NovelToon NovelToon
Mendadak Dinikahi Mafia

Mendadak Dinikahi Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Roman-Angst Mafia
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mei-Yin

Daisy Moreland diusir dari rumah, dikhianati kekasih dan berakhir di ranjang bersama pria asing.

Berniat melupakan masalah yang terjadi, kedatangannya ke kelab malam justru menambah daftar panjang masalahnya.

Daisy terjebak menikah dengan Daren karena memiliki wajah yang sama persis dengan calon istrinya yang kabur.

Bagaimana bisa?

Bagaimana nasib Daisy selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jauhkan para pria darinya

“Kau terluka! Bagaimana bisa?” Daisy langsung terlonjak bangun. Bahkan laptop yang ada di atas meja hampir saja jatuh karena gerakannya yang tiba-tiba.

Seandainya cahaya layar laptopnya tak terang, mungkin Daisy tak akan tahu jika pria itu tengah terluka.

Jangan tanya ekspresinya. Pria itu tak menunjukkan kesakitan atau apa pun. Lupakan jika kalian berharap pria itu akan meringis kesakitan. Nyatanya sampai Daisy selesai mengobatinya tetap saja pria itu tak bergeming.

“Sudah?” tanya Daren setelah Daisy membalut lukanya.

“Sudah. Bagaimana bisa kamu terluka? Siapa yang melakukannya?” tanya Daisy penasaran. Rasa kantuknya hilang begitu saja.

“Bukan hal yang perlu dikhawatirkan, aku baik-baik saja,” jawab Daren.

Bagi Daren luka seperti itu hanyalah luka kecil. Tak perlu diperban juga. Hanya perlu salep dan beberapa hari akan sembuh. Itu hanya luka goresan peluru yang menyerempet. Namun, pria itu tetap menghargai niat baik Daisy sehingga memilih diam.

“Jangan menyepelekan hal kecil. Aku tidak tahu kehidupan kejam macam apa yang kau jalani. Tapi, Daren. Aku berharap kau tidak pernah terluka.”

Perasaan Daren menghangat mendengar ucapan Daisy yang sangat tulus. Pria itu bahkan merasakan gelengan aneh dalam dirinya. Suatu perasaan yang entah mengapa membuatnya tersentil.

“Tidurlah lagi. Besok kuliah?”

Daisy mengangguk malas. “Ada kelas sore.” Setelah menyimpan kotak obat, tubuhnya terhempas ke ranjang. Tak membutuhkan waktu lama bagi Daisy untuk kembali tidur.

Keesokan paginya Daren bangun lebih awal. Setelah berolahraga, pria itu menuju bangunan belakang di mana ada ruang bawah tanah yang dibangun sebagai penjara.

Menemui tiga orang yang menjadi dalang penyerangan semalam. Daren meminta pengawalnya untuk mengambil air dingin dan menyiram mereka. Ketiganya tersentak kaget, bahkan salah satu dari mereka hampir mengeluarkan umpatan. Namun urung saat melihat jika yang ada di hadapan mereka adalah seorang pria yang terkenal kejam.

“Siapa tuan kalian?” tanya Daren tenang. Duduk di kursi tepat di depan kotak besi yang mengurung ketiga tawanannya.

“Bicaralah. Mungkin aku akan berbaik hati melepas kalian,” katanya.

Sayangnya mereka seperti memilih tutup mulut. Hingga Daren memberi kode pada pengawalnya untuk menyiksa mereka. Sampai babak belur dan berdarah-darah ternyata mereka tetap memilih bungkam. Tangguh juga ternyata, pikir Daren.

“Stop!” Daren berteriak. Tak ingin mereka mati lebih dulu. Dia perlu setidaknya sedikit saja informasi dari mereka.

Daren keluar setelah memerintahkan Josh untuk datang dan membuat mereka buka mulut.

“Jangan sampai mati. Kau harus dapatkan informasi sekecil apa pun. Steven masih mencari tahu data mereka. Kau tahu apa yang harus dilakukan!” Daren menepuk pundak pengawalnya.

Kembali ke kamar dan melihat Daisy belum juga bangun.

“Dasar pemalas,” gumamnya.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Daren turun untuk sarapan kemudian berangkat ke kantor.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang dan wanita itu tetap nyaman bergelung dalam selimut. Gina yang diperintahkan sang tuan membangunkan Daisy segera menyentuh lembut tubuh wanita itu.

“Nyonya, bangun. Ini sudah siang, Anda melewatkan sarapan. Kata tuan, Anda boleh tidur lagi setelah makan.”

“Nanti saja. Tuanmu tidak ada, kan? Jadi abaikan saja.” Suara Daisy pelan, lebih seperti gumaman. Namun Gina tetap bisa menangkap suaranya dengan jelas.

“Tuan Daren menunggu Anda du bawah,” bohongnya.

Seketika Daisy langsung terlonjak bangun. Matanya melotot tak percaya. “Dia belum ke kantor?”

Gina menggeleng seraya memasang wajah cemas. “Beliau menunggu Anda sejak tadi.”

“Katakan padanya untuk menunggu sepuluh menit. Aku akan mandi dengan cepat.”

