Gea gadis berusia 18thn yang tanpa sengaja bertemu dengan Steven seorang CEO sekaligus mafia kejam,gadis cupu itu mampu membuat sesuatu dalam diri mafia yang sudah lama tertidur akhirnya bangkit.
Berkali-kali dia berusaha lepas dari sang mafia,namun sayangnya dia sudah terjerat belenggu sang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellapsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Gea membuka matanya saat sinar matahari telah masuk melalui celah jendela. Di sampingnya tidak terlihat keberadaan Steven. Dia mengusap matanya yang masih ngantuk ."Hoam,"Gea menguap,dia lalu duduk dan meregangkan tangannya.
Terlihat Steven yang keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di pinggangnya.Steven pun tersenyum saat melihat Gea sudah bangun.Dia berjalan ke arah Gea dan langsung mendaratkan kecupan di bibir Gea. Cup.
"Morning,"ucap Steven dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Gea belum sikat gigi,"ujar Gea yang kemudian menutup mulutnya agar Steven tidak kembali menciumnya.
"Nggak papa tetap manis,"tutur Steven yang mengacak-acak rambut Gea."Mandi gih,airnya udah siap tuh."sambung Steven yang sudah menyiapkan air untuk Gea.
"Makasih Om," ucap Gea yang bangkit dari tempat tidur untuk mandi.
Sedangkan Steven masuk ke ruang ganti dia Lalu memakai kaos pendek dan celana pendek.hari ini dia hanya akan di rumah dan sorenya baru dia dan Gea akan pulang.
"Sayang aku ke ruang kerja dulu ya,Ada email yang harus aku kirim," ujar Steven dari luar kamar mandi.
"Ya Om,* jawab Gea.Steven pun keluar dari kamar menuju ke ruang kerja.
Sedangkan Kini Gea sudah berada di ruang ganti.seperti biasa dia memakai kaos oversize dan celana pendeknya.untuk pakaian sehari-hari Gea memang lebih suka memakai kaos oversize karena menurutnya itu lebih simple.
Dia mengeringkan rambutnya dan hanya memakai lip balm. Tanpa memakai make up lain.setelah selesai dia pun langsung keluar dari kamar.gea yang tidak mau mengganggu Steven yang sedang bekerja, memilih langsung turun ke lantai 1.
Dia menuju ke dapur karena biasanya jam segini mamanya berada di dapur. Dan benar tebakan Gea, Lisa terlihat sedang memasak bersama dengan mbok Inem.
"Pagi Ma, Pagi mbok."sapa gea yang masuk ke dapur membuat Lisa pun menoleh.
"Pagi juga Non,*balas Mbok Inem.
"Eh pagi Gea, gimana tangannya?"tanya Lisa yang masih khawatir.
"Udah nggak apa-apa kok Mah,"jawab Gea.
"Kamu duduk aja di sana, nggak usah bantuin mama,"ucap Lisa yang tahu jika Gea pasti akan menawarkan bantuan.
"Iya Ma," jawab ya yang menurut dengan ucapan Lisa.dia duduk di kursi yang ada di dapur sambil melihat Mama Lisa dan mbok Inem memasak.
Tak lama terlihat Safira yang masuk ke dapur, Gea menatapnya dengan kagum karena kecantikan Safira. Safira memakai dress dengan rambut yang ditata sedemikian rupa dan memakai riasan di wajahnya. Berbeda dengan Gea yang berpakaian sederhana.
"Pagi Tante,"Sapa Safira dengan ceria.
"Pagi juga Safira,"balas Lisa.
"Safira bantuin goreng ya Tante,"tutur Safira yang melihat Lisa sedang menggoreng udang.Lisa pun membiarkan Safira meneruskannya.
"Ghea Ayo kita tunggu di ruang makan aja,"ajak Lisa sambil membawa makanan yang sudah jadi.
"Iya Mah,"jawab Gea yang bangkit dari duduknya mengikuti Lisa keluar dari dapur.
Melihat Lisa dan Gea pergi membuat Safira langsung terlihat kesal. Dia sengaja menawarkan bantuan agar bisa lebih dekat dengan Lisa. Tetapi Lisa malah mengajak dia ke ruang makan.
Ghea dan Lisa duduk di ruang makan menunggu udangnya matang. Sedangkan Steven yang sudah selesai dengan pekerjaannya kembali ke kamar. Namun, saat membuka pintu tidak terlihat batang hidung gea di sana.
"Honey,"Panggil Steven yang membuka kamar mandi lalu membuka ruang ganti. Karena tidak menemukan Gea, Dia pun akhirnya turun ke lantai 1.
Dia menuju ke ruang makan dan tersenyum saat melihat Gea ada di sana mengobrol dengan mamanya."Pagi ma,"sapa Steven yang masuk ke ruang makan.
"Pagi juga, pagi-pagi udah kerja aja kamu,"ucap Lisa yang mendengar dari Gea.
"Udah selesai kok Mah,* jawab Steven yang melangkah ke arah Gea.dia mengecup Puncak rambut Gea membuat Gea langsung membelalakkan matanya karena ada Mamanya di sana. "Nggak papa,mama pasti ngerti," ucap Steven membuat Lisa tersenyum.
"Nggak papa Gea,nggak usah malu," tutur Lisa yang Melihat pipi Gea mau merah. Gea pun tersenyum Canggung.
"Nanti sore kami pulang ya Ma?"tutur Steven.
"Loh kata Kia kalian akan pulang besok, kenapa jadinya hari ini?"tanya Lisa yang tidak rela ditinggal Gea.
"Kapan-kapan kami ke sini lagi ma,Mama nggak usah khawatir,"ucap Steven yang tidak mau mengatakan alasan yang sebenarnya jika Gea tidak nyaman di sana karena adanya Safira.
