QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. kehidupan dion
"adik Lo kenapa sih, aneh banget ..," ujar Keira pada Nara, " tapi emang biasanya juga aneh sih jadi gue nggak terlalu heran," lanjut Keira.
Nara menatap ke arah kepergian Lana, dengan keberanian lana yang sangat sedikit tidak mungkin Lana berani mengungkapkan apa yang telah terjadi pada dirinya.
"hmm ...," dehem Nara dengan santai.
"mau ke uks sekarang?" Nevan yang menyela pembicaraan Nara dan Keira.
"gak usah ini gak sakit kok," jawab Nara sambil menatap Nevan.
Nevan terlihat sedikit cemberut menatap tangan Nara yang memerah, seolah-olah bukan Nara yang terluka melainkan dirinya.
"aku gak papa kok ..," Nara dengan senyuman kecil, apalagi ketika melihat wajah Nevan yang terlihat cemberut, entah mengapa Nara ingin sekali mencubit wajah Nevan.
perlahan-lahan para siswa siswi yang awalnya berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan akhirnya pergi satu persatu, Nara dan Keira juga pergi dari sana karena cuaca sudah mulai panas.
Ting
suara notifikasi pesan masuk terdengar dari hp Nara, Nara langsung melihat pesan dari siapa itu dan ternyata itu dari Deni, Nara sedikit mengerutkan keningnya ketika membaca pesan dari Deni.
Jika di pikir-pikir Lana pasti belum melihat apa isi dari kartu memori yang diberikan Deni padanya saat itu, jika Lana melihat apa isi dari memori tersebut tidak mungkin dia terlihat sangat tenang saat ini, bahkan masih sempat-sempatnya mencari masalah dengannya.
"apa mungkin lana lupa ..," gumam Nara, memasukkan hp kembali, deni mengirimkan pesan pada Nara hanya untuk meminta bayaran saja, Deni takut Nara membohonginya sehingga meminta mereka untuk bertemu secara langsung.
Nara setuju dan mereka akan bertemu di cafe yang tidak jauh dari sekolah setelah pulang sekolah nanti.
jam pulang sekolah dengan cepat 3 apalagi dengan keadaan saat ini yang tidak ada pelajaran sama sekali, Nara langsung mengajak deni untuk bertemu di cafe tanpa mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu.
singkatnya saja Nara sudah sampai di cafe, kebetulan Deni dkk sudah sampai di cafe, melihat kedatangan Nara Deni langsung berdiri begitu juga dengan teman-temannya.
Riko menatap Nara ada kebencian di matanya ketika melihat ke arah Nara, tapi Riko dengan cepat menundukkan kepalanya, meskipun saat itu Lana terdengar mengumpat, tapi Riko masih tidak percaya kalau Lana jahat.
Riko lebih percaya 100% kalau Nara lah yang jahat, apalagi dengan sikap Lana yang sangat lemah tidak mungkin dia bisa menjadi orang lain.
"akhirnya Lo dateng juga ..," Deni dengan senyuman manis.
Nara menatap mereka sekilas, duduk dan langsung mengeluarkan amplop coklat dari dalam tasnya," ini uang yang gue janjiin ke kalian, jadi sekarang kita nggak punya urusan lagi satu sama lain."
Deni langsung mengambil amplop coklat yang diberikan Nara, membukanya dan melihat isinya, bahkan deni tidak perlu repot-repot menghitungnya karena dia sudah sangat yakin dengan jumlahnya.
"oke, urusan kita selesai sekarang. Oh ngomong-ngomong kalau lo butuh bantuan lagi hubungin aja nomor telepon gue, tenang aja kerjasama sama gue nggak bakal buat lo rugi." ujar Deni dengan senyuman manis.
Nara hanya tersenyum kecil, entah dia membutuhkan bantuan Deni dkk atau tidak di masa depan, semuanya belum terjadi sekarang dan Nara sangat yakin kalau dia bisa melakukan semuanya sendiri.
"oke ...," jawab Nara.
Deni langsung berdiri dari tempat duduknya dan mereka segera pergi, tapi ketika Riko melewati Nara dia memberikan tatapan tajam kepada Nara, tatapan yang seolah-olah mengisyaratkan kalau dia pasti akan membalaskan dendam untuk Lana.
