Bijak dalam membaca😊
❗HANYA HALUAN AUTHOR, DAN NOVEL INI TIDAK MENGENAL AGAMA APAPUN❗
"Ahh..! " pekik Reqy sambil membuang jutaan kecebong ke dalam kantung pengamannya di dalam sana. Setelah itu bergegas mengeluarkan uang warna merah dari pouch bagnya dan mengusir wanita itu.
Reqy Sebanan adalah seorang duda matang, berusia 38 tahun yang dipecundangi oleh istri yang sangat dicintainya 10 tahun yang lalu. Reqy tahu istrinya mendesah di bawah kungkungan laki-laki lain, tapi dia tak bisa melakukan apapun.
Cinta yang teramat dalam membuat Reqy membiarkan dan memendamnya dalam hati, sampai talak itu jatuh ketika istri yang dicintainya berani menampar putra mereka.
Hingga Reqy dipertemukan dengan daun muda 19 tahun dari desa yang membuatnya kelimpungan.
Bagaimana kisah hot duda satu ini?
Ikuti ceritanya
by : Roro Halus
❗DILARANG PLAGIAT ❗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Diculik
"Balas budi bukan dengan tidur dan merenggut kegadisannya." pekik Papinya.
PLAK!
Tamparan keras itu mendarat sepenuhnya di pipi Reqy hingga Reqy terdorong dan terhuyung ke belakang.
Tuan besar Sebanan sangat kesal dengan putra semata wayangnya itu!
Marah!
Tak tau lagi, dari mana sifat binatangnya itu berasal!
Kecewa!
Semua campur aduk membuat dia tak lagi bisa menahan diri untuk tidak menghajat putranya itu!
"Aw!" pekik Reqy sambil memegang pipinya.
"Sabar Pap, Jangan pakai kekerasan dengan anak sendiri!" kata Mami sambil memegang tangan suaminya agar berhenti.
"Kamu selalu bikin ulah, Reqy. Nama keluarga yang kamu coreng! Apa yang akan kita lakukan pada keluarga Grenada? Dia menantu keluarga Grenada!" seru Papinya sambil meninggikan suaranya.
"Aku mencari dia terus selepas malam itu, Pap!" jawab Reqy.
"Dia sudah bahagia! Dia menantu kesayangan Grenada hingga kamu mencarinya saja tidak berhasil. Jadi, Lupakan dia dan putrimu itu!" kata Papinya Reqy.
"Gak Pap, Aku mencintai dia dan putriku saat pandangan pertama!" kata Reqy.
"Bukannya kamu tidak ingin menikah?"
"Setelah melihat bayi itu, aku berubah pikiran!"
"Kalau begitu, terserah kau saja! Rebutlah dia dan menjadi rival Grenada!" pekik Tuan besar Sebanan marah.
Reqy terdiam sambil duduk di kasur itu, memejamkan matanya dan menarik nafas dalam!
Rival Grenada!
"Aku akan mengurusnya sendiri!" kata Reqy kemudian berdiri dan meninggal Mansion Keluarga Besar Sebanan.
"Reqy—!" pekik Maminya menahan.
Namun langkah panjang Reqy dan tekad Reqy sudah bulat!
Reqy akan mengurus kesalahannya sendiri tanpa merepotkan keluarga besarnya!
'Biarkan aku menyelesaikan masalah ini dengan caraku sendiri!' batin Reqy sambil mengemudikan mobilnya.
'Raindya, Tunggu papa sayang. Papa akan merebutmu. Kamu berhak ikut papa!'
Tak lama berlalu, Reqy sudah sampai di Penthouse nya, dan pergi ke rooftop apartemen itu. Kawasan apartemen elite itu bagian lantai paling atas ada satu Penthouse yang sangat luas lengkap dengan segala fasilitanya.
Di atas Penthouse ada Rooftop yang khusus bisa dimiliki oleh pemilik Penthouse. Di Rooftop ada kolam renang dan taman kecil, serta ruangan kecil di sudut bangunan yang digunakan Reqy untuk fitnes.
Reqy memang lebih banyak menghabiskan waktu di Penthouse daripada di rumah!
Semenjak Reqy cerai dan terpuruk, Reqy memutuskan untuk menetap di Penthouse dan akan pulang bertemu Reno saat dirinya merasa membaik!
Apalagi setelah cerai barulah Mami dan Papi mulai berkunjung dan disanalah titik balik hati Reqy.
Maminya dan Papinya kekeh meminta tes DNA untuk membuktikan Reno adalah miliknya atau milik laki-laki lain karena Mami dan Papi yakin jika Reno bukan milik Reqy.
Tapi, Reqy menolak dengan keras!
Dan terus tidak goyah meyakini bahwa Reno adalah putranya. Reqy tidak ingin melukai hati putranya dengan mempertanyakan statusnya!
Reqy semakin sering di Penthouse untuk menutup mata dan mencoba tidak sadar jika tidak ada kemiripan sedikitpun tentangnya pada diri Reno.
Setelah Reqy sampai di Rooftop, dia melepas semua bajunya dan masuk ke dalam ruang fitnes.
Reqy melatih otot-ototnya dengan telanjang karena memang beginilah cara dia melampiaskan emosi selain dengan minum!
"Hosh, Kau harus dihukum karena berani menikah dengan laki-laki lain saat hamil anakku!" gumam Reqy sambil mulai melakukan angkat bebannya.
"Kau keterlaluan, Nia. Sakit sekali hatiku!" gumam Reqy.
