NovelToon NovelToon
Buku Harian Seorang Pembunuh

Buku Harian Seorang Pembunuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Horor / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Dendam Kesumat
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: Adzalziaah

[Update tiap hari, jangan lupa subscribe ya~]

[Author sangat menerima kritik dan saran dari pembaca]

Sepasang saudara kembar, Zeeya dan Reega. Mereka berdua memiliki kehidupan layaknya anak SMA biasanya. Zeeya memenangkan kompetisi matematika tingkat asia di Jepang. Dia menerima hadiah dari papanya berupa sebuah buku harian. Dia menuliskan kisah hidupnya di buku harian itu.

Suatu hari, Zeeya mengalami patah hati sebab pacarnya menghilang entah kemana. Zeeya berusaha mencari semampu dirinya, tapi ditengah hatinya yang terpuruk, dia malah dituduh sebagai seorang pembunuh.

Zeeya menyelidiki tentang masa lalunya. Benarkah dia merupakan seorang pembunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzalziaah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 | Kilas Balik Reega (1)

Enam tahun yang lalu

“Ayo cepat, Ree! Kalau pulang terlambat, kita bisa dimarahi mama.” Zeeya berlari disusul Reega di belakangnya.

Kedua anak kembar yang masih duduk di bangku kelas tiga SD itu baru saja pulang dari bermain. Langkah mereka terhenti di depan pagar rumah ketika mendapati banyak orang yang berdatangan ke rumah mereka. Merasa janggal, kenapa mendadak rumah ramai begini?

“Ree, kok banyak orang datang ke rumah kita?”

“Hah ... nggak tahu!” Reega mengatur napasnya sehabis berlari.

“Masuk aja, yuk!” Zeeya dan Reega yang masih keheranan memberanikan diri untuk masuk.

Seisi rumah dipenuhi orang-orang tampak familier, beberapa dari mereka merupakan tetangga sekitar. Terlihat perempuan paruh baya yang duduk menangis sambil ditenangkan oleh perempuan lainnya. Zeeya dan Reega masih belum mengerti situasi di rumah mereka.

“Anak-anak, kalian yang sabar, ya ...” seseorang memeluk erat Si Kembar dengan raut wajah sedih dan mata yang berkaca-kaca kemudian dia melepaskan pelukannya, menghampiri perempuan paruh baya itu, “... Nek, saya pamit ya. Kalau ada apa-apa hubungi saya saja.”

Perempuan paruh baya itu mengangguk sambil mengusap air matanya yang berjatuhan.

Reega mengamati setiap sudut rumah.

“Nek, ada apa ini? Kok rumah jadi ramai begini. Banyak orang yang menangis pula.” Dia bertanya dengan polosnya pada perempuan paruh baya itu yang tak lain adalah nenek Si Kembar.

Nenek tak kuasa menatap kedua cucu kembarnya itu. Air matanya semakin deras. Dia menatap lama mata cucu kesayangannya.

“Itu ... mama Zeeya dan Reega ... meninggal dunia ...” ucap nenek sesenggukan.

“Sudah, Nek yang sabar, Ya ...” perempuan di sebelah nenek mengusap lembut lengan nenek, berusaha menenangkannya.

“Mama?!” Reega berteriak membuat pandangan semua orang tertuju padanya, “mama kenapa?!”

Anak yang duduk di bangku kelas tiga SD itu menjerit tak henti. Menangis sambil memukuli lantai rumah yang tak bersalah. Sementara Zeeya, dia hanya diam membeku, tak sadar air matanya ikut jatuh menatap saudara kembarnya yang meraung-raung mencari mama mereka. Reega berusaha ditenangkan oleh banyak orang.

.........

“Ree, apa benar mama sudah tidak ada?” tanya Zeeya, dia berbaring di atas kasur.

Malam harinya mereka tidur di kamar berdua. Suasana rumah masih ramai, tapi tak seramai tadi siang. Masih terdengar beberapa orang bercakap-cakap di luar kamar mereka.

“Ree, kamu sudah tidur?” Zeeya melihat anak laki-laki yang tidur telentang itu, matanya masih belum tertutup.

Zeeya membalikkan tubuhnya memunggungi Reega. Susah sekali bagi mereka berdua untuk tidur malam ini. Ditambah suasana di luar kamar mereka masih ramai.

“Kasihan sekali, anak-anaknya masih kecil.” Terdengar seseorang berbicara dari luar kamar.

“Iya, nasib memang tidak ada yang tahu.” Ucap seseorang lainnya.

