Anna harus terjebak dengan dua orang laki-laki yang membuatnya harus terpaksa berakhir dengan Maxim yang ternyata adalah teman masa kecilnya dulu.
Ternyata Maxim dan Dexter adalah mantan rekan yang memiliki sifat berbeda jauh.
Akankah Luna menerima cinta Maxim atau malah pergi bersama Dexter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33
"Eh?" Anna kaget saat tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
"Apa yang Tuan lakukan?" tanya Anna saat Maxim mulai melancarkan aksinya.
"Aku melakukan apapun yang ingin aku lakukan. Kenapa?" tanya Maxim yang membuat Anna mulai panik karena dia takut jika laki-laki itu akan kembali melakukan sesuatu.
Apalagi saat ini mereka hanya berdua saja di dalam villa dan tidak ada siapa-siapa di sini. Jadi wajar saja jika dia merasa takut, karena Maxim bisa melakukan apapun yang dia inginkan seperti yang dia katakan tadi.
"Tapi, tuan-"
"Sudahlah, cepat masak! aku lapar." titah Maxim.
Dia pergi duduk di meja makan dan melihat apa yang wanita itu lakukan di sana.
Entah mengapa melihat Anna memasak di dapur seperti itu membuat fantasi liarnya mulai berkelana. Pikiran kotoran sudah mulai menghantui saat ini. Dia siap melakukan sesuatu yang mungkin saja akan membuat wanita itu mendesah nantinya.
Begitu juga dengan Anna, entah mengapa ditatap seperti itu oleh Maxim membuat masalah tingkah. Dia benar-benar takut jika laki-laki itu akan melakukan sesuatu nanti. Apalagi posisi mereka sedang berada di dapur saat ini.
Benar saja, Maxim datang dan membuka gaunnya. Bahkan dia langsung mematikan kompor dan mendudukkan wanita itu di atas meja kompor.
"Hemph..." bibirnya di bungkam oleh Maxim nggak ciuman panas itu terus terjadi.
"Tuan, aku- ah...." Anna mulai mendesah saat ciuman Maxim turun ke bawah dan mulai menjalari bagian lehernya.
"Teruslah mendesah Anna, aku ingin mendengarnya." kata Maxim yang terus berusaha memancing gairah Anna. Sayangnya tidak seperti itu. Tepat saat tangan Maxim masuk ke dalam gaunnya, sia memegang sesuatu yang mengganjal.
Kontan saja dia langsung melepaskan ciuman mereka dan menatap Anna.
"Apa itu? kenapa mengganjal?" tanya Maxim ketika dia memegang sesuatu yang tidak seharusnya dia pegang.
Anna sendiri bingung harus menjelaskannya. Tidak tau harus memulainya dari mana dan bagaimana cara menetaskan semua ini padanya.
"Itu-" gumamnya menggantung Karena dia bingung bagaimana cara menjelaskan semua ini pada Maxim bahwa dia sedang datang bulan.
"Apa? cepat jelaskan apa itu, Anna!" seru Maxim karena ingin tau apa itu.
"Itu pembalut."
"Apa itu pembalut? cepat jelaskan apa itu. Aku tidak mengetahui apa itu!" jelas Maxim hingga membuat Anna langsung menjelaskan apa itu
"Itu namanya pembalut. Aku sedang datang bulan, jadi-"
"Jadi maksud mu kita tidak bisa melakukannya sekarang?" tanya Maxim lagi membuat Anna tidak tau harus menjawab apa untuk laki-laki itu.
Kenyataannya mereka memang tidak bisa melakukannya sekarang.
"Memang tidak bisa." jawab Anna hingga membuat laki-laki itu langsung terlihat lemas.
"Berapa lama?" tanya Maxim lagi karena dia penasaran berapa lama di harus menahan semua ini.
"Seminggu." Jawa Anna lagi yang membuat Maxim langsung mengumpat.
"What the fvck? are you crazy?" umpat Maxim saat mengetahui bahwa dia harus menahannya selama seminggu.
"Kenapa mengumpat?" tanya Anna saat mengetahui reaksi laki-laki itu.
"Kau gila ya? kau menyuruhku untuk menanya selama seminggu. Yang benar saja kau, ini!" umpat Maxim lagi yang membuat Anna juga tidak tahu harus menjelaskan seperti apa lagi.
