satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"diemm... "
semua siswi pun langsung terdiam dan menatap kearah Tasya. sedangkan Kania yang ikut terkejut akibat teriakan dari temannya, menatap kearah Tasya sembari memasang raut wajah keheranan.
"kalian bisa diem nggak sih, emangnya urusan kalian apa? toh kalau Kania deket dengan pria manapun terserah dia. pakek tanya-tanya, itu privasi Kania. terus, kalau kalian pengen tau tentang Garvin, Danu, kak Ervan atau kak Alex yah tinggal tanya aja ke mereka." sentak Tasya.
Tanpa merasa takut dengan beraninya Tasya mengecam semua siswi yang mengganggu Kania.
Belum sempat salah satu siswi itu menjawab ucapan Tasya bel pun langsung terdengar cukup kencang.
kringgg
suara bel masuk berbunyi.
"huuu, gitu aja sewot." celetuk siswi lain.
Semua siswi pun langsung duduk di tempat duduknya masing-masing.
"udah sya, kamu mau berdiri aja." ucap Kania.
helaan nafas yang terdengar cukup berat Tasya hembuskan. "huuft...."
"udah udah duduk, sabar...." kania mengisyaratkan dengan tangan mulusnya yang ia taruh di dadanya. seperti memberi tahu pada gadis itu untuk menyudahi kemarahannya.
Tasya menatap sekilas kearah kania dan segera langsung duduk karna guru pun juga telah memasuki ruangan kelasnya.
******
Jam istirahat
ke empat pria berjalan bersamaan kearah kelas Kania. dari arah berlawanan ternyata Laura dan keempat temannya juga hendak masuk kedalam kelas Kania.
Dengan cepat tangan Danu menghadang tubuh Laura.
"mau kemana?"
"Danu, apaan sih. ini juga ngapain kalian kesini?"
tanya Laura dengan nada cukup kesal.
tak ada jawaban dari ke empat pria itu.
"wah.. hallo! kalian bisu, tunggu tunggu jangan bilang kalian disini mau ketemu sama.... " imbuh Laura tapi ucapannya langsung terhenti.
"hay! ayok ke kantin." sela Kania.
Tasya yang berada di dekat Kania pun langsung merangkul lengan Kania. seakan takut dengan tatapan teman-teman Laura.
"ayok." ucap Alex.
mereka pun melangkah kan kakinya pergi, dan meninggalkan Laura bersama teman-temannya.
Hentakan kaki secara kasar Laura lakukan, seakan ingin melampiaskan kekesalannya pada lantai yang kini ia pijak. "ihh... awas lo dasar cewek sialan." geram Laura.
"makin songong aja tuh anak, gue punya ide buat tuh cewek tau batasan dan nggak lagi sok cantik." ucap salah satu teman Laura.
Laura langsung menghentikan hentakan kakinya dan mengernyitkan dahinya, seakan ingin memberi tahu pada temannya bagaiman cara memberi pelajaran pada Kania. "gimana caranya?"
"sini gue bisikin." teman Laura pun langsung mendekat kan bibirnya pada telinga Laura.
tawa sumringah dan sinis terukir di kedua sudut bibir Laura. "gue suka cara itu, ok. yuk ke kantin."
ajak Laura.
******
kantin sekolah
Tawa dari Tasya yang sedang menceritakan hal lucu di kantin. membuat ke empat pria dan satu gadis cantik itu ikut tertawa renyah.
Meski kini seluruh murid di kantin itu menatap kearah mereka tapi tak membuat kenyamanan mereka dalam bercanda berkurang.
"ya ampun Tasya kamu bener-bener lucu banget sih." ucap Kania, sambil memegang perutnya yang terasa sakit akibat tertawa mendengar cerita dari Tasya.
"bener banget, terus terus gimana sama tukang somay nya? " imbuh Alex.
Tasya malah tertawa sebelum bercerita. hingga membuat yang lainnya yang mendengar tawa Tasya ikut tertawa. padahal belum mendengar cerita dari gadis itu.
Tawa Tasya benar-benar candu, bahkan Garvin dan Ervan yang terkenal dingin dan ketus pun ikut tertawa.
