Selama sepuluh tahun hidup dalam bayang-bayang masa lalu, dikhianati klanya tanpa akhir, Xing Yi menyaksikan keluarganya dibunuh oleh anggota klannya sendiri. Bertahan hidup di bawah kekuasaan tirani, diperbudak sebagai prajurit perang, dijadikan pertahanan terakhir di ujung maut.
Xing Yi menyimpan dendam tak berujung di hatinya, bertahan di bawah siksaan tiada akhir demi membalas dendam suatu hari nanti. Pemuda yang dipenuhi kemalangan ini berubah pada malam itu, menjadi sosok yang dipenuhi oleh keberuntungan tak terbatas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11 Balas Dendam (3)
Xing Yi mengangkat tangannya kedepan, mengarahkan pedang yang ia dapatkan dari Komandan Yang Bo, "Seluruh prajurit di ruangan ini, turunkan senjata kalian. Jika ada yang melakukan perlawanan, aku tanpa pandang bulu langsung membunuh kalian sama seperti yang terjadi pada Komandan Yang Bo, pikirkan dengan baik-baik."
Ia melihat para prajurit masih ragu untuk menurunkan senjata, "Kalau kalian mendengarkanku, aku bersumpah tidak akan membunuh kalian dan bahkan aku akan memberikan kalian hak istimewa yang tidak mungkin pernah kalian dapatkan selama masa hidup kalian, aku berjanji di tempat ini."
Itu sebuah sumpah yang di dengar langit dan bumi sebagai saksinya, para prajurit saling melihat satu sama lain, keraguan mereka mulai memudar. Mereka tidak mempunyai tenaga lagi untuk melawan, melihat Komandan Yang Bo sudah di kalahkan, harapan mereka hanya Xing Yi yang berhasil mengalahkan Komandan Yang Bo dan menjanjikan keselamatan kalau mereka menyerah tanpa memberikan perlawanan kepadanya.
"Apa yang sebenarnya kalian lakukan! Akulah tuan kalian, jangan turunkan senjata kalian dan cepat bunuh dia! Ini perintah cepat bunuh dia!"
Para prajurit yang mendengar itu melihat kearahnya, "Nona muda, kami semua masih ingin hidup, tidak ingin mati konyol di timbun reruntuhan. Jika Nona muda tidak senang dengan keberadaan Xing Yi, kenapa tidak anda yang menyerangnya? Kami tidak ingin ikut campur dengan urusan Nona muda."
"Benar, semua masalah ini adalah kesalahan Nona muda, kenapa kami yang harus menjadi korbannya, kenapa tidak Nona muda sendiri yang melakukannya, itu akan lebih baik."
"Xing Yi, apa perkataanmu bisa di pegang?" Salah satu prajurit di barisan terdepan bertanya kepada Xing Yi.
Xing Yi mengangguk. Tentunya semua perkataannya bisa di pegang, ia tidak membunuh mereka karena yang akan membunuh mereka adalah Patriark Klan Chen itu sendiri, "Aku bersumpah pada langit dan bumi, jika aku melanggar perkataanku, aku akan menerima kesengsaraan iblis selama aku hidup.'
Ketika mereka melepaskan senjata mereka, Chen Xi mengigit bibirnya dengan marah. Xing Yi tersenyum lembut, ia mengambil seluruh senjata tanpa terkecuali masuk kedalam tas penyimpanan yang ia dapatkan.
"Terimakasih atas kerjasamanya."
Setelah itu semua, Xing Yi mendekati Chen Xi yang mengambil langkah mundur menjauhi Xing Yi. Tentu saja Chen Xi takut dengan keberadaan Xing Yi yang sekarang tampak berbeda.
"Apa yang ingin kau lakukan?!"
"Menjauh dariku!"
Ekspresi acuh tak acuhnya membuat Chen Xi ketakutan, karena di hadapannya bukanlah Xing Yi yang ia kenal, melainkan seseorang dengan kepribadian yang jahat. Xing Yi melirik tubuh Chen Xi dari atas hingga bawah, semuanya tampak menjanjikan, ia melihat dengan tatapan menghina sama seperti yang di lakukan Chen Xi.
"Aku sudah mengatakannya pada komandan yang kau percaya itu. Sungguh menyia-nyiakan kesempatan untuk tidak meniduri wanita sepertimu, sekarang lihat? Apa yang bisa kau lakukan? Aku akan menidurimu."
"Bajingan!"
Chen Xi menyerang dengan pukulan yang terkandung energi, sayangnya itu di tangkap dengan mudah lalu menarik Chen Xi semakin mendekat. Tangan lainnya menyentuh dagunya lalu dengan kasar mengangkatnya keatas untuk menempatkan pandangan mereka pada tempat yang berhadapan, "Sangat di sayangkan. Jika di masa lalu kau begitu mendominasi, bagaimana sekarang? Seharusnya kau membunuhku di masa lalu sehingga tidak mendatangkan bencana pada keluargamu. Karena kebodohanmu, kau akan mati."
