Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.
tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.
ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Ancaman Dari Monster Serigala Petir.
Bab 15. Ancaman Dari Monster Serigala Petir.
Di bulan berikutnya, Feng Yan terus melatih Teknik Nafas Badai dengan ketekunan yang luar biasa. Setelah mencapai 60% penguasaan, setiap hari menjadi lebih menantang, namun Feng Yan tidak pernah menyerah. Dia tahu bahwa untuk mencapai potensi penuhnya, dia harus sepenuhnya menguasai teknik ini—dan perjalanan menuju 100% tidak akan mudah.
Saat latihannya berlanjut, energi badai di sekitarnya mulai semakin kuat dan sulit dikendalikan. Ketika mencapai 70%, setiap tarikan napasnya mulai mempengaruhi area di sekitarnya dengan lebih ganas.
Angin menderu tanpa henti, membuat pepohonan besar di sekitar hutan bergetar hebat. Tanah mulai terkelupas, dan di beberapa tempat, retakan besar muncul akibat tekanan energi yang dikeluarkan. Saat itu, para Beruang yang selalu menyaksikan dari kejauhan mulai merasakan getaran hebat di tanah di bawah kaki mereka setiap kali Feng Yan menarik dan menghembuskan napas.
Ada kalanya Feng Yan tampak frustrasi. Setiap kali dia mendekati batas yang lebih tinggi dalam penguasaan tekniknya, kontrol atas angin yang menderu semakin sulit. Beberapa kali, dia gagal menghentikan badai yang dia ciptakan, menyebabkan pohon-pohon besar tercabut dari akarnya, dan area hutan di sekitarnya hancur dalam radius yang lebih luas. Di saat-saat seperti itu, Feng Yan sering terlihat berdiri di tengah kehancuran dengan tangan mengepal dan napas berat, matanya menunjukkan kekecewaan mendalam.
"Kenapa aku masih belum bisa mengendalikannya sepenuhnya?" gumamnya dalam hati.
Namun, di setiap kegagalan, tekad Feng Yan semakin kuat. Dia kembali setiap hari ke tempat yang sama, mendorong dirinya melampaui batas, mencoba lagi dan lagi untuk mencapai penguasaan yang sempurna.
Saat Feng Yan mencapai 80%-90% penguasaan, teknik Nafas Badai mulai memengaruhi cuaca di sekitarnya. Angin yang dia ciptakan menjadi begitu kuat hingga awan-awan di langit berputar, menciptakan pusaran badai yang mengerikan di atasnya.
Saat itulah, para Beruang, meskipun selalu memperhatikan dari kejauhan, mulai mundur lebih jauh, menjaga jarak mereka dengan rasa hormat dan kekaguman yang semakin dalam.
"Kekuatan Raja semakin tak terbendung," salah satu Beruang berkata dengan suara bergetar. "Ini... menakjubkan, tapi juga menakutkan."
Tatapan mereka selalu terpaku pada sosok Feng Yan. Mereka bisa melihat bahwa setiap kali dia semakin mendekati 100% penguasaan, badai yang dia ciptakan semakin luas, semakin liar, dan semakin kuat. Namun, meskipun kekuatan itu tampak menghancurkan, mereka juga bisa melihat Feng Yan semakin mampu mengendalikan kekacauan yang dia buat.
Pada titik 95%-100%, badai yang diciptakan Feng Yan tidak hanya mengelupas tanah atau mencabut pepohonan. Bebatuan besar mulai terangkat dari tanah, melayang di udara seolah-olah tanpa bobot, dan langit di atas hutan berubah menjadi gelap, seakan merespon kekuatan besar yang dikerahkan. Para Beruang, meskipun ketakutan oleh pemandangan itu, juga tidak bisa menahan kekaguman mereka.
Namun, saat Feng Yan akhirnya mencapai 100% penguasaan, sesuatu yang luar biasa terjadi. Badai yang semula tak terkendali, dengan angin yang menderu dan kekuatan destruktif yang menghancurkan, tiba-tiba menjadi tenang.
