kalian berdua dan jarak perumahan ini dengan perusahaaan tidak begitu jauh dan itu memudahkan kamu untuk pulang pergi bekerja," jawab Yovan.

Tidak lama mobil yang di kendarai Yovan berhenti di sebuah rumah bertingkat yang sangat besar dan mewah tentunya. Emily yang turun dari mobil terlihat menganga menatap bangunan yang ada di depannya. Rumah ini jauh lebih besar dari kediaman Dirgantara yang pernah ia tempati dulu saat masih bekerja sebagai pengasuh Arsha.

Yovan yang menggendong Kafka yang tidur selama perjalanan memasuki rumah itu. Kedatangannya sudah disambut oleh pelayan yang sudah disiapkan oleh Yovan mengurus rumah ini.

Sementara Emily masih tertinggal di luar menatap bangunan yang menurutnya terlalu berlebihan untuk ia tinggali berdua dengan Kafka. Emily tersentak kaget dari lamunannya saat Yovan sudah kembali lagi keluar setelah mendurkan Kafka di kamarnya.

"Mas...kamu membuatku kaget saja," ucap Emily.

"Kenapa masih di sini?. Ayo masuk!," ujar Yovan benar pergelangan tangan Emily namun pria itu mengerutkan keningnya saat Emily meringis kesakitan.

"Ada apa?," tanya Yovan menatap pergelangan tangan Emily yang berada dalam genggamannya. Pria itu tempat terkejut melihat bekasnya memar yang ada di pergelangan tangan Emily.

"Emily...ini kenapa?," tanya Yovan dengan tatapan penuh selidik. Memar ini seperti bekas dari cakalan sebuah tangan yang terlihat membekas di pergelangan tangan Emily.

"Oh itu--

"Ada yang menyakitimu?," tanya Yovan.

"Tidak. Ini--

"Jangan coba-coba untuk membohongiku Emily. Aku tidak akan memaafkan siapapun yang berusaha menyakitimu. Jika kamu tidak ingin mengatakannya aku akan bertanya langsung pada Grace," ucap Yovan. Ia yakin Grace tahu akan hal ini karena hanya dia yang ia percaya untuk menjemput Emily dan mengantarkannya ke bandara.

"Ayo masuk!. Kita obati dulu memar ini," ucap Yovan. Ia tidak akan bertanya lagi pada Emily karena yakin Emily tidak akan mengatakan yang sebenarnya.

"Mas tunggu!," ucap Emily menahan langkahnya. Ia akan mengatakan yang sebenarnya pada Yovan.

Yovan berbalik menatap Emily." Ada apa?," tanya Yovan dengan lembut.

"A-aku-- akan mengatakan hal yang sebenarnya terjadi sebelum kami kemarin berangkat ke bandara," jawab Emily yang terlihat menghela nafas panjang.

Yovan mengerutkan keningnya melihat ekspresi wajah Emily."Katakan!," ucap Yovan.

"Kemarin-- Diego berusaha untuk menghalangiku pergi. Dia berusaha untuk membawaku ikut bersamanya dengan menarik pergelangan tanganku hingga memar seperti ini. Dan untungnya aku bisa melepaskan diri darinya," jawab Emily.

Yovan nampak terkejut mendengar cerita Emily. Ia merasa menyesal tidak menjemput Emily langsung kemarin siang."Dan memar ini karena ulahnya?," tanya Yovan dengan tatapan penuh selidik

Emily menggangguk pelan."Iya...,"jawab Emily.

"Oh shitt...,". umpat Yovan. Ia akan membuat perhitungan dengan pria itu nantinya dan sebelum itu ia harus mengobati memar yang ada ditangan Emily terlebih dahulu.

...****************...

1
Ana
emang anakmu nakal mama maya 😅😅
Amina Rengil
lanjut thor
Kak Yuniah
hahaha...kasian nenek Maya cucunya ketakutan wkwkwk
Arifin
lanjut thor
Ana
next
Serongga Oktober
lanjutannya thor
Maya Lara Faderik
Aneh
ayli
sepupu jauh? tapi kenapa mamanya Yovan nggak kenal Maura??
Lusi Hariyani
mbok yao cptan d halalkan yovan&emily kakak author...
Ana
next
Sriandayani
Chan cio kok enggak terpikir u Mecari dalang dari kejadian yg membuat mereka berdua berbuat zina n peristiwa kecelakaan mereka
Sriandayani
nenarik
Nur Azizah
cocokkk bangtt pokoknaa kak author the best
Ana
yovan tuh kurang tegas ke Maura
Elsa Yunita
jangan2 tu cewe yg bikin kecelakaan
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Ana
next
Husein
wah Yovan...tega kamu ngerjain mama😂
Jessica Xie
semoga emily hamil lagi anak kembar sepasang ya thor
biar bisa lihat seposesif apa si yovan ke anak ceweknya
LISA
Pasti Arsha seneng bgt klo ketemu Emily lg..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!