“Kira-kira meninggalnya kenapa, ya? Perasaan beberapa hari yang lalu masih sehat-sehat saja.”

“Dari yang aku dengar, Bu Malikha sempat menghilang selama sehari. Pak Rizal sempat lapor polisi.”

“Terus, ketemunya bagaimana?”

“Karena belum dua hari menghilang, polisi belum bisa mencari. Eh, pagi tadi warga geger. Ada yang menemukan plastik hitam besar. Ternyata isinya mayat. Itu Bu Malikha.”

“Itu beneran Bu Malikha?”

“Iya. Sudah ceritanya, kita bantu-bantu di dapur saja.”

“Siapa orang yang tega berbuat jahat seperti itu. Aku jadi merinding ..."

Terdengar langkah kaki menjauhi pintu kamar. Zeeya yang tak sengaja mendengarkan percakapan para tetangga tadi, berpikir untuk tidak memercayainya. Matanya yang memerah karena lama menangis, kini mengeluarkan air mata lagi. Sambil meneteskan air mata, Zeeya menutup rapat mulutnya agar tidak ada yang mendengarnya menangis.

.........

Beberapa hari kemudian setelah kejadian yang membuat kedua hati si kembar hancur, mereka berdua harus tetap melanjutkan aktivitasnya meski belum sepenuhnya membaik. Mereka berdua selalu bermain sepulang sekolah di panti asuhan tempat tinggal sahabat mereka, Kairo.

“Ree, jangan main sendiri. Ayo main bareng kita!” Zeeya meneriaki Reega.

Zeeya asyik bermain lego di teras panti asuhan. Sementara saudara kembar Zeeya itu duduk berjongkok di halaman, menatap tanah yang sedang dia mainkan. Reega mengeruk-keruk tanah di hadapannya, membentuknya menjadi gunungan tanah.

“iya, Ree. Ayo main bareng. Aku punya mobil-mobilan baru, loh.” Kairo memamerkan mainan mobilnya yang baru saja dibelikan Bu Asti.

Reega tetap tidak bergeming. Setelah ditinggalkan oleh mamanya. Dia merasa hampa. Reega memang lebih dekat dengan mamanya, kalau Zeeya lebih dekat dengan papanya.

“Zeeya, Reega, ayo pulang!” teriak seseorang, pengasuh baru Si Kembar dari luar pagar panti asuhan.

Zeeya menatap langit, dilihatnya langit senja sudah muncul. “Iya, sebentar. Aku pamit ya, Kai. Makasih sudah pinjami aku mainan lego. Dadah!”

Zeeya berlari menghampiri pengasuhnya itu, begitu pun dengan Reega yang tak ketinggalan. Mereka pulang ke rumah.

“Setelah makan malam, langsung tidur, ya ...” kata pengasuh saat menghidangkan makan malam pada Si Kembar.

Zeeya bertanya, “anu kak, kapan papa pulang? papa sudah lama di luar negeri.”

“Em ... mungkin beberapa hari lagi.”

“Apa aku boleh pinjam HP kakak buat telepon papa?”

“Besok saja, ya. HP kakak baterainya sudah habis tadi,” kata Kak Bila, pengasuh Si Kembar sambil menyuapi Reega yang enggan untuk makan.

Zeeya mengangguk kemudian segera menghabiskan makanannya sampai habis tak bersisa. Sedangkan saudara kembarnya hanya diam saja.

Selesai makan, si kembar berjalan menuju kamar masing-masing. Kini mereka tidur sendiri-sendiri. Zeeya naik ke kasur, menyandarkan kepalanya ke atas bantal, menyelimuti dirinya dengan selimut. Kemudian bermimpi indah.

Tengah malam, Zeeya bangun terbatuk batuk. Pandangannya menghitam. Dia bangkit dari kasurnya dan menyadari kalau rumahnya sudah dipenuhi asap tebal.

Zeeya segera berlari keluar kamar dan berteriak, “Reega! Kak Bila!”

Dia memanggil nama Reega dan pengasuhnya sambil masih terbatuk-batuk. Zeeya terus berlari menuju pintu depan. Dia meraih pintu dan membukanya, terkunci. Zeeya terdiam dan berusaha menenangkan dirinya sendiri yang menangis, lalu berpikir sejenak. dengan sigap membuka jendela dan keluar lewat situ. Zeeya akhirnya selamat.

“Reega! Kak Bila!” Zeeya berteriak kencang memanggil kedua orang itu.

“Zeeya!!!” ada yang memeluk tubuhnya dari belakang.

“Reega?!” Zeeya terkejut, “di mana Kak Bila?”

