~ Dinar tak menyangka jika di usianya yang baru tujuh belas tahun harus di hadapkan dengan masalah rumit hidupnya. Masalah yang membuatnya masuk ke dalam sebuah keluarga berkuasa, dan menikahi pria arogan yang usianya jauh lebih dewasa darinya. Akankah dia bertahan? Atau menyerah pada takdirnya?
~ Baratha terpaksa menuruti permintaan sang kakek untuk menikahi gadis belia yang pernah menghabiskan satu malam bersama adiknya. Kebenciannya bertambah ketika mengetahui jika gadis itu adalah penyebab adik laki lakinya meregang nyawa. Akankah sang waktu akan merubah segalanya? Ataukah kebenciannya akan terus menguasai hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Seminggu sudah berlalu dan hari ini adalah hari pertama Dinar pergi ke kampus. Dan selama seminggu ini untuk membeli kebutuhannya dia terpaksa menggunakan kartu yang diberikan oleh Malik.
Dinar hanya sekali menggunakannya untuk berbelanja di supermarket terdekat, itupun tanpa sepengetahuan Bara ataupun Mang Surya. Dia pergi ke supermarket dengan bantuan Mak Jumi.
Agar tidak bergantung pada kartu pemberian Malik gadis itu juga membuat kue yang ia titipkan di warung makan tempat dulu ia membeli sayur, dan warung kecil yang ada di belakang rumahnya.
Untuk mengisi waktu ia juga mencoba menulis di salah satu platform novel online. Kebetulan sejak dulu dia memang mempunyai hobi menulis.
"Tadi ibu Wening menelponku, dia mengatakan pagi ini adalah hari pertamamu pergi ke kampus."
"I-iya..." sahut Dinar yakin jika akan ada kata kata lain yang akan disampaikan suaminya.
"Apa kau sengaja mengabari ibu mertuamu agar aku mau mengantarmu? Kau pikir kau siapa?"
Dinar menghela nafasnya, sepertinya ia sudah hafal dan mulai terbiasa dengan kata kata sinis dari pria di depannya. Apapun yang ia lakukan akan salah di mata Bara.
Hari ini jadwal kegiatan kampus di mulai pagi pagi sekali, dan untuk menyingkat waktu ia hanya menyediakan sarapan roti dan selai coklat. Dan ' gadis pemalas' adalah dua kata yang menjadi penyemangatnya hari ini.
Dia tetap menyiapkan sarapan untuk suaminya walaupun tahu jika pria itu tidak akan menyentuhnya.
"Semalam Ibu Wening menelpon menanyakan kabar kita, kami berbicara banyak hal. Tapi aku tidak akan memintamu untuk hal apapun...aku tahu posisiku Tuan!" sahut Dinar. Setelah meletakkan kopi untuk suaminya ia segera kembali ke dapur untuk menata kue yang akan ia bawa ke warung.
Pagi ini dia membuat risol mayo dan pastel isi sayur. Masing masing ia letakkan di kotak plastik agar lebih mudah di bawa.
Sedang Bara menatap setiap langkah istrinya, seminggu ini gadis itu banyak berubah. Gadis itu menjadi lebih tenang dan lebih berani untuk menanggapi semua kata kata sinis yang keluar dari mulutnya.
Selesai makan Bara langsung pergi ke depan untuk melihat apakah supirnya sudah selesai mencuci mobil. Tapi matanya memicing ketika malah melihat istrinya membawa dua box plastik transparan berukuran cukup besar di tangannya.
Sebenarnya bukan sekali ini dia melihatnya, dia berpikir mungkin gadis itu membawa cucian kotor untuk di bawa ke laundry. Ya, dia tak mengijinkan Dinar untuk menyentuh semua barang miliknya termasuk baju bajunya. Dia meminta Mang Surya untuk membawa semua baju kotor miliknya ke laundry langganan keluarga Wirabumi.
"Sebentar lagi selesai Tuan," ujar Mang Surya ketika tahu jika Bara sedang memperhatikannya.
