Seorang pemuda yang berasal dari tanah bawah berpindah menuju ke tanah atas atau Alam Dewa.
Semua itu di lakukan selain karena peningkatan kekuatan nya, juga karena ingin membalas dan menaklukkan para Dewa yang selama ini telah memburu nya.
Pemuda itu berniat membalas para Dewa yang telah membuat nya tersiksa dalam pelarian selayaknya seorang kriminal.
Apakah pemuda itu mampu menaklukkan sembilan tanah Dewa dengan segala penguasa nya? ikuti terus kisah perjalanan pemuda bernama Yuang Fengying.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Turnamen pesta Seribu Bunga
Semua peserta sudah mendapatkan lentera kunang kunang.
Benda tersebut adalah benda magis yang nantinya akan menjadi kamera pengamat, pencatat dan penilaian dari para peserta yang di hinggapi nya.
Selain sebagai tanda kepesertaan, ternyata lentera kunang kunang juga memiliki fungsi tersebut.
Yuang Fengying tak terlalu mempedulikannya, entah apapun itu fungsi benda tersebut, tak di pikirkan nya.
Baginya lentera kunang kunang hanya memiliki guna sebagai tanda kepesertaan dalam ajang tersebut, titik.
Yuang Fengying hanya mengingat segala aturan yang di tetapkan di ajang tersebut, seperti ajang turnamen terbagi dalam dua fase, yakni fase pertama dan fase kedua.
Fase pertama, para peserta akan di adu lewat sebuah pertarungan, dan seratus peserta yang memenangkan pertarungan terbanyak akan masuk ke babak selanjutnya.
Sedangkan fase kedua atau fase penentuan, para peserta akan memperebutkan sebuah bendera yang berjumlah sepuluh buah.
Jadi, di babak kedua, peserta yang berjumlah seratus orang akan memperebutkan sepuluh bendera.
Bendera itulah yang akan di gunakan untuk memasuki Tanah warisan saat nanti di buka.
Yuang Fengying hanya mengingat aturan itu, lain lainnya tak di perhatikan nya, meski masih banyak aturan lain namun baginya dua hal itu yang paling penting.
Pria tua yang melayang di angkasa melihat tablet kristal di tangannya.
Rupanya pria tersebut tengah memonitor lentera kunang kunang yang berterbangan menghampiri para peserta.
"Jumlah peserta dari ajang turnamen pesta Seribu Bunga kali ini berjumlah sembilan ribu tujuh ratus enam puluh enam." kata pria tua itu sambil menatap keping kristal di genggaman nya.
"Mulai besok pagi, turnamen pesta Seribu Bunga akan secara resmi di buka dan kalian akan memasuki arena setelah nya."
Semua orang mengangguk mendengar suara itu, baik peserta maupun para pendamping nya.
Setelah semua peserta mendapatkan tanda kepesertaan, pertemuan malam itu di bubar kan.
**
Hari baru telah di mulai, bersama muncul nya sinar matahari dari alam tersebut.
Ribuan peserta sudah memadati pintu masuk ke arah arena yang sudah di tentukan.
Arena itu berupa sebuah alam domain yang di ciptakan oleh orang orang terdahulu.
Di dalam domain itu juga ada pengunungan, hutan, sungai bahkan lautan.
Dan luasnya domain tersebut seukuran kota besar, yang memiliki diameter dengan luas ratusan mil persegi.
Domain itu juga memiliki aturan waktu nya sendiri, mungkin satu bulan di sana setara satu pekan di Alam tanah Yi.
Para peserta akan memiliki waktu satu bulan di sana, melanglang buana sambil mencari lawan untuk mendapatkan poin kemenangan.
Dan poin para peserta itu akan tetap utuh, meski peserta itu dikalahkan lawan tapi dengan syarat peserta itu tak di kirim balik ke alam tanah Yi.
Namun jika peserta itu terbunuh, atau terkirim balik ke alam tanah Yi, poinnya akan tercuri, dan itu berarti gagal.
Hasil akhir dari fase pertama pesta Seribu Bunga, akan di tentukan dengan jumlah poin dari para peserta yang masih bertahan di alam domain itu hingga waktu selesai.
Untuk mencegah kekacauan dan balas dendam setelah turnamen usai, tak ada layar monitor dalam jalannya fase pertama, hanya ada layar yang mencantumkan siapa yang memperoleh poin sementara, dalam ajang tersebut, yang terpampang.
"Semua peserta bersiap lah.." seorang penatua yang lain dari sebelum nya, berteriak pelan namun penuh tenaga.
Jreeeeng...
Cahaya terbentuk seperti pusaran air, berputar putar semakin lebar dan luas.
"Pintu portal sudah mulai di buka, semua peserta mendekat lah.."
Beberapa peserta segera mendekat dan mulai terhisap masuk ke pusaran tersebut.
Mereka tertelan dan di lempar ke berbagai arah oleh portal itu.
Para peserta itu di sebar selayaknya biji gandum tertiup angin.