Daisy meloncat turun dari ranjang dan langsung masuk kamar mandi. Kepala pelayan hanya tersenyum geli melihat tingkahnya. Sebegitu takut wanita itu dengan tuannya. Sama sekali bukan seperti wanita yang selama ini dikenal.

“Mana Daren?”

“Tuan baru saja berangkat setelah menggerutu kenapa Anda lama sekali.”

Daisy langsung lemas. Menjatuhkan bobotnya di kursi seraya menghela napas kesal. “Tahu begitu aku tetap tidur. Menyebalkan sekali dia!” desisnya.

*

Daisy menatap datar pada pria yang kini menghadang jalannya. Pria itu menatapnya dari ujung kepala hingga kaki berulang kali. Seolah tengah meyakinkan diri jika wanita yang berdiri di depannya adalah mantan kekasihnya dulu.

“Minggir,” kata Daisy datar.

“Maafkan aku, Dai. Aku tak sengaja melakukannya.”

Daisy tersenyum mengejek. “Aku tidak peduli. Kita sudah tidak ada urusan. Berhenti menggangguku.” Dengan sengaja tangannya mendorong bahu pria itu hingga menyingkir.

“Dai, aku mencintaimu!” teriak pria itu mengejar langkah Daisy. “Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku yakin kau sangat mencintaiku, tidak mudah melupakanku begitu saja,” katanya dengan percaya diri, membuat tawa Daisy pecah seketika.

Wanita itu menghentikan langkah dan menoleh dengan tatapan meremehkan. “Kau terlalu percaya diri. Kau pikir siapa dirimu hingga aku sulit melupakanmu? Kau bukan siapa-siapa di hidupku, Patrick.”

“Dai, kau mencintaiku. Aku yakin perasaanmu masih tetap sama.” Patrick menyentuh tangan Daisy dan menariknya. Menggenggamnya erat.

“Omong kosong.” Daisy menyentak tangannya hingga terlepas.

Ghea dan Xelo yang melihat sahabatnya diganggu segera menghampiri. Terdengar perdebatan mereka bertiga, tapi Daisy acuh saja. Dia sudah benar-benar malas, memilih berlalu.

Tak lama kedua sahabatnya menyusul masuk ke dalam kelas.

“Dia benar-benar pria tidak tahu malu,” omel Ghea.

“Jangan pernah kembalinya padanya, Dai. Dia bajingan!” komentar Xelo.

Sepanjang pelajaran Daisy mendengarkan penjelasan dosen dengan serius. Begitu kelas selesai, Daisy langsung pamit pada dua sahabatnya.

Saat Daisy masuk ke dalam mobil, ada seseorang yang memperhatikannya.

Begitu sampai di mansion, Daisy sudah melihat keberadaan Daren. Tengah duduk di sofa ruang tamu sambil membaca sebuah buku.

“Bagaimana lukamu? Seharusnya kau banyak istirahat agar lekas sembuh.” Daisy duduk merosot dan menyandarkan kepalanya.

“Sudah membaik.” Daren memperhatikan sekilas, begitu terdengar wanita itu menghela napas berulang kali, dia bertanya, “Ada apa?”

“Tidak apa-apa.”

Daisy kembali ke kamar. Mengganti pakaian dan turun lagi untuk makan malam.

“Kau sudah makan, Daren?” tanya Daisy.

“Sudah. Kau makan saja.”

“Temani aku.”

Walaupun tak menjawab, Daren tetap melakukannya. Dia mengikuti langkah Daisy menuju ruang makan.

Malam semakin larut, bukannya istirahat Daren memutuskan pergi ke ruang kerjanya. Tak lama Raina datang sambil memberi laporan tentang apa saja yang terjadi pada Daisy.

Termasuk tentang mantan kekasihnya yang mengganggu.

Daren mendengus dan akhirnya mengerti. Mengapa tiba-tiba suasana hati istrinya buruk saat pulang kuliah.

“Raina, pastikan tidak ada pria manapun yang akan mendekati Daisy. Jauhkan para pria dari istriku.”

To Be Continue ....

1
Siti Nurbaidah
👍👌mantap
Yanto Infinix
Thor suka sekali karya mu
Dwie Anna
lanjut kak Mey....semangat
De'yus Mbot
lanjut
Astuti Setiorini
bagus
Astuti Setiorini
semoga deasy mau nerima kenyataan dan mau nerima kliarga kandungnya..daesy keturunan mafia hars jd gadis tangguh
aroem
bagus
Anne139
next thor
De'yus Mbot
lnjut
T o R a 21
terlalu lama up'y smp lupa alur cerita'y..hampir aja sy lupakan saja/Smug/
Riyanti Bee
/Heart/
T o R a 21
mana ini Thor klanjutan'y kangen akoh..
Dwie Anna
bagus
De'yus Mbot
lanjut dong thor
Santi
ditunggu episode keren selanjutnya ya, Author ku
Santi
paragraf terakhirnya keren banget 😆
mati terhormat ditangan orang jahat
bukan mati kelaparan sebagai gelandangan... ahay
Santi
Daisy... makanan Indonesia enak semua deh... Rendang itu no satu
kalo mau nafsu makan... pesen aja nasi liwet.. ikan asin.. lalapan.. jangan lupakan pete sama jengkol ya
Santi
makin penasaran
Santi
mulai deg deg an
Anne139
thor kok lama up nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!