Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 : Merubah Penampilan
"Adinda, bagaimana kalau Kita ke salon pulang sekolah nanti?" ajak Emilia.
"Ayo, sudah lama Kita tidak ke salon sama-sama. Apa Kak Agam memberi izin Kamu ke salon? Pulang sekolah nanti dia pasti jemput Kamu lagi."
"Kalau Aku minta izin, pasti tidak dia izinkan. Jadi saat pulang sekolah nanti Kita berangkat cepat-cepat, sebelum dia datang."
"Pasti Kak Agam marah."
"Biarin."
"Maaf Agam, Aku ingin melakukan sesuatu agar tujuan utama ku tercapai. Terserah kalau Kamu mau marah atau tidak. Tujuan ku tidak mungkin tercapai kalau Aku selalu berdiam diri di rumah," batin Emilia.
Sepulang sekolah, Emilia dan Adinda dengan cepat ke parkiran. Mereka ke salon yang bagus menggunakan mobil Adinda. Kebetulan sekali Adinda selalu mengendarai mobil sendiri setiap ke sekolah.
Saat mobil Adinda sudah meninggalkan sekolah, mobil Agam baru datang.
"Mana Emilia? Biasanya langsung keluar?" gumam Agam, menunggu di depan mobilnya. Dia selalu menyetir sendiri mobil setiap mengantar jemput Emilia di sekolah.
"Kak Agam?" panggil Roy.
"Roy, mana Emilia? Belum pulang?" tanya Agam.
"Loh, bukannya tadi pulang sama Adinda?" jawab Roy.
"Apa?" Dengan cepat Agam langsung mengeluarkan ponselnya, menelepon Emilia. Tapi nomor Emilia tidak aktif.
"Gimana Kak? Nomornya aktif?"
"Tidak aktif. Coba Kamu telepon Adinda!" titah Agam.
"Baiklah," jawab Roy. Tapi nomor Adinda juga tidak aktif.
"Tidak aktif juga?" tanya Agam, mulai kesal.
"Apa ponsel mereka mati?"
"Pasti mereka sengaja mematikannya. Ke mana mereka pergi?"
"Biasanya pulang sekolah Emilia dan Adinda pergi nongkrong. Selama beberapa hari ini mereka tidak pernah nongkrong lagi saat pulang sekolah karena Kak Agam selalu menjemput tepat waktu."
"Nongkrong ke mana? Wanita bersuami mana boleh nongkrong."
"Aku tidak tau mereka nongkrong di mana. Yang jelas dulu Kak Agam tidak pernah peduli Emilia mau pergi ke mana pulang sekolah."
"Itu dulu, sekarang tidak. Ya sudah, Aku cari Emilia dulu." Agam pun langsung masuk ke mobil. "Dia dekat dengan Bi Maya, sebaiknya ku tanya dengan Bi Maya ke mana biasanya Emilia dan temannya nongkrong." Agam menghidupkan mobilnya, langsung pulang ke rumah.
Emilia dan Adinda tiba di salon kecantikan langganan mereka dulu.
"Adinda, Aku mau mengubah penampilan ku, biar makin cantik," kata Emilia.
"Aku juga mau," jawab Adinda.
"Permisi Nona, ada yang bisa Kami bantu?" tanya pegawai salon, dia tau siapa Emilia dan Adinda karena mereka pelanggan tetap di sana.
"Mbak, Saya mau potong rambut, buat rambut Saya pendek sebahu dengan poni yang keren," pinta Emilia.
"Saya juga mau potong rambut, sedikit saja. Jangan lupa rambut Saya yang ikal di luruskan," pinta Adinda.
"Baik," jawab pegawai salon.
Emilia memutuskan mengubah penampilannya agar mirip dengan dirinya yang dulu. Dulu saat menjadi Viona, dia selalu berpenampilan sederhana dengan rambut pendek sebahu dan poni. Dia sangat suka rambut pendek. Berbeda dengan Emilia yang berambut panjang lurus tanpa poni.
Selain potong rambut, Emilia juga meminta agar kutek di jarinya di hapus, kuku panjangnya di potong, dia lebih suka kuku berwarna putih original yang pendek, ketimbang kuku warna-warni, berkelap-kelip dan panjang seperti kuku Emilia asli.
"Sebentar lagi, Aku akan melihat wajahku kembali. Alex, balas dendam baru di mulai," batin Emilia.
Setelah sejam berlalu akhirnya rambut dan kuku Emilia selesai di permak. Emilia berdiri di depan cermin full sebadan untuk melihat penampilannya yang baru selesai di permak. "Sempurna, ini baru Aku. Aku seperti hidup kembali, bukan cuma jiwaku, tapi juga tubuhku," batin Emilia.
"Emilia, Aku cantik tidak?" tanya Adinda.
"Cantik," jawab Emilia, kemudian berbalik.
"Wow, Kamu beneran Emilia? Kenapa Aku merasa seperti melihat orang lain? Penampilan Kamu yang glamor berubah drastis. Kamu lebih sederhana tapi cantik," puji Adinda.
"Adinda, Kamu lebih suka Aku yang dulu atau sekarang?" tanya Emilia, serius.
"Jujur, walau glamor tapi dulu Kamu cantik seperti sosialita muda. Sekarang Kamu cantik natural. Aku lebih suka yang natural," jawab Adinda.
"Terima kasih pujiannya. Temanku juga cantik sekali. Makin imut dengan rambut lurus, biasanya rambutmu ikal," puji Emilia balik.
"Terima kasih karena memuji balik. Oh ya, setelah ini Kita ke mana?"
"Ke mall, membeli beberapa pakaian," jawab Emilia. "Pakaian Emilia hanya sedikit yang sesuai seleraku. Pakaiannya banyak dres mini seksi. Aku lebih suka pakai dres panjang atau celana panjang," batin Emilia.
"Ayo, let's go! Kita shopping!" jawab Adinda antusias.