"Kenyataannya memang seperti itu. Bahkan ada yang-"
"Terserah!" umpat Maxim yang langsung pergi meninggalkan Anna dengan penampilannya yang berantakan.
Sedangkan Anna hanya bisa terdiam melihat reaksi Maxim yang seperti itu. Sedangkan dia sendiri juga tau bahwa laki-laki itu sedang menahan hasratnya. Apalagi Anna juga sudah merasakan jika senjata pernah milik Maxim sudah berdiri dengan tegak.
Jadi tidak heran jika dia marah dan mengumpat seperti itu.
Karena kesal dengan Anna, Maxim memilih pergi dari sana. Akhirnya dia memilih untuk pergi berburu karena itu lebih baik menampilkan amarahnya saat ini daripada harus terus-terusan berada di villa dan melihat Anna, itu bisa membuatnya semakin gila nantinya.
Sedangkan Anna juga merasa khawatir, setelah mengetahui bahwa laki-laki itu belum juga kembali. Padahal hari sudah malam tapi dia belum juga kembali. Entah kemana perginya Maxim dan itu membuat Anna begitu mengkhawatirkan keadaannya.
"Astaga, ke mana dia? kenapa jam segini belum juga pulang?" tanya Anna.
Dia memilih keluar dari villa, dan melihat ternyata di sana ada para penjaga yang menjaga tempat tinggal mereka saat ini.
"Permisi, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Anna kepada para penjaga di sana.
Dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan Maxim. Takut jika terjadi sesuatu nantinya. Sungguh, Dia sangat berharap bahwa akan mendapatkan informasi dari anak buah Maxim di sini.
"Ya, nona?" jawab mereka jarak dari Anna saat ini.
Mereka semua harus mematuhi perintah Maxim yang mengatakan bahwa tidak boleh dekat-dekat dengan Anna. Mereka tidak dibenarkan untuk berdekatan dengan wanita itu dan jarak mereka harus 2 meter.
Anna sendiri merasa heran, kenapa mereka berjauhan seperti ini. Terlihat seperti takut pada dirinya dan menjaga jarak darinya saat ini.
"Kenapa jauh sekali? aku ingin bicara," ucap Anna yang berusaha mendekat ke arah mereka tapi lagi Dan lagi mereka malah memundurkan langkahnya.
"Tidak nona, anda di sana saja dan kami di sini. Jarak di Antara Kita harus wajib dua mater. Itu yang diperintahkan tuan Maxim!" jawab salah satu anak buahnya karena memang itu kenyataannya. Mereka tidak boleh dekat-dekat dengan Anna. Apa pun ceritanya, mereka harus tetap menjaga jarak.
"Kenapa seperti itu?" tanya Anna yang tidak mengerti sebenarnya apa yang diinginkan oleh laki-laki itu.
Kenapa dia selalu mengatur hidupnya tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Banyak hal yang tidak boleh dilakukan di sini. Terlebih lagi dengan anak buahnya yang laki-laki.
"Kami tidak tahu alasannya, nona. Yang jelas kami harus tetap menjaga jarak dari anda!" Anna hanya bisa mendesah pasrah untuk semua ini.
Laki-laki itu sudah memberikan perintah dan artinya mereka tidak boleh melanggar perintah itu bukan. Saat ini dia hanya ingin mengetahui keberadaan Maxim saja. Jadi dia berusaha mengabaikan semua itu.
Tapi, di saat dia ingin bicara dengan mereka tiba-tiba saja seorang laki-laki datang dengan penampilan yang berantakan.
"Astaga, kenapa seperti ini?" tanya Anna ketika melihat penampilan Maxim yang berantakan seperti itu.
Pakaiannya kotor dan semuanya berlumpur. Dia seperti baru saja keluar dari kubangan lumpur.
"Apa yang kau lakukan disini?" bukannya menjawab pertanyaan Anna, Maxim malah balik bertanya pada wanita itu apa yang sedang dia lakukan di luar.
Apalagi melihat Anna yang keluar dengan piyama tidurnya. Itu benar-benar membuat Maxim kesal melihatnya.
"Aku-"
"Masuk! siapkan air mandi ku. Aku sudah gerah seharian berada di luar!" titahnya pada Anna karena dia memang merasa lelah seharian berburu di hutan.
"Baiklah," jawab Anna.
Bersambung...