Follow IG: Nophi_Yhulia27 Pesona pria bernama Nikki Erlangga, Memang tak usah di ragukan lagi. Ketampanan nya banyak membuat para wanita tergila gila padanya. Dan bahkan, Selalu berlomba lomba untuk mendekati nya. Pria berusia 39 tahun itu adalah seorang perwira polisi. Wajahnya yang tampan rupawan. Mampu menghipnotis semua kaum hawa. Usianya boleh mateng. Ia juga seorang duda beranak satu. Namun, rasa cintanya yang begitu besar kepada mendiang istrinya. Membuat Nikki tak bisa melirik wanita lain lagi. Ataupun berniat untuk menikah kembali. Hingga pada suatu malam sebuah insiden terjadi, Yang harus membuatnya mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mampukan Nikki membuka hatinya kembali, untuk seorang wanita?. Dan bagaimana kah kisah percintaan nya setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopita Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tebakan Papa
Flashback On
Dua Minggu Yang Lalu...
Seorang pria paruh baya sedang terbaring lemah di atas ranjang pasien. Dengan selang infus yang melekat di punggung tangannya itu. Wajahnya tampak begitu pucat, tapi ia berusaha untuk tetap kuat.
Selama beberapa bulan ini ia menyembunyikan penyakit yang ia derita, karena tidak mau satu orang pun tahu apa yang sedang ia alami. Termasuk dari orang yang paling berharga di hidup nya.
"Dia sudah datang, Pak". Ucap seorang pria yang merupakan orang kepercayaan nya.
"Suruh dia masuk!".
Pria yang merupakan orang kepercayaan nya itu pun segera menganggukkan kepalanya. Dan membawa seorang pria dewasa untuk masuk kedalam ruangan rawat tersebut.
Wajah tampan nan gagah itu, membuat pria paruh baya yang sedang berada di atas brankar pasien tersenyum.
"Pantas saja, Putriku menyukai mu!". Ujarnya tanpa basa- basi lagi. Dan membuat Sang pria tampak menautkan kedua alisnya bingung.
"Duduk lah!". Titahnya lagi sambil melirik kursi di samping ranjang nya.
Pria itu pun menurut, lalu mendaratkan bokongnya di kursi yang telah di siapkan sebelum nya.
“Saya minta maaf!, karena mungkin sudah menganggu waktu anda pak komandan!” ujar pria paruh baya itu masih dengan senyuman hangat nya.
Tak ada sedikit pun kemarahan disana, atau ia bersikap tak sopan. Di hadapan seorang pria gagah nan berwibawa tersebut. Bahkan, di kota ini siapa yang tidak mengenal pria gagah itu. Mungkin, cuma putrinya saja yang tak tahu, jika di kota mereka ada seorang perwira tampan dan rupawan. Yang selalu jadi idola semua kaum hawa setiap kali melihatnya.
"Saya tdak akan menuntut anda karena telah merusak masa depan putriku".
"Saya sudah tahu konsekuensi nya Pak". Jawab Sang pria tanpa ragu sedikitpun.
Membuat pria paruh baya itu kembali tersenyum. Sebab, memang dari awal ia tak ada niat untuk mengajak perang sama sekali. Sebagai seorang ayah, ia hanya ingin yang terbaik untuk putri semata wayang nya.
"Kau sudah tahu kondisi ku, bukan?". Tanya nya serius. Pria dewasa dengan wajah tampan dan penuh wibawa itu hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Saya harap, setelah saya pergi kamu bisa menggantikan posisi saya, untuk menjaga dan melindungi dia!. Karena dia adalah satu-satunya hal berharga bagi saya!"
“Kenapa anda percaya kepada saya?” tanya sang pria tampan itu sambil menatap, pria paruh baya di hadapan nya.
“Bukannya sebelum malam itu, putri anda memiliki seorang kekasih yang jauh lebih lama mengenal nya, bahkan putri anda begitu mencintai pria itu daripada—”
"Waktu saya tidak banyak, sebelum saya pergi saya juga ingin menjadi wali nikah untuknya!. Dan saya percaya jika kamu bisa membahagiakan nya kelak ". pria patuh baya itu langsung memotong ucapan pria pria di hadapannya.
" Pak saya—"
"Saya tidak memaksa kamu untuk mencintai dia saat ini!". Potong pria paruh baya itu lagi cepat. " Saya hanya ingin kamu bertanggungjawab dengan apa yang telah kamu lakukan padanya!. Anggap saja itu konsekuensi yang harus kamu terima! ". Sambungnya lagi dengan nada santai.
Pria dewasa itu hanya diam tanpa ingin menolak ataupun mengiyakan nya. Namun, sejujurnya ia juga tidak akan lari dari perbuatannya itu sendiri.