Meski kekuatan besar terus berputar di sekeliling Feng Yan, dia sekarang bisa mengendalikan badai itu dengan sempurna. Angin mengalir lembut di bawah kendalinya, dan kehancuran yang biasanya mengikuti setiap teknik Nafas Badai berubah menjadi harmoni. Batu-batu yang melayang di udara dengan perlahan turun kembali ke tanah, dan langit yang gelap mulai cerah.
Feng Yan membuka matanya, dan dengan tarikan napas yang dalam, dia tersenyum puas. Dia telah melampaui batasnya, mencapai penguasaan penuh atas teknik legendaris ini. Para Beruang yang melihatnya berdiri dengan bangga menyadari bahwa Raja mereka kini telah berubah menjadi sosok yang lebih hebat dari sebelumnya,
Mereka tidak lagi melihatnya sebagai manusia biasa. Dia sekarang adalah kekuatan alam itu sendiri, seseorang yang dapat mengendalikan badai dan ketenangan dalam satu tarikan napas.
Tatapan kagum dan rasa hormat semakin dalam di mata mereka, dan mereka tahu bahwa Feng Yan telah menjadi Raja yang tak terbantahkan, baik dalam kekuatan maupun jiwa. Tapi tak bisa di pungkiri. Ada rasa takut yang mendalam tertanam di hati mereka.
Ketika Feng Yan melihat ekspresi ketakutan di wajah para Beruang yang selalu memperhatikan latihannya dari jauh, dia tidak bisa menahan tawa kecil. Ia sudah menduga, kekuatan yang luar biasa ini pasti membuat mereka merasa was-was.
Dengan senyuman tenang, Feng Yan mendekati para Beruang, auranya yang kuat terasa menggetarkan, tapi tatapan matanya penuh kehangatan.
"Tenang saja," katanya dengan suara yang mantap namun lembut, "Aku tidak akan pernah menyakiti kalian. Kekuatan ini bukan untuk menghancurkan, tapi untuk melindungi kalian, melindungi kita dan seluruh keluarga kita."
Para Beruang, yang tadinya cemas melihat kedahsyatan kekuatan Feng Yan, kini merasa lega mendengar kata-katanya. Ucapan Raja mereka membawa ketenangan dan rasa aman. Mereka tahu bahwa Feng Yan bukan hanya seorang penguasa yang kuat, tetapi juga sosok yang peduli dengan keselamatan mereka.
Tatapan ketakutan di mata mereka berubah menjadi rasa hormat yang semakin dalam. Mereka saling menatap dengan senyum lebar, merasa lebih dekat dengan Feng Yan daripada sebelumnya.
Bagi mereka, Feng Yan bukan hanya seorang Raja yang luar biasa kuat, tetapi juga pelindung yang akan selalu berada di sisi mereka, menghadapi setiap ancaman yang datang. Kini, keyakinan mereka kepada Feng Yan semakin teguh, dan penghormatan mereka padanya menjadi tanpa batas.
Pelatihan Feng Yan masih terus berlanjut. Dia menyadari jika ingin melangkah ke wilayah yang lebih dalam dia membutuhkan kekuatan yang lebih besar maka dari itu setelah menguasai Tehnik Nafas Badai dia mulai melatih tehnik kontrol Elemen dan juga Nafas kehidupan.
Setelah berhasil menguasai Teknik Nafas Badai hingga 100%, Feng Yan menyadari bahwa jika dia ingin melangkah ke tingkat yang lebih tinggi, dia membutuhkan kekuatan yang lebih besar. Menyadari pentingnya menguasai lebih banyak elemen, dia memutuskan untuk melanjutkan latihannya, kali ini dengan fokus pada Kontrol Elemen Alam dan Nafas Kehidupan.
Latihan Kontrol Elemen Alam. (6 bulan pertama.)
Latihan ini jauh lebih kompleks daripada yang Feng Yan perkirakan. Tidak seperti Teknik Nafas Badai yang melibatkan penguasaan angin dan badai, Kontrol Elemen Alam membutuhkan keseimbangan yang halus dan pemahaman mendalam tentang setiap elemen yang ada di sekitarnya. Tanah, air, api, udara, dan bahkan kayu.
Pada bulan pertama, Feng Yan hanya berhasil menguasai sebagian kecil dari elemen-elemen tersebut, terutama tanah dan air. Dia sering merasa frustrasi karena elemen-elemen ini tidak bisa dikendalikan sesuai keinginannya.