Yuang Fengying tersedot oleh portal tersebut, setelah itu tubuh nya terombang ambing dan terguncang hebat, sebelum di lempar ke sebuah arah.
Daya lemparan itu sangatlah kuat, dan rasanya tubuh itu seperti terjatuh dari langit, hingga Yuang Fengying harus mengaktifkan kekuatan ke-Dewa-an nya, untuk mengurangi gesekan dengan udara sekitar.
Dengan sayap itu, hembusan dan gesekan angin bisa di tekan, meski zirah perang Sembilan Langit juga mulai aktif dengan sendirinya.
Mungkin hanya dari lemparan itu sudah ada beberapa peserta yang langsung terkirim balik ke alam Tanah Yi, karena tak kuat.
Yuang Fengying terjatuh di sebuah wilayah rawa rawa, beruntung pemuda itu mampu menstabilkan diri sebelum mendarat dengan mulus.
Yuang Fengying bertengger di sebuah dahan pohon yang banyak tumbuh di daerah tersebut.
Memandang sekeliling dan mulai memetakan wilayah tersebut.
Pemuda itu untuk sejenak terdiam, hanya mengamati sekitar nya.
Mungkin berbeda dengan seseorang yang memiliki kelompok, orang orang yang memiliki kelompok itu mungkin akan bergerak mencari anggota kelompok nya.
Karena dengan berkelompok jelas mereka akan jauh lebih kuat.
Kunang kunang lentera yang saat ini menempel di lengannya tiba tiba bergetar dan berkedip cahaya nya, membuat Yuang Fengying mengerutkan keningnya.
"Apa ini artinya?." pemahaman tentang itu pemuda tersebut tak tahu, inilah satu kesalahan nya.
Yuang Fengying mengayunkan lengannya, cahaya itu akan semakin terang saat di arah tertentu dan akan sedikit memudar di arah yang lain.
"Ke arah sana.." Yuang Fengying segera meloncat menuju ke arah dimana cahaya lentera kunang kunang berpendar lebih terang.
Meski tak tahu apa yang akan di hadapi, pemuda itu memilih arah dimana cahaya lentera kunang kunang itu menguat.
Dengan gerakan cepat Yuang Fengying, pemuda itu segera tiba di sebuah wilayah, itu adalah pinggiran rawa.
Di sana terlihat seorang pemuda tengah bertempur dengan pemuda lainnya.
Dua orang itu bertarung tanpa menyadari kedatangan Yuang Fengying.
"Oh.. Apa mungkin ini arti dari pendar cahaya lentera kunang kunang?, karena ada peserta lain?." batin Yuang Fengying sambil mengamati pertarungan dua pemuda itu.
"Akan ku dapat kan poin pertama ku." seru pemuda berbaju kotak kotak, sambil melepaskan serangannya.
"Kau salah, akulah yang akan mendapatkan poin tambahan ku," balas pemuda berbaju putih, juga mengayunkan lengannya.
Nampaknya pemuda berbaju putih sudah mengalahkan seseorang sebelum nya, sehingga pertarungan itu bukan untuk mendapatkan poin pertama.
BAAM..!!
Dua serangan pemuda itu saling bertabrakan, membuat keduanya sama sama terpental.
Namun tak lama keduanya bangkit dan kembali saling menyerang.
"Tinju Api ..!."
"Pukulan Angin Perusak..!."
Dua serangan yang menakutkan kembali saling di lepaskan.
BAAM..!!
Kembali dua orang itu saling mundur, setelah tubuhnya sama sama bergetar.
Keduanya jelas berimbang.
Yuang Fengying hanya tersenyum miring, pemuda itu jelas sanggup menghadapi dua pemuda itu meski di keroyok.
Tanpa ragu Yuang Fengying meloncat dan mengayunkan lengannya, saat dua orang yang tengah bertarung saling bertukar serangan kembali.
"Ledakan Tujuh Gelombang..!."
SLAAAAASH...
Hantaman Yuang Fengying dari samping langsung menerjang dua pemuda yang tengah bertarung, membuat dua orang itu tak bisa menghindar atau melawan.
BLAAAM...!!
"Ough..!"
"Arghh..!!."
Dua pemuda itu menjerit tertahan tanpa bisa menangkal serangan Yuang Fengying.
Tubuh kedua nya langsung layu, bergulingan di tanah, dan perlahan lahan memudar lalu menghilang, meninggalkan lentera kunang kunang yang hanya sebesar kuku.
Lentera kunang kunang itu lalu terbang dan menempeli tubuh Yuang Fengying.
Di lengan Yuang Fengying kini ada empat lentera kunang kunang, "Oh apakah ini berarti poinku bertambah?."
Pemuda itu mencoba memahami hal tersebut, dan tak memikirkan dua pemuda yang sudah menghilang, hanya cedera terus di eliminasi atau benar benar mati.
"Jadi mungkin begini cara mendapatkan poin."
hancurkan semuanya thor
..ambil semua hartanya, ,agar yuang fengying semakin kuat. ...
semangat thor 💪💪