"Tolong ambil amplop itu!”.Pinta Sang pria paruh baya melirik kearah nakas.
Tangan pria dewasa itu terulur untuk mengambil amplop yang di maksud. Baru saja ia akan menyodorkan nya kepada pria paruh baya tersebut. Sang pria paruh baya malah langsung berkata.
"Simpan lah oleh mu!. Di dalam sana juga ada foto wanita yang merupakan ibu kandung nya. Saya harap setelah saya tiada nanti. Kamu bisa menjaga nya dari wanita itu!". Pintanya dengan nada memohon.
"Kenapa anda menyerahkan semua ini pada saya?”
"Karena saya tidak percaya pada siapun saat ini. Selain putri ku sendiri dan juga asisten saya. Tapi, sekarang saya tidak punya pilihan lain. Putri ku telah memilih kamu, meskipun dengan cara yang tidak benar, saya percaya jika pilihan dia tidak akan pernah salah!".
"Apa kamu bersedia melakukan nya?". tanya pria paruh baya itu lagi dengan tatapan memohon.
"Akan saya usahakan yang terbaik nantinya". Jawab Sang pria tampan itu dengan nada tegasnya. Membuat seorang pasien pria itu tersenyum.
Ia tak menyangka jika pria pilihan putrinya ini, begitu bertanggungjawab dan tegas. Dengan begini ia bisa tenang nantinya. Walaupun sebenarnya ia pun akan sangat sedih. Meninggalkan putri semata wayangnya sebelum benar-benar dewasa.
“Terimakasih!, karena kamu sudah menerima semua permintaan saya ini!”
“Pak saya begini bukan karena anda saja, tapi saya merasa memang saya harus bertanggungjawab!"
Lagi-lagi pria paruh baya itu di buat tersenyum. Ia yakin putrinya pasti akan aman bersamanya. Dan ia berharap sang putri pun bisa bahagia setelah kepergian nya nanti.
*
*
*
“Baby...!”
“Iya, Pa sebentar lagi!”
Sudah hampir satu jam ia menunggu putrinya, tapi yang di tunggu malah tak kunjung keluar kamar. Malah hanya suaranya saja yang bisa di dengar sampai ke lantai dasar.
“Mau pergi sama papa saja, dandannya lama sekali” sindir sang papa ketika baru melihat Baby menuruni anak tangga sana.
“Pa, anak perawan itu haru selalu tampil cantik kapan pun. Apalagi mau keluar rumah, siapa tahu nanti di jalan ketemu calon mertua"
Ia menjawab dengan kekonyolan nya sendiri, sehingga papa nya hanya bisa menggeleng kan kepalanya saja. Walaupun ada sedikit kesedihan di hatinya. Yang tak mudah untuk ia ungkapkan saat ini.
Baginya, Baby adalah harta paling berharga yang ia miliki. Jika, kekayaan ini sebenarnya sanggup ia tukar dengan kehidupan sederhana. Asalkan ia bisa selalu tetap berada di samping putri semata wayangnya tersebut.
Namun, sebagai hamba hanya bisa pasrah saja akan semua ketentuannya, karena sang pemberi hidup sudah menginginkan dirinya untuk kembali di sisiNya lagi.
“Pa, sebenarnya siapa sih yang mau datang malam ini?" tanya Baby seraya menggandeng tangan papanya, menuju arah mobil sana.
Keduanya saat ini sudah berada di depan teras, bahkan asisten sang papa yang biasa Baby panggil paman Arif itu sudah berdiri di depan mobil mereka sana. Dan siap mengantarkan atasannya kemanapun hari ini.
“Nanti malam juga kamu tahu sendiri!” jawab papanya sambil tersenyum.
“Tapi, kalau Baby mau di jodohkan Baby akan menolak loh pap!"
“Sembarangan kalau bicara!. Awas saja kalau tidak ditolak nanti!”
“Iih, papa!?" Baby mulai mengerucutkan bibirnya. Namun, pak Gunawan malah tertawa akan tingkah putri tunggal nya itu.
Seharian ini ia ingin menghabiskan waktu bersama sang putri, dan menuruti apapun itu permintaan nya. Karena, kemungkinan setelah hari ini ia tidak akan bisa lagi, menemani Baby.
“Paman Arif, siapa sih yang akan datang?"
“Maaf non, paman juga tidak tahu”
“Ck, Paman pasti sudah bersekongkol sama papa!" balas Baby langsung masuk kedalam mobil, menyusul sang papa yang sudah duduk tenang sejak beberapa detik yang lalu.
“Pa, awas saja kalau main jodoh-jodohan!. Baby akan menolaknya langsung, karena baby udah ada—”
“Calon suami?”
Deg!?
bru jg sbntar sndwranya,udh kthuan aja....akhrnya mlah bka puasa y nikki....
baby amnesia???