Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Mila keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapih dan wajah segarnya. Walau masih terlihat kantung mata yang sedikit menghitam karena kurangnya istirahat malam tadi, namun tak menurunkan semangat nya untuk mengantarkan Kenzo pergi kesekolah.
Mila mulai berjalan menuju kamar Kenzo, namun langkahnya terhenti saat nyonya Renata memanggil namanya.
"Mila tunggu!"
"Iya, apa nyonya perlu sesuatu?" Tanya Mila sambil menundukkan kepalanya.
Nyonya Renata memindai seluruh tubuh Mila dengan seksama, membuat yang di pandang merasa sedikit risih karena hal itu Mila merasa seperti menjadi maling yang sedang tertangkap basah.
"Nyonya apa anda butuh sesuatu" Mila menyadarkan nyonya Renata dari lamunannya.
"Apa kau baik-baik saja, maksudku apa kau sehat? aku hanya ingin jika kau menjaga cucuku dengan baik dan tak ada alasan jika kau kelelahan atau lain sebagainya.''
"Nyonya tenang saja saja sangat baik dan sehat. Kalau begitu saya permisi harus menemui tuan kecil untuk mempersiapkan segala keperluannya terlebih dahulu"
"Pergilah"
Mila pun pamit undur diri meninggalkan nyonya renata yang masih berdiri mematung di tempatnya. "Sepertinya semalam tidak terjadi apa-apa, ini artinya rencana pertama gagal aku harus segera mencari rencana untuk selanjutnya." Nyonya Renata pun meninggalkan ruangan itu dan membiarkan Mila mengurus cucu kesayangannya.
"Anak tampan apa kau sudah selesai''
"Sudah mom'' Kenzo tersenyum melihat Mila yang sedang berjalan menghampirinya.
"Bagus. Ayo kemari sebentar biar aku rapihkan dulu kerah bajumu''
Kenzo pun langsung menuruti perintah Mila dengan membuat Mila tersenyum lebar dengan hal itu. "Anak pintar, sekarang sudah selesai ayo kita sarapan terlebih dahulu" Ajak Mila yang langsung menuntun tangan mungil itu keluar dari kamarnya.
Kenzo berjalan beriringan dengan Mila dengan senyuman yang tak pernah luntur menghiasi wajahnya, Namun kenzo mulai menggerutkan keningnya saat melihat Mila berjalan seperti menahan rasa sakit di kakinya.
"Mommy apa kaki mu sakit?" Tanya Kenzo sambil berjongkok memperhatikan kaki Mila, membuat Mila pun ikut berjongkok di hadapan bocah menggemaskan itu.
"Tidak. Akuaku baik-baik saja kau jangan khawatir sekarang ayo kita turun" Ajak Mila yang akan kembali menuntun tangan Kenzo.
Namun sebelum Mila berdiri, Kenzo melihat leher Mila yang terdapat beberapa tanda merah yang begitu kontras dengan warna kulitnya.
"Mommy mengapa leher mu merah apa kau sakit" Tanya Kenzo dengan wajah polosnya.
Mila langsung menutupi lehernya dengan tangannya sendiri, wajahnya kini sangat merah menahan malu yang teramat sangat bagi dirinya.
"Ya ampun apa tanda itu terlihat jelas, padahal aku sudah menutupnya dengan make-up yang sangat tebal tadi"
"Mommy kenapa kau diam saja"
"Ahh... Ini ya, apa aku tidak mendengar mu tadi"
"Mommy apa itu sakit sekali" kenzo mengulangi pertanyaannya pada mila.
"Tidak anak tampan ini hanya gigitan nyamuk nakal yang sedang kelaparan. Sekarang kau turunlah terlebih dahulu aku harus memberikan salep agar merah ini bisa cepat hilang, tapi ingat jangan beri tahu siapapun oke"
"Oke"
''Bagus. Berjanjilah padaku" Ucap Mila sedikit memohon kepada Kenzo.
"Janji"
"Terimakasih" Mila memeluk Kenzo dengan erat sebelum ia meninggalkan nya masuk kembali ke dalam kamarnya.
