NovelToon NovelToon
Menikah Untuk Balas Dendam

Menikah Untuk Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:25.8k
Nilai: 5
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.

Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.

Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.

"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"



"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."


Damn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 22

Aleta menelan salivanya susah setelah mengutarakan maksudnya. Ia sebenarnya tidak menyangka hal semacam ini akan terjadi dalam hidupnya. Berpisah setelah menikah dengan laki-laki yang sudah cukup lama menemaninya selama ini. Namun sekali lagi, selama apapun ia dengan Dipta, tetap saja perselingkuhan yang dilakukan oleh Dipta tidak pernah termaafkan.

Sementara kedua orang tuanya sama-sama diam mencerna kata-kata Aleta tadi, sebelum akhirnya tawa mama Desi dan Pak Irwan terdengar menganggap jika apa yang dikatakan oleh Aleta hanya sebuah lelucon semata.

Dipta? Jangan tanyakan lagi, wajah laki-laki itu sudah merah menahan amarah yang siap memuncak kapan saja. Dipta juga tidak menyangka jika Aleta benar-benar akan mengatakannya, apa yang dikatakan Dipta tadi siang tidaklah serius, ia hanya menggertak Aleta karena yakin gadis itu tidak akan mungkin ingin pisah dengannya.

"Tata, jangan sembarangan kalau bicara, itu tidak baik untuk pernikahan kalian." Mama Desi mencoba mengingatkan Aleta.

Aleta memejamkan matanya dan mengangguk pelan. "Ma, aku serius, aku sedang tidak main-main dengan ucapanku," ujar Aleta seketika membuat pak Irwan yang tadi masih diam mencerna ikut bersuara.

"Jaga bicara kamu Tata, pernikahan kalian baru seumur jagung, tidak seharusnya kamu berkata seperti itu," nada suara pak Irwan terdengar meninggi.

Terlihat guratan kekesalan pada wajah beliau, jelas kedua orang tua Aleta tidak akan setuju dengan apa yang Aleta katakan, sekalipun itu bukan main-main.

"Apa kalau pernikahan masih baru tidak boleh berpisah? Tapi bagaimana jika aku tersiksa selama bersamanya?" Aleta tidak tahan lagi untuk mengatakan keinginannya. Sudah cukup ia menahan selama ini.

"Tata, aku rasa masalah kalian tidak begitu besar, sebaiknya kalian selesaikan baik-baik dulu jangan langsung mengambil keputusan untuk berpisah."

Itu bukan suara mama Desi, melainkan suara Alesa yang sedari tadi masih diam di tempatnya.

"Kamu diam kak, nggak usah sok peduli sama aku kalau kamu sendiri salah satu penyebab-"

"Akhhhh."

Tiba-tiba mama Desi pingsan dan hampir saja terjatuh dari kursi duduknya jika saja suami beliau tidak sigap menopangnya.

Situasi jadi semakin tidak terkendali, mama Desi segera dilarikan ke rumah sakit.

Kini semua sedang menunggu beliau di ruang tunggu. Mama Desi sedang di tangani oleh dokter di dalam. Aleta menggigit ujung kukunya, perasaannya berkecamuk sekarang. Ia merasa menjadi penyebab mamanya dilarikan ke rumah sakit, juga merasa tidak puas karena harus kembali bersabar untuk berpisah dengan Dipta.

"Kita harus bicara." Dipta menarik lengan Aleta dan membawa Aleta ke tempat yang lebih sepih.

"Tata berhenti egois," ujar Dipta sontak membuat Aleta menatap Dipta tidak percaya.

Egois? Yang benar saja. Justru yang seharusnya mengatakan itu Aleta untuk Dipta. Rupnya memang benar jika Dipta tidak merasa bersalah, atau Dipta benar-benar buta dengan kesalahannya.

"Kamu tega lihat mama Desi seperti itu?" lanjut Dipta mendapat gelengan kepala dari Aleta.

"Cukup ya kak? Jangan bikin seolah-olah ini semua salah aku atau kemauan aku untuk pisah sama kamu." Aleta menatap Dipta berani.

"Kita akan tetap pisah dan aku akan segera mengurusnya," tekan Aleta seketika membuat Dipta yang sedari tadi sudah menahan sabar kini emosinya memuncak.

