Setelah mati secara tiba-tiba, Kazuma Hiroshi, seorang programmer jenius, terlahir kembali di dunia lain sebagai seorang World Breaker, kelas terkuat dengan kekuatan yang tak terbatas. Dilengkapi dengan kemampuan manipulasi mana dan sistem yang bisa ia kendalikan layaknya sebuah game, Kazuma segera menyadari bahwa kekuatannya tidak hanya luar biasa, tetapi juga berbahaya. Dalam dunia penuh monster, sihir, dan ancaman dari Reincarnator lain, Kazuma harus belajar memanfaatkan kekuatannya dengan bijak dan menghadapi musuh yang mengincar kehancuran dunia barunya. Petualangan epik ini menguji batas kekuatan, strategi, dan kemanusiaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02. Sistem yang bisa Dimanipulasi
Kazuma masih tertegun, berusaha mencerna informasi baru yang disampaikan oleh Sylvia. “Reincarnator”? Ini terlalu banyak untuk dipahami dalam waktu singkat. Dalam sekejap, hidupnya yang sederhana sebagai programmer berubah menjadi petualangan fantastis yang penuh dengan sihir dan makhluk luar biasa.
“Jadi, aku bukan satu-satunya?” tanya Kazuma, suaranya bergetar sedikit. “Ada lebih banyak orang sepertiku di sini?”
Sylvia mengangguk. “Benar. Ada banyak yang bereinkarnasi ke dunia ini, masing-masing dengan kekuatan dan tujuan yang berbeda. Namun, tidak semuanya memiliki niat baik. Beberapa dari mereka ingin menghancurkan dunia ini untuk kepentingan pribadi.”
Kazuma menelan ludah. “Jadi, aku harus bersiap-siap menghadapi orang-orang seperti itu?”
“Ya, dan juga untuk melindungi diri sendiri,” kata Sylvia, suaranya tetap tenang. “Kekuatanmu sangat berpotensi. Itu sebabnya aku ingin membantumu.”
Kazuma merenung. Ia telah mendapatkan kekuatan luar biasa yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, tetapi tanpa pengetahuan yang tepat, kekuatan itu bisa berbahaya. “Apa yang harus aku lakukan?”
“Pertama, kita perlu mempelajari sistem di dunia ini,” jelas Sylvia. “Setiap Reincarnator memiliki akses ke menu status dan skill. Kita bisa menggunakan informasi ini untuk memaksimalkan kemampuan kita.”
Tanpa membuang waktu, Kazuma membuka menu statusnya sekali lagi. Di sana, dia melihat statistiknya, termasuk level dan poin yang bisa dialokasikan.
[Hiroshi Kazuma, Lv. 2]
Class: World Breaker
Status:
Kekuatan: 10
Ketahanan: 10
Agility: 10
Intelligence: 20
Mana Control: 25
Kazuma melihat bahwa dia memiliki sejumlah poin yang belum dialokasikan. “Berapa banyak poin yang aku miliki?”
“Setiap kali kau naik level, kau mendapatkan poin yang bisa dialokasikan ke statistik yang kau pilih,” jawab Sylvia. “Dengan kelasmu, World Breaker, lebih baik jika kau fokus pada Intelligence dan Mana Control. Itu akan membantumu dalam penggunaan sihir.”
Kazuma mengangguk. “Baiklah, aku akan mengalokasikan semua poin ini ke Intelligence.” Dia mengetuk ikon dan merasakan aliran kekuatan dalam tubuhnya. Sebuah suara berdering kembali.
[Anda telah meningkatkan Intelligence ke 30.]
Kazuma merasa energinya meningkat, seolah-olah pemikirannya menjadi lebih jelas. “Wow, ini luar biasa! Tapi bagaimana cara menggunakan sihir?”
“Kau hanya perlu memanggilnya,” jelas Sylvia. “Misalnya, coba panggil Fireball seperti yang kau lakukan sebelumnya.”
Dengan penuh keyakinan, Kazuma mengangkat tangannya. “Fireball!”