“Kak Bila, tadi dia berlari ke dalam mencarimu,” ucap Reega.

Kemudian datanglah orang yang tiba-tiba menggendong mereka, menjauhkannya dari rumah yang sedang dilahap api.

“Ada yang selamat dari dalam, Pak!” kata seseorang yang mengamankan mereka berdua.

“Pak, sudah telepon pemadam kebakaran?” tanya orang lainnya dengan panik.

“Ini! Saya sedang meneleponnya.” Orang itu menggendong Zeeya, menjauhkannya dari kobaran api.

Banyak warga sekitar yang berdatangan membantu memadamkan api. Mereka semua bergotong royong menyiram seember demi seember air ke rumah itu. Tetapi angin pada malam itu bertiup sangat kencang membuat api tersebar begitu cepat.

Tak lama terdengarlah suara mobil dengan sirene. Berbondong-bondong orang keluar mobil. Polisi dan pemadam kebakaran, mereka segera mengambil alih situasi kebakaran tersebut dengan cekatan. Beberapa orang lainnya masuk ke dalam rumah dengan pakaian keamanan lengkap untuk mencari pengasuh Si Kembar yang masih berada di dalam.

Zeeya dan Reega, anak kecil itu hanya bisa terdiam menyaksikan rumah mereka hangus oleh api. Mereka tidak ingat kejadian selanjutnya dan apa yang terjadi pada pengasuh mereka. Ketika bangun, mereka sudah berada di rumah sakit dengan papa mereka yang cemas.

...... ...

1
putri cobain 347
aku ngga akan ulangi lagi
putri cobain 347
maaf kak
putri cobain 347
semangat kak,up terus
Rihall Pen
Aku menangkap beberapa poin dari bab ini:
- Hansel itu cowok apa cewek sih?😁
- Perkembangan ceritanya bakal rumit saat Zee satu tim dengan cowok idaman Nisa
- Tuduhan macam apa yang ada disurat itu?
- kenapa Ree dan Zee tidak pulang bersama?
ADZAL ZIAH: Hai kak, makasih udah baca ❤
Hansel itu cowok ya kak
Untuk perkembangan cerita dan lain-lain memang aku buat agak lambat soalnya Zeeya anak yang polos, tiba2 dituduh ngebunuh orang. Siapa yang gak kaget coba?
total 1 replies
Emi Lia Wulandari
hai kak, ceritanya bagus
ADZAL ZIAH: makasih kak ❤
total 1 replies
diann
akhirnya bisa gercep baca
Anonymous: Kai meninggal?? terus yg di ep 1 nembak zeeya tu siapa?
total 1 replies
putri cobain 347
jadikan aku yang pertama
putri cobain 347: like juga
ADZAL ZIAH: like ❤
total 2 replies
Xearineee
Hi, kak aku udah mampir ya.
Ceritanya bagus suka❤
ADZAL ZIAH: makasih udah mampir kak ❤
total 1 replies
Suci Nurhanifah
menarik sekali , semangat autour up nya ♥️♥️♥️
ADZAL ZIAH: makasih ❤
total 1 replies
Rihall Pen
zee mulai berani bolos sekolah demi mencari kairo🧐
ADZAL ZIAH: emang badung anak itu wkwkwk
total 1 replies
miss kuppy
kaaa..baguss bangeeettttt...semangat terus kaaaa...makasi juga ya uda baca punya aku...kaka juga semangat berkaryanya...୧⍤⃝💐
ADZAL ZIAH: makasih ❤
total 1 replies
Anonymous
kenapa papa zeeya udah tau semua?
ADZAL ZIAH: baca terus ya ❤
total 1 replies
Akak Lung
aku mampir, ceritanya bagus
ADZAL ZIAH: makasih ❤
total 1 replies
Binay Aja
Hay kak , aku udah mampir' ya. keren banget ceritanya semangat
ADZAL ZIAH: makasih ❤
total 1 replies
putri cobain 347
absen kk
schonbear
keren sekali ceritanya🤩
Ni Ar
aku mampir ya kak. Dilihat dari judulnya ngeri eh. Tapi penasaran isi ceritanya. Semangat ya kak 💪
diann
lanjut terus thor
ADZAL ZIAH: baca terus ya ❤
total 1 replies
diann
maap thor baru baca ceritanya makin seru thor
ADZAL ZIAH: hehe makasih ❤
total 1 replies
Anonymous
Lanjut terus thor,, novel ini yg paling aku tunggu 😍
ADZAL ZIAH: makasih udah baca ❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!