Dipta mencekal pergelangan tangan Aleta dengan sangat kuat, lalu menarik Aleta ke tempat yang lebih sepi, Aleta jelas saja berontak, tetapi tenaga Aleta tidak seberapa dibanding dengan Dipta. Ia kalah dan terseret ke lorong rumah sakit yang kebetulan tampak sepi tidak ada seorang pun di sana.

Mata Aleta melebar kala Dipta merebut ciumannya pada bibirnya. Aleta berontak dengan menggelengkan kepalanya agar apa yang Dipta lakukan padanya tidak terjadi. Namun sia-sia saja karena Dipta jelas menang tenaga dengannya.

"Baji-"

Ucapan Aleta tertahan karena Dipta kembali menyumpal bibir gadis itu dengan bibirnya. Aleta meronta, ia marah dan sangat tidak rela ciuman bibirnya diambil lagi oleh Dipta, tidak ada kenikmatan yang Aleta rasakan, yang ada hanya amarah dan rasa jijik karena tindakan Dipta padanya sekarang.

Dugh

Aleta sengaja menggunakan lututnya untuk membuat benda pusaka milik Dipta merasakan nyeri, tindakannya berhasil. Dipta melepaskan ciuman dan cekalan pada tangannya, namun wajah Dipta jelas merah menahan amarah lebih dalam lagi karena tindakan Aleta.

"Jangan pernah sentuh aku, aku jijik sama kamu kak," setelah mengatakan itu Aleta pergi meninggalkan Dipta.

Namun belum sempat melangkah ia sudah dikejutkan dengan adanya seseorang yang menatap mereka tanpa berkedip.

Aleta acuh, toh ia tidak merasa kepergok sekalipun Alesa melihatnya secara langsung.

"Bekas aku kak kalau kamu mau pungut," bisik Aleta sebelum kepergiannya.

Tangan Alesa mengepal kuat, ia dan Dipta sama-sama saling melempar pandang, sebelum akhirnya Alesa pergi meninggalkan Dipta yang masih merasakan ngilu pada bagian pangkalnya.

Ketika Aleta sampai di ruang tunggu mamanya. Dokter sedang menjelaskan kepada pak Irwan. Mama Aleta sudah sadar tetapi masih harus istirahat. Aleta menatap papanya yang hanya diam melihat kedatangannya.

Aleta cukup paham jika mungkin papanya juga menyalahkannya karena hal ini. Tetapi meski begitu tidak menyurutkan keinginan Aleta untuk berpisah dengan Dipta.

"Ma, aku pulang dulu ya? Mama lekas membaik," dikecupnya kening mamanya sekilas. Lalu setelanya Aleta menghampiri papanya. Tidak ada interaksi apapun di antara keduanya. Aleta sendiri paham dengan situasi sekarang, ia segera keluar dari ruangan tersebut.

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam lebih. Aleta masih menunggu taksi yang sudah di pesannya, namun tiba-tiba sebuah mobil mewah menepi dan berhenti tepat di depannya.

Kaca mobil tersebut turun, menampakan seseorang yang cukup Aleta kenal akhir-akhir ini.

"Fandra?" kaget Aleta.

Gadia itu melirik ke arah mobil mewah juga Fandra secara bergantian.

"Mau kemana?" tanya Fandra yang sudah turun dari mobil.

"Kamu dari mana?"

Bukannya menjawab Aleta justru bertanya. Ia masih sedikit terkejut dipertemukan dengan Fandra dalam keadaan seperti sekarang, keadaan dirinya yang sedang hancur. Juga keadaan Fandra yang berbeda seperti bukan seorang yang ia kenali selama ini.

"Aku ada urusan tadi, mau pulang kan?" tanya Fandra hanya dibalas Aleta dengan anggukan kepala.

"Ayo naik. Aku antar kamu," tanpa basa-basi lagi Fandra langsung mengajak Aleta untuk pulang bersama, bahkan laki-laki itu sudah membukakan pintu mobil untuk Aleta.

Di tengah keterkejutannya dan rasa bingungnya. Aleta tersadar sesuatu hal.

"Kamu pakai mobil mba Finda ya?" tebak Aleta asal.

Sebenarnya ia belum pernah melihat mobil mewah tersebut parkir di kantor tempatnya bekerja. Namun yang paling pasti ialah Fandra yang meminjam mobil atau baru saja mengantar bos mereka dari suatu tempat.