Steven memang tidak memberi pelajaran kepada Xavier yang sudah mencelakai Gea.dia masih memberi kesempatan kepada Safira karena Safira anak sahabat mamanya.Steven sudah mengenal Safira sangat lama dan selama ini Safira tidak pernah mencelakai seseorang.
Tak lama kemudian Safira masuk ke ruang makan dengan membawa piring berisi udang crispy.
"Pagi Kak Steven,"sapa Safira yang melihat Steven.Steven tidak membalas sapaan.dia pun duduk di sisi kiri Lisa.
Gea bangkit untuk mengambil nasi,namun Steven menghentikan tangannya."aku suapin aja tangan kamu masih sakit,"tutur Steven.
"Nggak usah Om, Gea bisa makan sendiri,"ucap Gea yang menolak Steven karena dia malu jika harus disuapin di depan Mama Lisa.
T"angan kamu sakit sayang,"tegas Steven.
"Nggak Om, tangan Gea udah nggak papa,"ucap Gea meyakinkan Steven.
"Mah nih mah kalau sama Steven susah dibilangin,"adu Steven kepada mamanya.
"Disuapin aja Gea, nggak papa nggak usah malu karena ada Mama,"ucap Lisa yang paham dengan Gea.
"Tuh dibilangin Kok,"sungut Steven. "buka mulutnya,"titah Steven yang mengarahkan sendok ke mulut Gea.mau tak mau Gea pun membuka mulutnya.
Safira yang melihat itu pun meremas Ujung dressnya.dia benar-benar kesal dengan Gea yang mendapat perhatian dari semua orang. Dulu saat Steven belum menikah mereka berdua sangat perhatian kepada dirinya. Namun,Karena sekarang ada Gea jadi dia merasa tersisihkan.
Steven dulu perhatian kepadanya juga hanya karena sudah menganggapnya adik.karena memang selama ini Safira tidak melakukan kesalahan yang membuat Steven membencinya.
Gea beberapa kali melihat Safira yang menatap dia dengan tatapan tak suka.Hal itu membuat Gea kembali penasaran dengan hubungan Steven dan Safira yang sebenarnya.
Sedangkan Steven tidak memperhatikan Safira,dia hanya fokus menyuapi Gea.mereka makan berdua di depan Mama Lisa dan Safira. Lisa yang melihatnya malah senang dan berharap mereka semakin dekat dan hubungan mereka langgeng.
Pandangan Steven pun terlihat sangat lembut,Safira pun tidak pernah melihat Steven selembut itu. "Kak ada lowongan nggak di perusahaan kakak? Safira masih cari kerja nih kan baru lulus,"tanya Safira tiba-tiba di tengah mereka makan.
"Bukannya papa kamu juga punya perusahaan Ya, kenapa nggak kerja di sana aja?"tanya Steven yang tidak mau Safira bekerja satu kantor dengannya.
"Safira udah bilang sama papa sih kalau pengen kerja di tempat lain nggak di perusahaan papa, toh nantinya perusahaan itu juga Kakak Safira yang akan meneruskannya,"jelas Safira. "Sebenarnya Safira tuh pengen buat usaha sendiri, tapi kan karena butuh modal jadi Safira mau kerja dulu,"sambung Safira yang berharap mendapat pujian.
"Ya kerja aja dulu di perusahaan papa kamu sampai modalnya terkumpul,"ucap Steven.
"Kalau kerja di sana pasti dapat perlakuan khusus dan Safira nggak mau itu terjadi,"jelas Safira memberi alasan.
"Ada sih pekerjaan sebagai sekretaris kamu mau?"tanya Steven. Gea yang ada di sebelahnya pun terkejut saat Steven menawarkan pekerjaan kepada Safina sebagai sekretaris.
"Safira mau Kak,"jawab Safira tanpa bertanya lebih tentang tawaran Steven.
"Beneran?"
"Iya Kak beneran," jawab Safira yang senyumnya telah mengembang.
"Ya udah nanti kamu langsung ke Semarang aja,"ujar Steven membuat Safira memicingkan matanya.
"Kok ke Semarang?"
"Iya karena Cabang Semarang yang masih cari sekretaris, Nanti aku suruh Fero buat hubungin yang di sana kalau kamu akan kerja di sana,"jelas Steven membuat wajah Safira langsung pucat.
"Iya Kak," jawab Safira dengan senyuman yang dipaksakan.
Gea yang melihat perubahan wajah Safira pun menahan tawanya. Entah mengapa dia senang saat pekerjaan yang Steven tawarkan bukanlah menjadi sekretaris Steven.
Stefan pun menarik hidung Gea karena dia tahu apa yang menyebabkan Gea menahan tawanya. "Makanya dengerin dulu, aku ngomong jangan salah paham dulu sekarang baru ketawa kan."bisik Steven yang sejak tadi memang sudah memperhatikan ekspresi wajah Gea.
"Apa kamu cemburu jika aku menjadikannya sekretarisku honay?"tanya Steven yang masih berbisik.
"Nggak, terserah om aja," jawab Gea yang tidak mengakuinya.Steven pun ketawa melihat ekspresi wajah Gea yang tidak bisa berbohong. Gea memukul paha Steven agar tidak menertawai dirinya.
"Kalian ini bikin Iri aja,"ucap Lisa yang melihat interaksi Ghea dan Steven.
Sedangkan safira semakin terlihat masa melihat tawa Steven. Kecemburuannya tidak bisa ditutupi lagi. Steven tidak memberi pelajaran kepada safira bukan berarti dia melupakannya begitu saja.
Jangan lupa tinggalin jejak teman-teman bantu subscribe ya makasih.
I LOVE YOU untuk penulis Cerita ini,semoga suaminya cepat kaya