"Kita tunggu dia, aku tak mau mereka menuduhku menelantarkan istriku sendiri. Ckk tadi dia bilang terburu buru, kenapa harus pergi ke laundry sepagi ini. Dasar gadis aneh," gumam Bara yang masih bisa di dengar oleh supirnya.
"Lhohh Nyonya Muda bukan pergi ke laundry Tuan. Dia sedang pergi ke warung untuk menjual kue kue buatannya, Nyonya muda pinter masak...nyatanya tiap hari kuenya selalu habis. Biasanya uang hasil kue malah langsung ditukar beras sama Nyonya, kan warungnya milik adik Mamang. Kata Nyonya beli kebutuhan di warung lebih murah daripada di supermarket. Istri idaman banget Nyonya Muda, pinter ngatur uang!"
Bara tertegun mendengarnya, beras...jadi gadis itu tiap pagi membuat kue hanya agar bisa mendapatkan beras! Pantas saja setiap pagi ia mencium bau wangi masakan berbeda tiap harinya.
"Dasar bodoh, kenapa tidak meminta uang padaku..." Bara bermonolog, dia terbiasa berada di lingkungan dimana semua orang bekerja keras. Hingga dia lupa jika istrinya adalah gadis ingusan yang baru saja menyelesaikan sekolah menengahnya.
Jika tidak salah lima hari yang lalu Dinar juga menyiapkan sarapan berupa kue kue yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Tapi waktu itu ia melempar semua isi piring.
Dia marah karena sempat melihat Akbar masih saja disekitar rumah mereka. Hingga terpaksa ia memberikan perintah pada para penjaga untuk melarang siapapun untuk mendekati kediaman mereka. Dan sejak saat itu dia tak menyentuh apapun yang disiapkan istrinya. Dia biasa meminta supir untuk membeli makanan yang dia inginkan.
Lima belas menit kemudian Bara melihat istri kecilnya pulang, gadis itu masuk ke rumah dengan tenang lewat pintu samping tanpa melihat ke arahnya sedikitpun. Dan tak lama Bara melihat Dinar berlari kecil menuju pintu gerbang dengan mengenakan kemeja putih dan rok hitam panjang sebatas lutut.
Tapi Bara tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika Dinar kembali berlari ke arahnya hanya untuk menjabat dan membawa tangannya ke dahi gadis itu.
"Dinar berangkat dulu, maaf jika ini membuat Tuan tidak nyaman. Tapi kata ibu ridho suami akan membuat semua kegiatan Dinar nanti menjadi lebih mudah."
"Ini...," Bara membuka dompet dan menyerahkan satu kartu berwarna emas pada istrinya.
"Kau harus menggunakan kartu itu setidaknya tiga kali sehari karena jika tidak maka aku akan menghukummu. Jangan mencoba mengelabuiku karena apapun aktivitas kartu akan terkirim di ponselku," sambung Bara.
"Dinar cuma mau pamit, bukan minta kartu. Lagian tukang ojeknya nggak bakal mau di bayar pakai begituan."
"Kita searah, jadi mulai sekarang kita akan selalu berangkat bersama. Aku yakin tidak ada tukang ojek yang mau mempunyai penumpang gadis bodoh sepertimu! Dan jika kau tak mau menerima kartu yang aku berikan maka jangan harap kau bisa berangkat ke kampus hari ini!"
"Mana bisa begitu."
"Im the boss jika kau lupa!"
🤣kl sdh menikah itu belajar berbicara dari hati ke hati jika ada pasangan kita yg bengkok kita yg lurusin bukan dibiarkan saja y sdh akan bengkok permanen
lama amat ngumpet nya
Akbar sama Denis aja🤭
generasi penerus wirabumi ternyata pada baik² sprt Krisna Anom dan bara
tp kl bharata mah terlalu gk bs mengatur emosi krn dr kecil bara tak terdidik dr wirabumi tp dr keluarga ibunya
tetap semangat author...