Banyak kali ketika mencoba mengangkat tanah, bukannya membentuknya menjadi senjata atau perisai, ia malah menghancurkan lingkungan sekitarnya. Pohon-pohon tumbang, sungai-sungai mengalir dengan tidak terkendali, dan kadang api yang ia coba ciptakan justru menyebar ke tempat yang tidak ia inginkan.
Para Beruang, yang selalu memperhatikan dari kejauhan, memperlihatkan tatapan ngeri setiap kali Feng Yan melakukan kesalahan. Namun, seiring waktu, mereka mulai terbiasa dengan kehancuran di sekitar mereka, bahkan jika itu berarti lingkungan alami di sekitar mereka terkadang hancur berantakan.
Pada bulan kedua dan ketiga, Feng Yan mulai mendapatkan kendali lebih baik. Saat ia semakin paham, ia mulai merasakan hubungan mendalam antara dirinya dan elemen-elemen tersebut. Tanah mulai tunduk padanya, air mengikuti alirannya, udara bergerak sesuai keinginannya, dan api, meskipun masih liar, mulai bisa dikendalikan lebih baik. Tanda kemajuan ini membuat Feng Yan semakin bersemangat.
Di bulan keempat, ia mulai bisa memanipulasi beberapa elemen sekaligus. Ketika ia menggenggam tanah, air pun mulai mengalir melalui sela-sela jarinya, udara membentuk angin lembut di sekelilingnya, dan api mulai menyala dengan kehangatan yang terkontrol.
Para Beruang melihat ini dengan kagum, mata mereka berbinar setiap kali Feng Yan berhasil memanipulasi elemen-elemen tersebut dengan sempurna.
Pada bulan kelima dan keenam, Feng Yan berhasil mencapai keseimbangan sempurna antara elemen-elemen tersebut. Dia bisa menciptakan badai api, tanah yang bergerak sesuai keinginannya, bahkan mengendalikan air dengan presisi tinggi.
Kawasan sekitar mulai berubah menjadi tempat pelatihan alam yang unik, dengan lingkungan yang bisa berubah sesuai kehendak Feng Yan. Para Beruang yang tadinya khawatir kini merasa semakin kagum, karena kekuatan Feng Yan melindungi mereka dari bahaya yang lebih besar di masa depan.
Latihan Nafas Kehidupan. (6 bulan berikutnya)
Setelah menguasai Kontrol Elemen Alam, Feng Yan beralih ke Nafas Kehidupan, sebuah teknik yang jauh lebih rumit. Tapi itu tidak masalah. Dia tahu betapa pentingnya tehnik penyembuhan diri dalam pertarungan.
Teknik ini tidak hanya melibatkan pengendalian energi internal, tetapi juga kemampuan untuk menyatu dengan siklus kehidupan di sekitarnya tumbuh, mati, dan beregenerasi.
Di bulan pertama, Feng Yan merasa terhambat. Nafas Kehidupan menuntut lebih banyak kesabaran dan kepekaan daripada kekuatan murni. Ia harus bisa merasakan energi kehidupan di setiap makhluk, setiap tumbuhan, dan setiap elemen di sekitarnya.
Banyak kali ia merasa frustrasi karena prosesnya yang lambat. Tubuhnya sering terasa lelah karena dia harus berusaha menyelaraskan energinya dengan kehidupan alam. Itu wajar mengingat usianya baru 15 tahun. Dan dia di dewasakan oleh setiap kejadian yang dia alami.
Pada bulan kedua dan ketiga, dia mulai merasakan energi kehidupan mengalir lebih lancar dalam tubuhnya. Dia mulai bisa memulihkan tanaman mati di sekitarnya, mempercepat pertumbuhan mereka, dan bahkan menyalurkan energi kehidupan ke binatang yang terluka.
Para Beruang, yang selalu menonton dari jauh, melihat keajaiban ini dengan takjub. Mereka sering melihat Feng Yan menyentuh tanaman layu atau beruang yang terluka, hanya untuk melihat mereka sembuh seketika. Ini menambah kekaguman mereka terhadap Feng Yan.