Di kamar itu Mila terus mengumpat Ravin habis-habisan ia merasa sangat kesal dan tidak terima dengan perlakuan ravin pada nya, "Ini semua karena tuan muda arogan itu, ini sangat memalukan." Mila terus melapisi leher jenjangnya dengan make-up yang sangat tebal.
Ia terus mengumpat Ravindra sesuka hatinya tanpa ia sadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang terus mengawasi gerak-gerik nya, dan tanpa melepaskan tatapannya pada Mila yang kini sedang sibuk mengomel.
"Ini semua karena pria itu, dia terus memaksakan kehendaknya padaku dan menganggap ku sebagai istrinya. Hanya karena beberapa botol minuman itu membuat dia tidak waras dan berbuat tak senonoh padaku. Sekarang aku harus bagaimana apa aku harus diam saja atau harus melaporkan nya pada polisi?" Ucap Mila meluapkan semua emosinya.
"Apa. Aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu kan?" Ucap Ravin yang kini sedang bersembunyi di balik dinding kamar Mila. Ravin merasa sangat begitu syok dengan ungkapan hati yang Mila katakan tentangnya saat ini.
Saat mila akan keluar dari kamarnya Ravin langsung bersembunyi di balik dinding itu agar tidak terlihat oleh mila. "Sekarang apa yang harus aku katakan padanya" Ucap Ravin yang melihat punggung Mila semakin menjauh dari pandangan nya.
"Aku pasti tidak melakukan hal itu kan, Anggun maafkan aku yang sudah menghianati mu" Ravin merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri karena ia sudah tidur dengan wanita lain dalam keadaan yang tidak sadar.
"Lalu bagaimana jika dia hamil dan meminta tanggung jawab padaku, aku harus segera berbicara padanya" Ucap Ravin yang langsung pergi meninggalkan tempat itu dan datang pada Mila yang kini berada di meja makan sedang menyuapi Kenzo putranya.
"Aku akan mengantarkan kau kesekolah" Ucap Ravin dengan wajah datarnya. Mila yang mendengar hanya melirik sekilas tanpa mau menjawab pertanyaan Ravin dan begitu juga dengan Kenzo, yang terlihat cuek ucapan ravib bagaikan sebuah angin lalu baginya.
Ravin menghela nafas kasar melihat dua orang yang berada di sana hanya diam mengacuhkan nya begitu saja, "Aku ingin berbicara dengan mu'' Ucap Ravin lagi namun perkataan nya masih tidak di hiraukan oleh dua orang yang berada di hadapannya.
Braaakkkk......
Ravin menggebrak mejanya ia merasa sangat kesal dan marah karena Mila terus saja mengacuhkan nya, sedangkan Mila memegangi dadanya karena merasa sangat terkejut dengan ulah Ravin.
Mila langsung berdiri dan menatap kearah Ravin dengan raut wajah yang tak bisa di artikan, "Ada apa tuan, apa anda butuh sesuatu, apa anda sedang bertanya pada saya. Dengar saya punya nama jika anda berbicara pada saya sebut nama saya agar saya bisa langsung menyahuti apa yang anda katakan."Setelah mengatakan hal itu Mila pun kembali duduk dan melanjutkan kembali pekerjaan nya menyuapi Kenzo.
"Kau berani sekali kau mengaturku" Ravin merasa sangat marah dengan kata-kata yang di ucapkan Mila padanya, ia mulai menatap Mila dengan sangat tajam namun yang di tatap hanya diam saja tak memperdulikan nya sama sekali.
Sedangkan Kenzo masih asyik menerima suapan demi suapan yang Mila berikan padanya, hingga nasi yang berada di piringnya habis tanpa sisa. Mila mengelap bibir Kenzo dengan tisu dan bersiap untuk pergi mengantarkan Kenzo kesekolah.
Dalam Hari Mila masih sangat kesal pada pria yang hampir melecehkannya malam tadi, Karena hal itulah yang membuat Mila tak ingin menjawab atau sekedar menyapa big bosnya itu.
"Aku yang akan mengantar kalian" Ucap Ravin dengan nada ketusnya, langsung bergegas pergi melewati Mila begitu saja.
Sedangkan Mila mulai ketar-ketir ia sangat merasa takut dan cemas jika Ravin akan menanyakan tentang kejadian semalam.
Bersambung