"Tunggu." Aleta memperhatikan wajah Fandra yang terlihat berbeda. Juga pakaian Fandra yang terlihat seperti orang berada.

"Kamu kenap-"

"Aku baru saja mengantar mba Finda pergi ke pesta," sela Fandra tahu isi pikiran Aleta.

"Kalau tahi lalat di sebela hidung ini bisa hilang karena bedak yang aku kenakan," lanjutnya lagi seketika membuat tawa Aleta terdengar.

"Jadi kamu pakai bedak? Hahaha.. Pantas saja kamu terlihat berbeda," ujar Aleta dengan tawanya.

Berbeda? Bilang saja kalau Fandra terlihat tampan tanpa tahi lalat besar di sebelah hidungnya, terlebih penampilan laki-laki itu yang terlihat seperti bukan orang sembarangan.

"Aku jadi sadar satu hal," ujar Aleta tiba-tiba.

"Sadar? Apa?" Fandra mulai penasaran.

"Jangan-jangan kamu sama mba Finda-"

1
Dian Rahmawati
waw kejutan nih..Fandra minta restu ortu nya extrem
Baek chanhun
maaf 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 sebelumnya

jalan cerita novel ini bagus, tapi,
klo teteh buat novel yg menceritakan anak sekolah,kok ada nyawa nya, di novel tersebut.
thanks teh 💪💪
Vietha_27
aaahhh.
dinner nya mas Fandra tuh ga bs terlupa sm mba Tata. 😍😍😍

pake acara jatoh dlu dr motor. dan mba Tata lgsg panik seketika denger mas Fandra kecelakaan😁😁🤭🤭

cieee mulai bertumbuh kuncup nya nih bunga cinta mba Tata untuk mas Fandra💃💃💃
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
💥💚 Sany ❤💕
Napa ortu Tata blom juga tau ya kelakuan si Sasa penyedap rasa. Seharusnya bapaknya yg nangkap basah mereka, biar bapaknya gak selalu nyalahin Tata n nganggap Dipta laki2 suci.
Dian Rahmawati
wah makan malam romantis nih
Fitrothul Auliya
anyingg aink gemes kpn kebongkarnya,knp w curiga klw emaknya udh tw klw anknya bejad ama ci difta
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
💥💚 Sany ❤💕
Sasa n Dipta benar2 dah putus urat malunya, benar2 gak da otak mereka
Dian Rahmawati
Dipta sama Alesa bener2 pasangan bejat
Vietha_27
dasar Dipta laki laki bejat.
bukannya dia bertanggung jawab sm Alesa. malah di permainkan dr sikap Alesa karna jd cewe bodoh yg mau sm cowo buaya kayak Dipta 😤😤😤
untung aja Aleta udah lepas jd msh janda ting ting🙃🙃
Ma Em
Fandra cepat halalkan Aleta tapi bkn untuk balas dendam tapi untuk pernikahan yg sebenarnya.
💥💚 Sany ❤💕
Apa ada seseorang dimasa lalu yang masih sangat dicintai mbak Finda ya, sampe2 dia gak mau melihat masa depan?.
💥💚 Sany ❤💕
Dimas, agak misterius.
💥💚 Sany ❤💕
Jadi penasaran siapa kira2 yang bermain cantik di perusahaan, sampe2 bisa menyembunyikan kejahatannya begitu rapi 🤔🤔🤔🤔.
Vietha_27
mba Finda kangen pacar ya. apa minta maaf jd adeknya dluan yg nikah. 🤭😁


waaahh, jangan jangan Dimas nih yg jadi mata mata dr perusahaan saingan🙄🤔

dan dia mau jg sm Aleta. dan kalau tau Fandra alias mas OB itu pemilik perusahaan bs makin gencar biar sakit hati sekalian itu mas Fandra gegara mba Tata di ambil😌😌

tp jangan salah mba Tata sm mas Fandra udah mau nikah. yeyeyeyeye 💃💃💃
Dian Rahmawati
wah Fandra ternyata udh punya honey
Aam Siti
lanjut kk
Vietha_27
udah mba Tata. tenang aja mas Fandra udah tertata tata. sampe mau di manfaatin sm mba tata kan😁😁😁
💥💚 Sany ❤💕
Jangan sampe Fandra liat Dimas, ntar cemburu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!