Bukan Sebatas Istri Status

Bukan Sebatas Istri Status (22)

" Tidak, aku sudah tidak menaruh hati padanya," jawabnya yakin. Ia bahkan menatap manik hitam suaminya.

" Benarkah?,"

Tidak tampak kebohongan dari mata Azzurra. Tapi, tetap saja ada keraguan.

Azzurra tersenyum lembut. "Mas tahu, aku sudah punya prinsip. Aku hanya akan mencintai laki-laki yang menjadi suamiku.

Namun, aku tidak bisa menghapus masa lalu. Dimana dulu aku pernah menyukainya."

Fathur mengangguk. Ia pun punya masa lalu.

" Tapi, dia tampak menyukaimu. Matanya berbicara seperti itu,"

Azzurra terkekeh. Ia mengapit lengan suaminya dan menyandarkan kepalanya di pundak kokoh itu.

" Aku tidak tahu. Aku tidak melihatnya. Bukankah aku harus menundukkan pandangan di depan laki-laki yang bukan mahram?,"

Fathur menyandarkan kepalanya di atas kepala Azzurra. Mengusap lengan istrinya.

" Kalaupun apa yang mas katakan benar. Aku tidak bisa melakukan apapun. Itu di luar kuasaku,"

" Maaf. Mas cemburu. Dia lebih muda, mungkin akan lebih bisa mengimbangi mu. Lebih pan..."

Satu jari Azzurra di depan mulut Fathur menghentikan ucapan Fathur.

" Mas insecure?,"

" dia lebih lama kamu kenal.."

" Tapi, mas yang lebih dulu memintaku pada ayah"

Fathur terdiam.

" Kita harus saling percaya. Hubungan tanpa kepercayaan akan mudah di goyah kan." diam sejenak. "Berbicara soal cemburu, aku juga cemburu. Mbak Dara sangat tampak ingin kembali pada Mas. Ada ketakutan tersendiri jika mas kembali pada mantan istri mas itu. Bagaimanapun dia ibu kandung anak-anak,"

Fathur terkejut sampai mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Azzurra.

" Kamu pernah berpikir seperti itu?,'

Dara memang punya niat terselubung saat memperbaiki hubungannya dengan Freya. Tapi, ia tak pernah berpikir kembali pada Dara dengan alasan apapun.

" Hmm. Tapi, aku hanya berusaha percaya. Mas tidak akan melakukan apa yang aku takutkan. Seperti kataku tadi, kita tidak bisa mengendalikan perasaan seseorang. Semua di luar kendali kita,"

" Jangan berpikir seperti itu lagi. Ketika aku mengakhiri dan memulai lembaran baru, aku tidak akan memulai lembaran masa lalu yang sudah aku tutup rapat," tangan Fathur menggenggam tangan Azzurra dengan erat. Meyakinkan.

" Ya. Aku percaya."

...******...

" Kenapa pagi-pagi sudah berkeliaran di depanku?," kesal Bulan melihat Hasan yang entah sejak kapan sudah ada di belakangnya.

" Menjadi penjaga untuk masa depanku. Aku tidak boleh membiarkan dia lecet."

Bulan mendelik.

" Dokter Hasan, carilah perempuan lain yang bisa engkau gombali. Aku tidak mempan. Jalan dengan buaya darat,"

Hasan tak peduli dengan penolakan Bulan.

" Kamu tahu, sebenarnya buaya itu binatang setia? Tapi, entah Kenapa malah jadi perumpamaan bagi laki-laki yang punya banyak kekasih,"

Alih-alih menanggapi penolakan, Hasan malah membahas hal lain.

" Jangan tanya saya, dok. Kan dokter yang lebih berpengalaman soal cinta,"

Hasan hanya tertawa.

Bulan memilih salah satu meja dan segera memesan sarapan. Diikuti oleh Hasan.

" Lan, aku serius. Ayo kita menjalin hubungan," Wajah yang biasanya menjengkelkan itu mulai mode serius.

Sarapan di atas piring telah berpindah ke perutnya.

" Dok...."

" Pikirkan dulu. jangan langsung di tolak. Kalau kamu tidak percaya pada keseriusan ku, aku akan menemui ayahmu,"

" Dok.."

" Aku harap kamu memikirkannya dengan baik," Hasan pergi meninggalkan Bulan yang mematung.

Jika sebelumnya Hasan mengajak untuk menjalin hubungan dengan wajah k0nyolnya. Kini, wajahnya tampak sangat serius.

" Ada apa dengannya?," Bulan heran melihat punggung Hasan yang semakin menjauh. Ia lalu mengedikkan bahunya.

...******...

" Si, kamu harus membantu Mommy,"

" Membantu apa?,"

" Mommy ingin memperbaiki hubungan mommy dengan Yaya,"

" Mom, serius?,"

" Ya. Mom tahu mom mungkin sangat terlambat menyadari bahwa apa yang terjadi bukan kesalahan Yaya, tapi memng takdir yang harus mommy jalani,"

Daisy diam. Ia memang tidak tahu alasan keretakan hubungan orang tuanya. Jika ia bertanya pada sang mommy, mommy nya bilang tanya saja pada Daddy nya. sementara Daddy nya hanya bilang mereka sudah tidak cocok. Jawaban klise.

" Mom tidak punya rencana lain? Ini sangat tiba-tiba.." Daisy tidak semudah itu untuk percaya.

" Mommy hanya ingin menebus kesalahan mommy. Mengisi sisa usia mommy dengan hal-hal yang baik," jawab Dara sendu.

Deg

" Mom, sebenarnya ada apa? Apa yang mommy sembunyikan?,"

Daisy merasa ada sesuatu sehingga sang mommy berubah drastis.

" Mommy hanya mau kalian mengenang kebaikan mommy saja,"

" Mom, jangan bicara melantur seolah-olah mommy akan pergi selamanya,"

Dara menundukkan kepalanya. Ia menghela nafas berat.

" usia mommy tidak lama lagi..."

Deg

" Jangan bercanda, mom,"

Dara mengambil sesuatu dari tasnya. Ia memberikan amplop berlogo salah satu rumah sakit kepada Daisy.

" Mommy sebenarnya ingin merahasiakan ini padamu, tapi mommy tidak tahu lagi bagaimana caranya agar kamu mau membuat mommy dekat dengan Yaya di sisa usia mommy.."

" Mom... " Mata Daisy membola.

.

.

.

TBC