"Apa yang kau inginkan?!"
"Lepaskan aku!"
Ada banyak penonton di sekitarnya, Xing Yi menjilat bibirnya lalu mendekati telinga Chen Xi membisikkan sesuatu yang membuat mental Chen Xi hancur berkeping-keping. "Jadilah penurut Chen Xi, aku tidak akan membunuhmu begitu saja, aku akan membuatmu merasakan setiap ucapan yang kau berikan kepadaku menjadi kenyataan."
"Mulai dari merusak tubuh dan pikiranmu, berharap mati daripada hidup di dunia ini, lalu keputusasaan melihat orang yang kau cintai mati tepat di depan matamu, aku akan memberikan segala keputusaan itu padamu!"
Ia menariknya dan mencium bibirnya dengan paksa, erangan lembut itu membuat pikiran Chen Xi melayang sesaat. Seluruh prajurit yang ada di sana melihat mereka berdua, Chen Xi memberontak sekuat tenaga mencoba melepaskan dirinya, sayangnya perlawanan itu sia-sia di hadapan Xing Yi. Xing Yi begitu ceroboh membiarkan Chen Xi mengigit bibirnya hingga berdarah, Xing Yi melepaskan ciuman itu dan mendorongnya kebelakang.
Ia menyentuh luka di bibirnya, "Wanita rubah, ternyata kau bisa bersikap agresif seperti ini? Ya, lupakan saja ... Bibirmu begitu manis, bagaimana rasanya dipermalukan seperti ini, Chen Xi?"
Chen Xi melihat dengan tatapan yang dipenuhi dendam dan kebencian, ia tidak pernah mendapatkan penghinaan seperti ini dalam hidupnya, "Bajingan, lebih baik aku mati daripada memuaskan nafsumu!"
Xing Yi tersenyum tipis, mendekatinya lalu memberikan pukulan telat tepat di dantiannya. Terdengar dentuman dalam diri Chen Xi begitu keras hingga membuatnya memuntahkan seteguk darah segar, ia gemetaran tak terhentikan melihat dirinya menjadi manusia biasa, bibirnya yang bergetar tidak dapat mengungkap perasaan.
"Sudah cukup sampai di sini main-mainnya, aku tidak tertarik lagi dengan wanita sepertimu. Kau membuat nafsuku menghilang." Xing Yi melihat kearah prajurit yang tersisa 180 prajurit di ruangan tersebut dan berkata, "Aku sudah mengatakannya bukan? Aku akan memberikan kalian hak istimewa, apa kalian tahu hak istimewa apa itu?"
"Apa yang kau maksud Xin Yi?"
"Apa kau menipu kami?"
Xing Yi tersenyum sambil mengayunkan pedangnya kearah Chen Xi, dalam sekejap mata seluruh pakaian yang di kenakan Chen Xi hancur membuat mata para prajurit terbelalak melihatnya, "Tidak perlu sungkan-sungkan, aku hanya memberikan apa yang dia inginkan selama ini. Hak istimewa yang aku tawarkan adalah kalian dapat memuaskan nafsu kalian kepada Nona muda kalian, tidak perlu memikirkan tentang Patriark, karena dia tidak akan datang sebelum seminggu berlalu."
"Apa kalian mengerti maksudku? Pergi dan puaskan nafsu kalian yang tertahan selama ini, nikmati setiap prosesnya dengan Nona muda. Setelah kalian puas, kalian dapat keluar dari tempat ini sebelum seminggu, aku menjamin kalian tidak akan bertemu dengan Patriark."
Mendengar perkataan Xing Yi, mereka yang awalnya adalah prajurit yang taat peraturan berubah menjadi predator ganas. Chen Xi menyeret tubuhnya mundur kebelakang, "Apa yang kalian lakukan, jangan mendekat atau aku akan melaporkan kalian pada ayahku!"
"Nona muda, di tempat ini tidak ada Patriark Klan Chen atau Komandan Yang Bo di samping anda. Setidaknya berikan kami sedikit kompensasi karena telah melindungi anda di reruntuhan ini. Teman-teman kami banyak menjadi korban untuk melindungi anda, hanya sedikit kompensasi tidak akan merugikan anda karena keselamatan anda terjamin berada dengan kami."
"Nona muda selalu memperlakukan kami seperti budak, sekarang adalah kesempatan kami balas dendam. Jadilah wanita penurut dan penuhi kebutuhan kami semua dengan baik."
Xing Yi hanya meliriknya sekilas, menutup bibirnya dengan satu jari sambil tersenyum. Chen Xi di belakang sana berteriak dengan keras memanggil namanya meminta ampun dan pertolongan, Xing Yi hanya mendengar angin berlalu melintasi telinganya.
"Aku mohon ... "
"Selamatkan aku Xing Yi!"
...
*Bersambung ...