Satu jam berlalu, Reqy menghabiskan dengan alat-alat beratnya!
"Hosh ... Hosh!"
Reqy mengatur nafasnya sambil mengusap keringat yang mengucur deras di setiap tubuhnya. Reqy menatap pantulan dirinya di dalam cermin.
"Cih! Aku tampan, gagah, dan perkasa ... Tidak ada apa-apanya, daripada tubuh krempeng Reza!" gumam Reqy sambil berdecih.
******
Sedangkan di rumah sakit, Nia sangat gelisah dan tidak bisa tidur sambil menyusui putrinya.
Nia melihat Reza tertidur pulas di sofa panjang dan lebar yang disediakan khusus oleh Rumah sakit.
Dan Rasty tengah tertidur di sebelah kanan ada dekat ruangan yang didalamnya ada ranjang empuk dan TV sebagai fasilitas VIP Rumah sakit itu.
"Kenapa Mommy gelisah ya, girl's, Daddymu ada dan tertidur pulas. Tante mu juga ada. Tapi kenapa Mommy gelisah?" tanya Nia seolah berbicara pada bayinya dengan suara lirih.
'Huh ... Kenapa setelah melihat Pak Reqy aku jadi gelisah begini ya? Apa Pak Reqy benar-benar melupakan aku dan berhubungan dengan Rasty? Kenapa aku tidak nyaman dengan itu?' batin Nia sambil memegang pipi putrinya yang tengah menyusu padanya.
Nia mencoba menetralkan pikirannya dari Papa kandung sang putri.
'Maaf ya, Mas Eja, Aku tidak berani jujur siapa yang merenggut mahkotaku sekaligus Papa kandung, Rain. Aku harap kamu tidak akan kecewa nanti, saat mengetahuinya!' batin Nia sambil menatap wajah lelap suaminya itu.
Suasana sangat sunyi, Nia melirik jam di dinding menunjukkan pukul 00.00.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi, Nyonya. Apa saya mengganggu?" kata Dokter perempuan itu menampakkan diri di depan pintu.
"Tidak Dok, Silahkan masuk. Apa ada kunjungan malam?" tanya Nia sambil melepas putrinya yang sudah tertidur.
"Tidak, Nyonya. Tapi apa saya harus membangunkan Tuan Reza untuk meminta izin membawa Anda dan bayi anda ke Laboratorium?" tanya Dokter cantik itu.
"Tidak perlu, Dok, Apa saya harus di periksa?" tanya Nia.
"Iya Nyonya, Silahkan coba berjalan agar terbiasa!" jawab Dokter itu.
"Baiklah saya akan ikut dokter sambil jalan saja, agar terbiasa ... Rasanya aneh gitu dok. Seperti ada yang akan jatuh dari miss V, saya!" kata Nia melaporkan keluhannya.
"Itu hal biasa setelah melahirkan normal, Nyonya!" jawab Dokter itu menggendong bayi cantik di sebelah Nia.
"Kira-kira kalau saya cepat berjalan begini, apa saya bisa pulang cepat, Dok?" tanya Nia sambil berjalan memecah keheningan.
Memang kamar Nia ada di VIP yang sangat mementingkan kenyamanan pasien sehingga tidak ada orang atau dokter berlalu-lalang.
Sepi!
"Bisa, Nyonya, Bahkan karena Anda melahirkan secara normal. Anda bisa pulang besok!" jawab Dokter itu sambil tersenyum.
"Wah, Senangnya!" seru Nia kesenangan.
Dokter itu hanya tersenyum melihat kebahagiaan yang Nia rasakan.
Cklek!
Dokter cantik itu membuka pintu Laboratorium dan mempersilahkan Nia masuk terlebih dahulu.
Nia pun masuk ke dalam ruangan tertutup dan dingin itu. Jantungnya berdebar memasuki ruangan itu. Suhu dingi Laboratorium menembus ke tulangnya.
Kemudian dokter itu masuk dengan bayi cantik milik Nia.
Klek!
Sontak Nia membalikkan badan saat mendengar suara pintu di kunci.
"Kenapa di kunci, Dok?" tanya Nia terkejut.
"Tidak ada, Nyonya. Hanya memang prosedurnya harus di kunci." jawab Dokter cantik itu.
Kemudian berjalan menuju sebuah bangkar tempat tidur melewati beberapa almari alat-alat kedokteran dan beberapa rak di penuhi dengan botol kecil-kecil cairan warna-warni.
Pemandangan itu membuat Nia bergidik, ditambah ini sudah memasuki waktu tengah malam.
"Silahkan berbaring, Nyonya!" kata Dokter itu.
Nia menurut dan berbaring di bangkar tempat duduk yang berbeda dari tempat tidur nya di VIP ataupun di ruang rawat biasa.
Dokter itu meletakkan baby Rain di sebelah Nia kemudian mengambil sebuah cairan dan berlahan di suntikkan pada Nia.
Nia yang mendapat suntikan itupun tiba-tiba kantuk berat menyelimutinya dan kemudian matanya tertutup tanpa bisa di cegah.
Prok! Prok! Prok!
"Kau memang paling bisa diandalkan, Lisa! Kalian bawa Nia dan putrinya ke TKP!" kata laki-laki itu keluar dari balik pintu dalam Laboratorium dan menyuruh beberapa orang memakai baju putih perawat membawa Nia.
"Kembalilah bekerja, Aku akan membuat Nia seolah kabur, Kamu tenang saja, semua aman!"
Glek!
Bersambung...
Siapa ni yang macen2???