Di bulan keempat dan kelima, Feng Yan mulai memperluas kemampuan Nafas Kehidupannya. Tidak hanya bisa menyembuhkan, dia juga mulai bisa merasakan tanda-tanda kehidupan yang tersembunyi.
Dia bisa mendeteksi binatang di dalam hutan, mengetahui kapan tanaman akan layu, atau bahkan merasakan detak jantung para Beruang yang berjaga. Ini adalah tahap di mana Feng Yan mulai memahami betapa mendalamnya keterikatan antara kehidupan dan kekuatan.
Pada bulan keenam, Feng Yan akhirnya mencapai puncak penguasaannya atas Nafas Kehidupan. Dia bisa menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan makhluk hidup dengan cepat, memperbaiki lingkungan yang rusak, dan bahkan membuat tempat yang mati kembali hidup.
Para Beruang yang selalu memperhatikannya sekarang melihat Raja mereka sebagai figur yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Kekuatan untuk menciptakan dan mempertahankan kehidupan membuat Feng Yan menjadi sosok yang lebih dari sekadar pemimpin kuat, dia adalah pelindung dan sumber harapan bagi seluruh kawanan.
Akhir Latihan.
Setelah satu tahun penuh berlatih, Feng Yan telah menguasai kedua teknik tersebut hingga 100%. Tubuh dan jiwanya kini selaras dengan alam, dan kekuatan yang dimilikinya tak lagi sekadar alat untuk bertarung, tapi juga untuk melindungi dan merawat. Para Beruang, yang selama ini mengamatinya, kini memandang Feng Yan dengan rasa hormat dan kekaguman yang lebih mendalam. Bagi mereka, Feng Yan bukan hanya Raja, tetapi simbol dari kekuatan dan kehidupan yang menyatu.
Feng Yan, dengan senyum puas di wajahnya, menyadari bahwa ini baru permulaan. Kekuatan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk semua yang ia lindungi. Dan kini, dia siap melangkah ke wilayah yang lebih dalam dan lebih berbahaya dengan kepercayaan diri yang lebih besar.
Tidak terasa, satu tahun telah berlalu sejak Feng Yan pertama kali tinggal bersama para Beruang. Hubungan mereka semakin erat dari hari ke hari. Feng Yan tidak lagi dianggap sebagai tamu, melainkan sebagai bagian dari keluarga besar mereka. Dia ikut dalam berbagai kegiatan, dari berburu hingga berjaga, bahkan para Beruang mulai memandangnya sebagai pelindung dan pemimpin sejati mereka. Namun, kedamaian yang mereka nikmati tidak berlangsung selamanya.
Beberapa hari belakangan, Feng Yan mendengar bisik-bisik dari beberapa Beruang lainnya mengenai ancaman yang semakin mendekat. Mereka bercerita tentang sekawanan Serigala Petir yang mulai berkeliaran di sekitar wilayah mereka, memperluas kekuasaan mereka, dan mengancam keselamatan kawanan Beruang. Informasi ini akhirnya sampai ke telinga Raja Beruang yang lama, yang secara pribadi menyampaikan kekhawatiran ini kepada Feng Yan.
“Feng Yan,” kata Raja Beruang dengan nada serius saat mereka duduk di tepi sungai, “Ada ancaman yang semakin dekat. Serigala Petir yang biasanya menghuni wilayah utara mulai merambah ke sini. Mereka dikenal ganas dan tak segan menyerang tanpa peringatan.”
Feng Yan mendengarkan dengan seksama, matanya menyipit. "Berapa banyak dari mereka? Apakah mereka sudah mulai menyerang wilayah kita?"
Raja Beruang menggelengkan kepalanya. "Belum, tapi itu hanya masalah waktu. Aku mendengar dari para pengintai kami bahwa mereka sedang mengamati wilayah kita, mungkin bersiap untuk menyerang. Sekali mereka bergerak, kita harus siap."
Feng Yan merenung sejenak, mengingat semua yang telah dia pelajari selama setahun terakhir. Kekuatan baru yang ia peroleh dari Teknik Nafas Badai, Kontrol Elemen Alam, dan Nafas Kehidupan memberinya keyakinan bahwa dia bisa melindungi para Beruang. Namun, dia juga tahu bahwa Serigala Petir adalah ancaman serius, mereka dikenal karena kecepatan dan kekuatan mereka yang mematikan, terutama saat cuaca buruk.
