"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Sampai di danau aku mendengar suara nyanyian dengan suara yang merdu, kemudian melihat ariel yang sedang duduk disalah satu batu yang mengelilingi danau dari ujung danau ini, dia sedang dalam wujud manusia.
"Seperti biasa suara mu merdu" ucap ku selesai ia bernyanyi.
Dia berjalan mendekat, melompati batu-batu.
"Jadi kamu sudah kembali ke dunia manusia lagi" jawab nya setelah sudah dekat.
"Iya" jawab ku.
"Kalian saling mengenal?" Tanya putri lenora.
"Tentu saja, dia teman kecil ku, dulu dia sering membawa ku terbang, melihat semuanya dari atas, sungguh indah" jawab ariel, wajah putri lenora sedikit cemberut.
"Tidak perlu cemburu putri, saya dan nicolas hanya sebatas teman dekat" tambah ariel.
"Kamu tau dari mana aku seorang putri?" Tanya putri lenora.
"Kalian pernah kesini berdua bukan? Saya melihatnya" jawab ariel, wajah putri lenora memerah malu, dia semakin cantik.
"Kamu tidak bernyanyi di tengah kota lagi ariel?" Tanya ku.
"Tidak, aku lebih suka disini sekarang, kejadian kemarin memberi ku pelajaran, manusia akan melakukan apa saja untuk memenuhi ego, walau harus menyakiti yang lain" jawab ariel.
"Manusia? Memangnya kamu apa?" Tanya putri lenora.
"Saya seorang penyihir putri" jawab ariel, dia berbohong, tidak banyak yang tau tentang mermaid, kecuali penyihir dan vampir.
"Ayo kita kembali ke kota putri" ucap ku.
"Ya" jawab putri.
"Mau lihat pemandangan dari atas?" Tanya ku lagi.
"Bisa?" Tanya putri lagi.
"Tentu saja" jawab ku.
"Ya aku mau" putri lenora terlihat sangat antusias.
"Ariel, kami permisi" ucap ku, dia mengangguk tersenyum, putri lenora juga tersenyum kepada nya.
Aku berjalan ke belakang putri, memeluknya di pinggang, melebarkan sayap ku, kemudian terbang serta meng-klamufase diriku dan lenora agar tidak terlihat.
Kami terbang tinggi dan pelan, aku merasakan rasa takjub yang dirasakan oleh putri lenora, dia terlihat bahagia, bahkan sesekali ia menengok ke arah ku dengan senyum indah nya itu.
Sampai di hutan dekat kota besar purnia, kami turun dan berjalan kaki kesana.
"Tadi luar biasa Nicolas, aku pertama kali melihatnya" ucapnya setelah kembali menginjak tanah.
"aku senang melihat mu bahagia, terus tebar senyummu itu putri" jawab ku tersenyum kepadanya.
sang putri memelukku, aku memeluknya juga.
"aku senang bisa mengenalmu" bisik putri lenora.
"Ayo kita pulang" ajak ku.
"Ayo" jawabnya.
Kami berjalan berdampingan, hingga tanpa sadar kami saling berpengangan tangan, hingga kami sampai di kota.
Kota ramai seperti biasanya.
Ku liat banyak poster bertebaran, saat ku mendekatinya dan membaca itu, aku sedikit kaget.
Putri lenora mengusap lengan ku.
Ini gambar ku dengan judul buronan, serta deskripsi, bagi siapa saja yang bisa menangkap nicolas akan dihargai 3000 pin.
ia telah menculik putri lenora saat pernikahan dengan pangeran danish akan berlangsung.
"Yang benar saja" ucap ku dalam hati. Untungnya saat ini aku menggunakan jubah dan berjalan menunduk.
"maafkan aku nicolas, karena aku pergi, kamu yang terkena fitnahnya" ucap pelan putri yang lenora.
"kamu melakukan itu demi diriku, aku malah senang" jawab ku.
"jawabanmu selalu membuat ku lebih baik, terima kasih" balasnya.
"memang itu yang sebenarnya kan?" tanya ju tersenyum kepadanya.
"ya" balasnya dengan tersenyum
Aku memegang tangannya, berjalan ke rumah yang baru saja ku beli waktu itu.
Pintu nya terdapat rantai dan terkunci. Aku bahkan belum menempati walau sehari.
"Ini rumah siapa?" Tanya putri lenora.
"Rumah yang baru saja ku beli 3 bulan lalu" jawab ku.
"Maaf, karena aku kabur, kamu kesulitan sekarang" balasnya lagi dengan wajah merasa bersalah.
"Jangan ucapkan itu lagi, seperti kata mu senang dan duka kita bersama" balas ku.