Tanpa mereka sadari Laura dan teman-temannya yang tengah duduk tak jauh dari arah mereka sedang menatap sinis kearah mereka ber lima. tangannya meremas botol minuman yang kini berada dalam genggaman nya.
"udah Lau, tenang aja. kita lakukan cara yang tadi gue bilang nanti pas pulang sekolah." ujar teman Laura yang telah mempunyai rencana jahat untuk Kania.
"lo bener, gue harus sabar. kalau kayak gini gue jadi nggak sabar nunggu nanti pulang sekolah."
tatapan penuh siasat dari Laura tak sengaja di lihat oleh mata Danu. tak ingin terlalu ambil pusing Danu pun tak menghiraukan Laura dan segera ikut mendengarkan cerita lucu dari Tasya lagi.
******
Kringgg
bel pulang pun berbunyi.
semua murid keluar dari kelasnya Masing-masing. sedangkan Tasya dan Kania seperti biasa selalu terakhir kalau pulang sekolah. karna mereka berdua tak ingin berdesakkan keluar gerbang.
"emm, Kania tungguin aku disini yah. aku mau ke toilet bentar."
Kania yang tengah menatap ke layar ponselnya pun mengangguk kan kepala nya. "jangan lama-lama yah."
"ok." jawab Tasya.
karna kalau pulang sekolah ia tak dapat bersama Ervan, Garvin, Danu ataupun Alex. ke empat pria itu memiliki kegiatan di jam pelajaran jadi Kania tetap pulang hanya bersama Tasya.
tak berlangsung lama, Kania yang tengah asyik memainkan ponselnya tiba-tiba merasa ada seseorang yang melangkah kan kakinya kearah kelas nya.
"loh Sya cepet amat ke toilet." ucap Kania, sambil tetap memainkan ponselnya.
merasa sedang menunggu jawaban tapi tak ada sautan dari Tasya, gadis itu langsung menatap kearah belakang. tapi tiba-tiba...
mata Kania gelap karna tertupi kain, dan mulutnya tak mampu bicara karna di bekap oleh seseorang dari arah belakang. tapi ia merasakan parfum yang tak asing di hidungnya.
Kania memberontak tapi nihil, tenaga nya tak mampu melawan seseorang yang Kania tau pasti lebih dari satu bahkan terkesan banyak orang yang kini mendekap dirinya.
hampir 15 menit Tasya pun kembali dari toilet dan melihat ruangan kelas yang sudah tak ada orang sama sekali. "kemana Kania? kok tega amat aku ditinggal."
dengan raut wajah kesal Tasya segera masuk kedalam kelas dan mengambil tas nya dan segera pergi meninggalkan kelas.
sedangkan di sisi lain Kania yang masih di bekap mulutnya dan matanya di tutup oleh kain. mencoba tetap berontak, tapi kini ia malah di duduk kan di sebuah kursi kayu. mulutnya sudah dapat bicara.
"lepasin, siapa kalian? " teriak Kania histeris.
Tapi tak ada jawaban sama sekali.
Plak
tamparan cukup keras mendarat di pipi kanan Kania.
plak
kini pipi kiri Kania ikut merasakan perihnya tamparan itu.
Plak
Plak
Plak
Plak
kini bibir Kania di paksa untuk minum air yang Kania tak tahu air apa itu?
"Mmm... " kania berusaha menutup rapat-rapat mulutnya seakan tak ingin membiarkan orang-orang itu memasukkan minuman pada mulutnya.
Lagi-lagi tenaga Kania kalah dengan banyak nya orang yang diapain tak tahu berapa jumlah orang yang sudah melakukan hal kejam itu pada dirinya.
"kalian siapa? lepasin aku lepasin." Kania tak henti-hentinya berteriak.
Kepala Kania terasa pening dan ambruk sudah pertahan kesadaran Kania.
"tolong!" ucap lirih Kania.
"Danu, Garvin, Ervan, Alex, Tasya siapapun tolong aku, aku takut." batin Kania.
setelah itu Kania tak mampu lagi mengingat apapun ia benar-benar telah kehilangan kesadaran di tempat yang ia pun tak tahu dimana sekarang.
Bersambung.