Nara mengabaikan tatapan dari Riko, otak cinta seperti Riko tidak akan pernah percaya dengan apa yang dia katakan, bahkan jika Nara menjelaskan sampai mulutnya berbusa pun Riko tidak akan pernah mau menerima apapun yang dia sampaikan.
Riko terlalu dibutakan oleh sikap Lana selama ini, di mata Riko Lana hanyalah wanita lemah, sangat lemah sampai-sampai harus ada orang yang selalu menjaganya.
"cihh ..., bahkan jika seseorang memiliki hati yang sangat buruk dan kejam, masih akan ada seseorang yang mencintainya dengan sangat tulus," Nara
Di kehidupan yang lalu Nara tidak terlalu mengenal Deni dan kawan-kawan, sehingga Nara tidak tahu apa yang terjadi pada mereka di masa depan.
Sementara itu di sisi yang lain, lebih tepatnya di rumah kediaman Dion, terdengar suara pukulan yang keras dari dalam rumah.
Bugh
Bugh
Bruk
Dion mengusap bibirnya sendiri yang mengeluarkan darah, wajah terlihat memar bajunya juga sangat kusut.
"sudah berapa kali aku mengatakan padamu anak tidak tahu diri, jangan pernah menemui wanita sialan itu, kenapa kamu tidak pernah mendengar kata-kataku hah!" teriak ayah Dion dengan sangat keras setelah memukuli Dion putranya.
JUNA ALVARO JAYENDRA, seorang duda yang berusia 41 tahun, awalnya tuan Juna sangat menyayangi Dion lebih dari apapun. tuan Juna selalu mengusahakan yang terbaik untuk putra semata wayangnya, tuan Juna awalnya juga orang yang sangat-sangat dan penyayang.
Tapi semuanya berubah ketika istrinya ketahuan selingkuh, bahkan berselingkuh dengan teman nya sendiri. kepribadian tuan Juna berubah dan dia sering memukuli Dion untuk melampiaskan kemarahannya, melarang keras Dion untuk menemui ibunya yang sudah menikah dengan selingkuhannya.
Ibu Dion berselingkuh saat usia Dion 9 tahun, dan mulai sejak itu ayahnya yang penyayang dan juga hangat berubah, berubah seperti orang lain yang tidak pernah Dion kenal sebelumnya.
"maaf ayah ...," gumam Dion meminta maaf secara jujur.
Dion awalnya tidak mau menemui ibunya, tapi ibunya lah yang menemuinya, ibunya mengatakan ingin kembali bersama ayahnya, meminta Dion untuk membujuk ayahnya agar mau rujuk bersama nya.
Tapi siapa sangka ayahnya akan melihat semua itu dan salah paham, tanpa menunggu penjelasan dari Dion, tuan Juna langsung memukul Dion dengan keras.
Tuan Juna menatap tajam Dion, awalnya setelah mengetahui istrinya berselingkuh, tuan Juna tidak yakin kalau Dion adalah putra kandung nya. setelah melakukan tes DNA ternyata dion putranya, tapi membayangkan Dion lahir dari seorang wanita jal*ng yang mungkin melakukan hal tersebut saat dia hamil anaknya tetap saja membuat tuan Juna marah.
keluarga asli tuan Juna juga hancur karena kasus perselingkuhan, itulah mengapa setelah menikah bersama ibu Dion, tuan Juna selalu menjaga sikap dan tidak mau main-main karena tidak mau rumah tangganya hancur.
Tapi tetep saja meskipun dia tidak main-main di luar, istri nya justru main-main di rumah.
"sekali lagi aku melihatmu menemui wanita sialan itu, aku akan langsung mengusir mu dari rumah ini!" ancam tuan Juna setelah itu pergi meninggalkan Dion.
Dion menundukkan kepalanya, meskipun tubuhnya sakit hal tersebut masih bisa dia tanggung, tapi hatinya yang hancur tidak bisa lagi dia tahan.
Dion terlihat biasa-biasa saja saat di sekolah seolah-olah tidak pernah mengalami masalah dalam kehidupannya, tapi yang sebenarnya terjadi dia selalu terluka, baik luka fisik ataupun luka mental.
Dion berdiri dan berjalan untuk menuju kamarnya, menutup pintu berjalan menuju meja belajarnya.
Membuka laci dan mengeluarkan silet dari lacinya, Dion duduk di kursi belajar dan mulai menggores jarinya sedikit demi sedikit.
luka-luka kecil tersebut akhirnya mengeluarkan darah, tapi Dion terlihat tenang.
