Mendadak Dinikahi Mafia

Mendadak Dinikahi Mafia

Malam penuh gairah

“Lapor, Tuan. Kami menemukannya!”

“Posisi?”

“Klub Diamond.”

”Seret wanita itu ke Grand Hotel.”

Begitu panggilan berakhir, Daren membuang napas kasar, akhirnya pencarian selama kurang lebih dua bulan berakhir juga. Pria itu bergegas kembali menemui kliennya dan mengakhiri sesi temu.

Kurang lebih satu jam menunggu, yang nantikan akhirnya tiba. Lima orangnya membawa seorang wanita dan Daren langsung menyeretnya masuk meski wanita itu berontak.

“Siapa kau?” Pertanyaan yang lolos dari bibir wanita itu membuat Daren menyeringai.

“Drama apalagi yang ingin kau lakukan, Della? Berhenti bermain-main denganku!”

“Sejak tadi semua orang memanggilku Della. Kalian salah orang, Tuan. Namaku Daisy, bukan Della.”

“Ini bukan saatnya kau memainkan sandiwara.”

Daren menghela napas kaku, kakinya mendekat ke arah wanita itu. Begitu berhadapan dia mencengkeram rahangnya dengan keras sambil mendesis, “Berhenti berpura-pura, kau tidak sedang dalam posisi bisa bernegosiasi lagi. Cukup bermain-main di luar sana, aku muak dengan segala hal yang kau lakukan!”

Wajahnya menunjukkan keberanian, tetapi berbeda dengan respons tubuhnya yang bergetar. Wanita itu mundur dan berlari ke arah pintu, membukanya sambil berteriak untuk dilepaskan.

Daren tak mengatakan apa pun, pria itu memilih duduk di sofa sambil menuangkan wine ke dalam gelas. Menyesapnya pelan sambil matanya terus mengamati wanita yang saat ini masih terus berteriak kesetanan.

Cukup lama menunggu nyatanya wanita itu tak menyerah. Daren yang mulai hilang kesabaran kembali mendekatinya dan mengangkat wanita itu kemudian melemparnya ke atas ranjang hingga suara pekikan terdengar jelas.

“Diam dan tidurlah.”

“Siapa sebenarnya dirimu, Tuan? Kau menculikku dan menyebut namaku Della, aku bukan dia. Tolong lepaskan aku.” Wanita itu menatap dengan penuh permohonan, tetapi Daren mengabaikannya dan memilih merebahkan tubuh di sofa.

Cukup lama Daren memejamkan mata, suara hantaman keras membuatnya tersentak bangun. Matanya melirik ke arah ranjang dan tak menemukan wanita itu.

“Apa yang kau lakukan? Mencoba kabur rupanya.” Suara Daren yang dingin menyentak wanita itu, membuat tubuhnya menegang karena terkejut. Langkah Daren semakin mantap, sementara wanita itu semakin mundur hingga tubuhnya menubruk dinding.

“Jangan mendekat!” teriaknya yang justru dibalas seringai kejam oleh pria bermanik hitam tersebut.

Daren menghimpit tubuh wanita yang terus berontak dan memukul dadanya mundur. Bahkan ketika tangannya mengungkung wanita itu, tanpa diduga lengannya digigit begitu keras hingga pria maskulin itu memekik terkejut.

“Brengsek! Sepertinya kau memang tidak bisa diperlakukan dengan baik, Della. Kau mungkin lebih suka dengan kekerasan,” umpat Daren, dalam sekali tarikan tubuh wanita itu sudah dalam gendongan.

Daren membawa Daisy kembali ke kamar dan melemparnya ke atas ranjang. Kemudian ikut naik dan berbisik lirih, “Kau tidak akan bisa lari lagi Della.”

“Sudah kukatakan, aku Daisy, bukan Della!” teriaknya dengan wajah ketakutan.

Daren mendekat pada wanita yang berniat kabur, pria itu menarik kaki Daisy hingga dia jatuh terlentang.

Tak membiarkan wanita di bawahnya kembali mengeluarkan suara, Daren langsung membungkam bibir wanita itu dengan sebuah ciuman. Ciumannya kasar dan penuh kemarahan.

“Ahh! Shhh!” desahnya.