"Kita akan menghadapinya," jawab Feng Yan dengan suara tegas. "Kita tidak bisa membiarkan mereka mengancam wilayah ini. Aku akan memastikan kita siap menghadapi mereka, apa pun yang terjadi."
Raja Beruang menatap Feng Yan dengan rasa hormat yang semakin dalam. Dia tahu bahwa Feng Yan tidak hanya berbicara sebagai seorang pejuang, tetapi sebagai pemimpin yang ingin melindungi keluarganya.
Beberapa hari kemudian, Feng Yan menyadari bahwa dia tidak bisa meremehkan kekuatan Serigala Petir. Mereka dikenal karena kekuatan destruktif mereka, terutama saat mereka menyerang dalam kawanan. Untuk menghadapi ancaman ini, Feng Yan memutuskan untuk mempelajari teknik baru, yaitu Gelombang Kehancuran, sebuah teknik yang memanfaatkan energi kosmik untuk menciptakan gelombang energi yang bisa menghancurkan apa pun yang ada di jalurnya.
Feng Yan mulai tenggelam dalam latihannya, mengisolasi diri di tempat terpencil agar dia bisa fokus sepenuhnya. Setiap hari, dia mendorong batas kekuatannya, berusaha memahami rahasia teknik tersebut. Namun, latihan ini tidak mudah. Gelombang Kehancuran adalah teknik yang membutuhkan konsentrasi luar biasa dan kontrol energi yang sempurna.
Hari-hari berlalu, dan meski berita tentang Serigala Petir mulai mereda, Feng Yan tidak lengah. Dia tahu bahwa kawanan itu hanya menunggu waktu yang tepat untuk bergerak. Setiap pagi, saat kabut pagi menghilang di antara pepohonan, Feng Yan terus melatih teknik tersebut, merasakan setiap getaran energi yang dia pancarkan. Pada awalnya, penguasaan teknik ini masih lemah gelombang yang dia ciptakan hanya cukup kuat untuk menghancurkan pohon atau batu besar.
Seiring waktu, frustrasi mulai muncul. Penguasaan teknik ini berkembang sangat lambat dibandingkan dengan teknik-teknik sebelumnya yang pernah dia pelajari. Ada saat-saat di mana Feng Yan merasa putus asa karena kegagalannya mengendalikan kekuatan besar dari Gelombang Kehancuran.
Banyak kali dia gagal menstabilkan energi, menyebabkan ledakan kecil yang malah melukai dirinya sendiri atau merusak area sekitarnya. Pohon-pohon tumbang, tanah retak, dan daerah latihan Feng Yan perlahan berubah menjadi medan yang hancur akibat dampak dari latihan tersebut.
Namun, Feng Yan tidak menyerah. Dia terus mendorong dirinya lebih jauh, mengingat tanggung jawabnya untuk melindungi para Beruang. Setiap kali dia merasa hampir menyerah, dia akan mengingatkan dirinya tentang tujuan utamanya: kekuatan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk menjaga keamanan mereka.
Tepat satu bulan berlalu, dan akhirnya Feng Yan berhasil mencapai penguasaan 30% atas Gelombang Kehancuran. Meski kekuatannya belum maksimal, teknik itu sekarang cukup kuat untuk menciptakan ledakan energi yang bisa menghancurkan area yang lebih luas, cukup untuk mengalahkan beberapa musuh sekaligus.
Namun, saat itulah kabar buruk datang. Kawanan Serigala Petir akhirnya bergerak. Pengintai dari kalangan Beruang melaporkan bahwa kawanan itu telah terlihat mendekati wilayah mereka, bergerak dengan cepat dan berbahaya. Serangan itu tidak bisa dihindari lagi.
Feng Yan, yang masih dalam masa pelatihannya, segera menghentikan latihan. Dia tahu waktunya telah tiba untuk menghadapi ancaman ini secara langsung. Meskipun penguasaannya terhadap Gelombang Kehancuran belum sempurna, dia siap untuk menggunakan semua teknik yang dia miliki demi melindungi keluarga barunya.
terlalu lama bulet di sini aja hadeh lebih baik cabut by by by