Sebilah bola api muncul di telapak tangannya, menyala dengan intensitas yang mengagumkan. Kazuma merasa gembira melihat kekuatan sihirnya dalam bentuk fisik. Dia melepaskan bola api itu ke udara, dan saat bola itu meledak di atas langit, ia merasakan adrenalin mengalir dalam dirinya.
“Luar biasa!” teriak Kazuma, tertawa. “Aku bisa melakukan ini!”
“Tapi ingat, kau perlu menggunakan sihir ini dengan bijak,” kata Sylvia, mengingatkan. “Kekuatan besar datang dengan tanggung jawab besar.”
Setelah menguji kemampuannya, Kazuma mulai merasakan kerinduan untuk lebih mengenal dunia baru ini. “Apa lagi yang bisa aku lakukan?”
Sylvia tersenyum, terlihat antusias. “Ada banyak hal yang bisa kita eksplorasi. Kita bisa mencari monster untuk mendapatkan pengalaman, menemukan tempat-tempat yang memiliki artefak berharga, atau bahkan membantu penduduk setempat. Dengan cara itu, kita bisa terus meningkatkan kekuatan kita.”
Kazuma merasa semangatnya berkobar. “Mari kita mulai! Tapi di mana kita harus pergi pertama?”
“Dari sini, kita bisa menuju desa terdekat. Mereka sering menghadapi masalah dengan monster yang berkeliaran. Jika kita membantu mereka, kita mungkin bisa mendapatkan imbalan yang baik,” jawab Sylvia.
“Baiklah, ayo kita pergi!” Kazuma berteriak dengan semangat. Dia tidak bisa menunggu untuk memulai petualangan baru ini.
---
Setelah beberapa saat, Kazuma dan Sylvia berangkat menuju desa. Mereka melewati padang rumput yang luas, menatap pemandangan yang menakjubkan. Namun, dalam perjalanan, Kazuma tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa dunia ini jauh lebih berbahaya daripada yang dia bayangkan.
Ketika mereka tiba di desa, suasana tampak riuh. Penduduk desa tampak panik, berlarian ke sana kemari. Beberapa petani berdiskusi serius dengan wajah cemas.
Sylvia menyentuh lengan Kazuma. “Kita perlu mencari tahu apa yang terjadi di sini. Sepertinya mereka membutuhkan bantuan.”
Mereka mendekati sekelompok petani yang sedang berbicara. Kazuma bisa mendengar mereka membicarakan tentang monster yang menyerang ladang mereka.
“Ada sekelompok goblin yang mulai merusak tanaman kami!” salah satu petani berteriak dengan putus asa. “Kami tidak bisa menghentikan mereka sendiri!”
Kazuma merasa darahnya mendidih. “Goblin? Aku bisa mengalahkan mereka!”
Sylvia menatap Kazuma dengan serius. “Tapi kita harus berhati-hati. Meskipun kau kuat, kita harus tahu berapa banyak yang akan kita hadapi.”
Kazuma mengangguk, memahami pentingnya kehati-hatian. “Baik, mari kita lihat situasi ini dulu.”
Mereka mengikuti arah suara keributan itu, menuju ladang yang hancur. Ketika mereka sampai, Kazuma melihat sekelompok goblin berwarna hijau berlarian, merusak tanaman dengan liar.
“Apakah kau siap?” tanya Sylvia, suaranya bergetar sedikit.
Kazuma menatap sekelompok goblin yang terlihat lemah, tetapi nalurinya memberi tahu bahwa dia harus tetap waspada. “Siap. Mari kita tunjukkan siapa yang berkuasa di sini!”
Dengan semangat membara, Kazuma mengangkat tangannya. “Fireball!”
Bola api besar meluncur dari telapak tangannya dan meledak di tengah kelompok goblin, menciptakan kekacauan. Kazuma merasakan euforia ketika melihat goblin-goblin itu terlempar ke sana kemari, dan dia tahu bahwa ini adalah awal dari petualangan yang lebih besar.
Sekarang, tidak ada jalan kembali. Dia telah mengambil langkah pertama menuju takdirnya sebagai World Breaker, dan dunia ini akan mengenal namanya.