Daren berhasil melucuti seluruh pakaian mereka hingga polos. Semakin menambah kegilaan untuk segera menyentuh dan memasukinya. Tangannya menjamah bagian-bagian tubuh yang menonjol, semakin membangkitkan hasrat yang lama terpendam.

*

Daisy terbangun dengan tubuh yang remuk redam akibat pergumalan panasnya semalam. Wanita itu mendesah pelan ketika kakinya melangkah turun menyentuh dingin lantai.

Di bawah guyuran air, lelehan bening ikut tumpah karena nasib buruk yang lagi menghampiri. Diusir dari rumah, ditinggal selingkuh kekasih dan kini dia harus kehilangan kesucian.

Andai saja tidak datang ke kelab malam, mungkin kejadiannya tak akan seperti ini. Seharunya dia memilih tetap tinggal di penginapan saja. Seharusnya ....

Suara ketukan keras di pintu menyadarkan Daisy dari lamunan. Dia mematikan air dan keluar setelah memakai kimono.

Di depan pintu seorang pria berdiri sambil menatapnya tajam. “Kau mau bunuh diri?”

“Tidak, mati belum ada dalam pikiranku,” jawab Daisy bergetar. Meski hidup tak seindah bayangan, tetapi mati belum menjadi keinginan.

“Tunggu di sini dan jangan pergi ke mana pun, Della. Aku perlu bicara setelah ini,” katanya tegas tak terbantahkan.

“Sudah kubilang aku bukan Della, Tuan. Aku Daisy.”

Tak menjawab Daren berlalu masuk ke kamar mandi. Tak sampai 30 menit dia keluar dengan balutan handuk yang hanya membungkus tubuh bagian bawah. Dada bidangnya terekspos dengan sempurna, ada banyak bekas luka cakaran memanjang di punggung.

Daisy mengalihkan pandangan. Menelan saliva kasar, pipinya terlihat merona malu. Bukannya menyingkir pria itu justru duduk di depannya.

“Della,” panggil Daren lirih membuatnya menoleh.

“Aku Daisy, bukan Della.”

“Sampai kapan kau akan membodohiku? Tidak puaskah kau bermain-main di luar sana. Cukup, Della. Pernikahan kita hanya tinggal seminggu, jangan membuat kedua keluarga kita malu.”

Daisy menjadi bingung sendiri. Sejak semalam pria itu selalu menyebutnya Della, dia saja tak mengenal siapa wanita itu.

“Aku bukan Della, Tuan. Aku Daisy. Apakah Della calon istrimu? Sungguh, aku saja tak mengenal kalian. Kalau tidak percaya kau bisa melihat tanda pengenalku, di sana tertulis jelas jika namaku Daisy Moreland.”

Daisy bangkit dan mencari-cari tas yang semalam dipakai. “Mana tasku? Semua data-dataku ada di sana termasuk kartu bank, jangan sampai aku kehilangan atau aku benar-benar akan jadi gembel,” batinnya.

“Aktingmu sangat buruk Della. Cukup! Jangan bersandiwara lagi, kita tetap akan menikah. Waktumu sudah habis!” tegas Daren.

Pikir Daisy, mungkin pria di depannya adalah pria frustrasi karena ditinggal calon istrinya. Namun, kenapa dia sangat yakin jika dia adalah orang yang dicari.

“Anda tidak bisa memaksaku, Tuan. Ini hidupku dan aku punya hak untuk menentukan. Lihat wajahku baik-baik. Mana mungkin wanita buruk rupa ini menjadi calon istri Anda.” Daisy kesal bukan main. Dia mencari pakaiannya dan berniat pergi dari sana. Namun, sial ternyata pakaiannya sudah terkoyak dan sudah tak berbentuk lagi.

“Kau melakukan semuanya dengan benar untuk lolos dari pencarian. Tapi sepintar apa pun kau bersembunyi, bahkan ke lubang semut pun aku akan selalu bisa menemukanmu, Della.”

“Manusia macam apa kau ini. Bebal sekali,” gerutunya jengkel.

Setelah memakai pakaian Daren mendekati Daisy dan mencium bibirnya. “Aku pergi. Jangan coba-coba lari atau aku akan mematahkan kakimu. Sebentar lagi Raina akan datang membawa pakaian dan membawamu pulang. Jika kau berniat bersembunyi lagi, aku akan mengurung sampai kau tidak akan bisa merasakan udara bebas.”

To Be Continue ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!