perjalanan seorang pria taat agama dan sholeh yang selalu saja ada ujian yang menerpa dirinya,segala ujian hidup ia lalui dengan keikhlasan dan penuh kesabaran sampai tiba di mana kebahagiaan datang kepadanya, dengan air mata kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Saat ini Farhan sedang berada di ruangan yang sangat asing bagi dirinya,namun ntah kenapa ia merasa pernah kesini,atau hanya perasaanya saja.
lalu Farhan melihat seorang sedang duduk di kursi kebesarannya,namun Farhan tidak nampak siapa orang di balik kursi tersebut,karna sedang membelakangi dirinya.lalu dengan berani Farhan pun berbicara terhadap orang tersebut.
” Assalamualaikum...maaf kalo boleh tau saya di suruh kesini ngapain ya." tanya Farhan pada orang tersebut.
Namun seseorang yang sedang duduk di kursi kebesarannya tidak menjawab sama sekali, hanya diam saja, membuat Farhan menjadi heran,apa orang ini hanya ingin mengerjainya apa cuma bermain main saja.pikir Farhan.
”Maaf pak,saya di sini karna si suruh oleh pak Rinto buat kesini,namun saya tidak di beritahu buat apa, katanya ada yang ingin bertemu saya dan karna saya ini karyawan yang baru masuk hari ini,jadi saya hanya ingin tau kelanjutannya." jelas Farhan,namun orang tersebut masih belum juga menampakkan wajahnya,membuat Farhan hanya bisa sabar menunggu, karna tidak sopan rasanya jika di pergi begitu saja,Tampa izin orang tersebut.
Dan tiba tiba saja kursi tersebut berputar ke arah depan,dan Farhan sekarang dapat melihat siapa orang di balik kursi itu.dan ntah kenapa jantung Farhan berdebar-debar saat melihat sorot mata itu yang menyimpan kerinduan dan kesedihan yang Farhan lihat.
”Apa benar kamu yang bernama Muhammad Farhan fahrezi." ujar pria parubaya tersebut dengan dingin,serta tatapan yang tidak pernah lepas dari Farhan.
”Benar pak itu saya." jawab Farhan sambil menatap pria parubaya itu dengan perasaan yang tidak menentu.
”Baik, perkenalkan saya Wisnu Atma Wijaya, direktur perusahaan ini." sambil memperkenalkan namanya terhadap Farhan dengan menjulurkan tangannya ke hadapan Farhan.
” Salam kenal pak Wisnu,suatu kehormatan bagi saya yang baru pertama kali masuk ke sini, sudah langsung bertemu dengan anda pak." tutur Farhan sambil menerima jabatan tangan pak Wisnu namun tanpa pak Wisnu sangka-sangka Farhan juga mencium punggung tangan tersebut dengan sopan, sampai pak Wisnu yang melihat itu pun tertegun,dengan mata yang berkaca-kaca,namun dengan cepat menegakkan kepala yang ke atas kepala air matanya tidak jatuh.
Tidak tahu kenapa Farhan melakukan hal seperti itu ada pak Wisnu yang baru pertama kali Iya temui, dan rasanya hatinya seperti ada yang ingin Ia ungkapkan tidak bisa.
”Baik dan soal pekerjaan akan saya tempatkan sebagai produksi pemasaran." tutur pak Wisnu setelah menguasai kembali kesadaran nya.
”Mohon maaf pak,kalo saya lancang,tapi sepertinya bapak salah menempatkan saya di pekerjaan itu,karna saya melamar sebagai cleaning service.bukan produksi pemasaran pak."
”Iya saya tahu kalau kamu melamar di kerjaan tersebut, namun saya ingin kamu bekerja di bagian produksi pemasaran karena memang di posisi itu lagi kosong,apa kamu tidak mau di posisi bagus itu." kata pak Wisnu sambil melihat ke arah Farhan,apakah akan menerima apa menolak jabatan sebagus itu atau bakal menolak untuk kedua kalinya.
Farhan sendiri masih bimbang dengan tawaran yang di berikan kepada pak Wisnu terhadapnya,namun ia tidak suka di kasih begitu saja Tampa bekerja,apa lagi hanya melamar bagian cleaning service, tanpa ijazah.
” Sebelumnya saya berterima kasih kepada pak Wisnu karena sudah mau memberikan saya kesempatan untuk di posisi sebagus itu,namun saya tidak ingin orang lain iri melihat saya yang baru masuk mendapatkan posisi itu, apalagi saya masuk ke sini tanpa ijazah, dan tidak pantas menerima itu, karena diterima tanpa ijazah saja saya sudah sangat bersyukur.
” Kalau boleh tahu kenapa kamu sampai tidak memiliki ijazah." tanya pak Wisnu pada farhan.
” Mohon maaf pak kalau soal itu saya tidak bisa mengatakannya."
Pak wisnu sendiri hanya bisa menghalangi Dengan kasar.
” Ya sudah kalau gitu sekarang kamu boleh minta ke HRD baju untuk cleaning service dan mulai hari ini kamu bisa langsung bekerja."
” Pak kalau gitu terima kasih sebelumnya sudah mau menerima saya tanpa ijazah."
”Hemm."
Dan setelah itu penuh Farhan keluar dari ruangan pemilik perusahaan itu dengan berbagai pertanyaan yang bercampur di kepalanya, apalagi dari awal Farhan merasakan kepalanya yang lumayan sakit secara tiba-tiba saat melihat laki-laki barubaya tersebut.
Sedangkan di dalam,pak Wisnu sedang melihat foto sosok laki laki yang berada di dalam ponsel.
”Nak apa kah itu kamu, papa antara percaya dan tidak percaya melihat sosok yang sangat mirip dengan kamu namun kepribadian kalian yang berbeda." dengan mengelus serta mencium foto anaknya tersebut yang telah hilang 5 tahun yang lalu, membuat jiwa Pak Wisnu tergoncang. sambil meneteskan air matanya. ia berharap kalo memang itu anaknya maka tunjukkan kekuasaan mu Allah, walaupun hamba bukan orang yang taat agama namun hamba minta sekali Ini saja kabulkan doa hamba buat bersatu lagi agar keluarga kami berkumpul kembali. batin pak Wisnu.
Mungkin selama ini orang-orang mengira kalau Pak Wisnu baik-baik saja akan kehilangan sosok anak yang sangat ia banggakan, namun tampa orang tahu kalo setiap malam saat Pak Wisnu memandang foto anaknya tersebut sambil menangis, karena kehilangan anak adalah sakit terbesar bagi orang orang tua.
saya yang membacanya jadi malas mau memberikan like, subscribe, hadiah atau vote.