"Ya" jawabnya kembali antusias.
Kami meneruskan jalan.
"Jadi sekarang kemana kita harus pergi?" Tanya putri lenora.
"Ada seseorang yang mau kutemui dahulu" jawab ku dan menuju ke sebuah toko obat.
"Lama tidak bertemu Nicolas" ucap aurora saat aku masuk dan membuka tudung jubah. Dia terlihat sedang merapikan lemari obat. Toko sedang sepi.
"Jadi kamu benar menculik sang putri?" Tambah aurora saat aku dan putri lenora sudah duduk di hadapannya.
"Itu tidak benar, aku yang melarikan diri" sahut putri lenora.
"Ohh jadi begitu, kalian benar-benar saling mencintai" sahut Aurora.
"Jadi ada apa kamu datang kesini?" Tanya aurora melihat ku.
"Kamu bisa menghilangkan aura vampir ku?" Tanya ku pada Aurora.
"Kenapa?" Tanya aurora penasaran.
"Aku ingin pergi ke negeri penyihir dan aku tidak ingin ada yang mengetahui jika aku vampir" jawab ku.
"Ohh apa yang akan kamu lakukan disana?" Tanya aurora.
"Menjalani hidup dengan tenang bersama putri lenora" jawab ku.
"Aku merasa iri dengan kalian" balas aurora.
"Baiklah aku akan membantumu, tapi dengan sata syarat" jawab aurora dan mengangkat jari telunjuknya.
"Apa itu?"tanya ku.
"Kamu harus membawa ku kesana, artinya aku ikut dengan mu" jawabnya.
"Lalu bagaimana dengan anak lelaki itu?" Tanya ku.
"Aku yakin dia bisa tinggal disini sendiri, kami sudah mempunyai seorang asisten, aku sudah memberi semua ilmu ku untuk mengelola toko ini" jawab aurora.
"Jadi kamu sudah mempersiapkan semuanya?" Tanya ku.
"Tentu saja" jawab aurora.
"Kalau begitu kita berangkat besok pagi, temui kami di tepi hutan" jawab ku.
"Ya, dan ini obat mu, kami para penyihir tidak akan merasakan kehadiran vampir dari mu" jawab nya dan memberikan sebuah botol kecil.
"Terima kasih" jawab ku setelah menerima itu.
"Kami permisi" ucap ku kemudian keluar toko, kami menuju hutan dan masuk ke sebuah gua.
"Kita beristirahat disini malam ini, kamu tidak keberatan?" Tanya ku.
"Tidak sama sekali, biar aku yang membuat api" jawab nya kemudian mengumpulkan kayu-kayu kering disekitar.
"Baiklah, tunggu sebentar, aku akan kembali" ucap ku lagi
"Hati-hati" jawabnya, aku langsung pergi mencari buah dan memburu binatang kecil untuk makan. tak lama kembali, aku melihat api sudah menyala dan tumpukan daun besar di sisinya. putri lenora duduk diatasnya.
"Terima kasih sudah menunggu, makan lah" ucap ku saat kembali sambil meletakkan buah yang ku bawa di atas daun.
Dia memakan buah yang ku bawa. Aku menusukkan daging di ujung ranting dan ditancapkan ke tanah di dekat api.
"Kamu tidak makan?" Tanya putri lenora, setelah mengigit sebuah apel.
"Vampir tidak butuh makan setiap hari, tapi aku akan menemanimu" jawab ku dan makan bersamanya.
Di bersandar di bahu ku.
"maaf membuat hidup mu Sulit saat dengan ku, padahal kamu terbiasa hidup mewah di istana" ucap ku.
"bukannya kamu juga begitu? Bahkan masalah mu lebih besar dari ku, kamu diusir dari negeri mu sendiri, lalu kamu difitnah dan menjadi buronan di dunia ku, apalagi hal itu karena ku" jawab putri lenora.
"lagi pula nicolas, kamu pria yang baik, tidak peduli kamu vampir atau manusia, dari pada aku harus tinggal di istana tapi bersama pangeran danish dan sikapnya itu, lebih baik aku disini tapi bersama mu" tambah putri lenora.
"aku tidak salah menilai mu, maaf ingin memangsa mu saat pertama kali kita bertemu di hutan, untung saja lili datang ahaha" jawab ku lalu tertawa.
Dia bangun dari sandarannya, dan menatapku serius.
"tidak lucu" sahutnya.
"iya maafkan aku" jawab ku.
"sudah malam beristirahat lah" ucap ku lagi.
Dia tertidur dengan kepala di pangkuan ku. Wajahnya cantik, bahkan saat tidur.