Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 26 - Ivana Dan Tuan Gio
"Nyonya, tuan Aston baru saja meninggalkan rumah," lapor seorang pelayan pada Gloria. sebelum Gloria pergi tadi dia telah memerintahkan salah satu pelayan untuk memberi kabar jika Aston meninggalkan rumah.
Sekarang sudah jam 11 lewat beberapa menit dan pria itu pun akhirnya pergi.
"Sebelum Aston pergi apa dia masuk ke ruang kerjanya?" tanya Gloria pula.
"Tidak Nyonya, setelah Tuan Aston keluar dari dalam kamarnya dia langsung pergi. Beliau bahkan tidak sempat makan."
"Baiklah," jawab Gloria dan segera memutus sambungan telepon mereka.
Huh! wanita cantik itu membuang nafasnya dengan kasar, merasa lega karena akhirnya Aston pergi tanpa memeriksa CCTV lebih dulu.
"Aku harus segera pulang dan menghapus rekaman CCTV tadi malam, besok-besok saat dia memeriksanya aku katakan saja bahwa mungkin cctv-nya rusak," gumam Gloria.
Merasa Dewi keberuntungan masih berada di pihaknya.
*
*
Aston tiba di perusahaan saat waktu sudah menunjukkan jam istirahat. Dia tidak bisa mengemudi dengan cepat karena kondisinya belum pulih betul, kepalanya masih terasa sedikit pusing. Sementara Aston tidak terpikirkan untuk menggunakan sopir.
Tanpa ada pemberitahuan apapun tiba-tiba pria itu mendatangi lantai 8, beberapa karyawan yang masih berada di sana sontak dibuat terkejut atas kedatangan sang Presdir.
"Ya Tuhan, itu tuan Aston. Kenapa beliau tiba-tiba datang ke sini?"
"Tidak tahu, kita beri hormat saja," sahut yang lain.
Sementara tatapan Aston langsung tertuju ke arah kursi Ivana yang kosong.
Tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari mulutnya, Aston lantas mundur dan pergi sana. Menuju lift dan coba menghubungi Ivana melalui sambungan telepon, tapi nomor wanita itu masih saja tidak aktif.
'Shhiit!' umpat Aston di dalam hati, Dia segera pergi ke ruang kerjanya sendiri dengan perasaan yang kesal.
Sementara di tempat lain, saat ini Ivana tengah bertemu dengan Gionino di sebuah cafe. Cafe yang berada tak jauh dari perusahaan Harold Kingdom.
Bahkan hanya dengan berjalan kaki Ivana mampu menjangkaunya.
Tapi saat bertemu dengan Gio, Ivana tidak hanya datang sendiri tapi dia juga datang bersama dengan Merlin.
"Kupikir kamu belum datang, maaf karena sudah membuatmu menunggu, maaf juga karena aku datang bersama temanku," ucap Ivana, sekali bicara dia mengucapkan kata maaf sebanyak dua kali.
"Tidak perlu merasa sungkan seperti itu, Gio," ucap Gio yang lantas memperkenalkan diri pada teman Ivana.
"Merlin, sebenarnya saya tahu siapa Anda. Jadi sedikit sungkan, salam kenal tuan Gio," jawab Merlin pula.
"Sekarang kan jam istirahat, Bagaimana jika kita bersikap santai saja. Anggaplah Gio bukan seorang CEO," kata Ivana pada sang sahabat dan membuat Gio malah terkekeh.
Sementara Merlin tak sanggup untuk melakukannya, Merlin jadi menyesal karena memutuskan ikut pergi dengan Ivana. Dia pikir saat Ivana mengatakan akan makan siang dengan temannya, maka teman itu adalah orang biasa, siapa sangka malah seorang CEO dan juga sahabat dari tuan Aston.
"Benar kata Vana, anggaplah aku teman kalian," balas Gio pula.
"Maaf Tuan, akan saya usahakan," jawab Merlin yang malah ketakutan.
Ivana sama seperti Gio, dia jadi terkekeh kecil karena merasa lucu dengan suasana pertemuan mereka bertiga. Sesaat Ivana sampai melupakan tentang pertengkaran dengan Aston beberapa saat lalu.
Mereka bertiga kemudian duduk bersama, memesan makanan masing-masing dan mulai menyantap hidangan yang tersaji.
Di tengah-tengah acara makan tersebut, Gio kemudian menambahkan daging di piring Ivana. "Makan yang banyak," ucap Gio singkat.
Ivana cukup terkejut, namun malah Merlin yang deg-degan. Mereka semua sudah dewasa, perlakuan manis seperti itu jelas ada maksudnya.
Dan Tanpa perlu dijelaskan, Merlin sudah sangat tahu bahwa Tuan Gio menyukai Ivana.
'Oh ya Tuhan, ini romantis sekali, nona muda akan tetap jadi noda muda, tak peduli meski telah jatuh miskin sekali pun,' batin Merlin, sumpah, dia ikut senang dengan kisah ini, Ivana dan Tuan Gio.