Kerajaan Danemor menjadi sebuah kerajaan yang kuat setelah Raja Adolf I telah naik takhta menggantikan raja sebelumnya, namun dibalik kuatnya kerajaan itu, menyimpan sisi kelam yang sangat mengerikan, Raja yang sangat keji terhadap musuh dan rakyatnya sendiri, pertumpahan darah sangat lumrah terjadi di kerajaan Danemor.
Kelahiran seorang anak laki laki menjadi harapan untuk semua orang untuk menggulingkan takhta Raja Adolf I, mampukah anak harapan itu mampu melakukannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sergey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Bubuk hitam
Kereta kuda gerobak telah mengangkut korban yang terluka, kini Adolf duduk termenung sambil melihat sisa sisa ledakan, tanah sekitar menjadi hitam, pohon yang terbakar menjadi hangus, Pan menemui Adolf untuk menanyakan langkah selanjutnya.
"tuan, semua telah dibersihkan, kini apa langkah kita selanjutnya."
"Pan, aku pikir kita bisa menunda masalah bubuk hitam, dan biarkan pihak ahli memberitahu sendiri ke diriku, tapi aku tidak menyangka efek bubuk hitam itu benar benar mengerikan, lihatlah sekitar, padahal hanya satu tong bubuk hitam, tapi mampu merubah seluruh area ini menjadi hangus, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, Pan menurutmu apa aku harus membongkar identitas ku dan menemui bangsawan yang telah menyembunyikan hal penting ini atau kembali ke istana?."
"pendapat saya, sebaiknya anda kembali ke istana kerajaan terlebih dahulu tuan, agar anda tenang terlebih dahulu, saya pun pertama kali nya melihat tragedi yang paling mengerikan sepanjang hidup saya, bahkan medan peperangan sekalipun tidak ada bandingan nya dengan ledakan ini."
"baiklah, kita akan kembali ke istana."
setelah peristiwa itu Adolf dan pengawalnya pergi meninggalkan tempat kejadian, dan bergegas meninggalkan kota Sula, sepanjang perjalanan Adolf gemetar tak karuan, dia masih mengingat potongan d*ging dan org*n manusia berceceran, dan korban yang selamat tak utuh sempurna lagi organ tubuhnya, ia pun bergidik ngeri dengan efek luka bakar yang hebat yang dialami oleh korban.
Hingga tiba di pedesaan Yats, Adolf ingin sekedar mampir dan melihat Eva, dia melihat Eva tampak baik baik saja, segera ia menemukan prajurit khusus yang melindungi Eva dari kejauhan, Adolf pun memberikan pesan kepada prajurit khusus itu supaya betul betul menjaga Eva, setelah itu Adolf melanjutkan perjalanan lagi ke ibukota.
Seharian telah Adolf lalui hingga akhirnya dia tiba di istana, Jhon yang melihat Adolf telah kembali langsung menyambutnya.
"selamat datang kembali tuan, bagaimana perjalananan anda kali ini?."
"sungguh buruk untuk diceritakan, tetapi kabar baiknya aku akan melamar seorang wanita untuk menjadi ratu ku."
"apa? Anda akan melamar wanita? Wanita bangsawan mana yang telah mengikat hati anda tuan?."
"pelan kan suaramu, dia bukanlah wanita bangsawan, dia hanya berasal dari rakyat biasa."
"apa wanita biasa? Tuan apa anda yakin, ini akan menimbulkan ketidaksenangan para bangsawan."
"apa peduli ku?, yang cinta aku yang ngatur ngatur mereka, lagian siapa raja nya disini, mereka atau aku." jawab Adolf dengan ekspresi ketus
"baiklah Tuan jika itu kemauan anda."
"Jhon, kirimkan surat resmi kepada bangsawan Sula untuk datang ke istana, termasuk ahli pandai besi, dan ahli lainnya."
"baik tuan."
Surat kerajaan resmi telah dibuat dan akan diantarkan ke kota Sula, perlu waktu 3 hari surat sampai ke tangan bangsawan Sula, namun Adolf tidak bersantai begitu saja, sampai di ruang kerja raja, ia melihat banyak sekali tumpukan kertas berisi dokumen dokumen administrasi, keluhan rakyat dan proposal yang harus disetujui raja, Adolf pun menyelesaikan dokumen itu hingga larut malam, selesai menyelesaikan tugas itu dia berjalan menuju taman istana, dia menikmati pemandangan langit cerah penuh bintang dan bulan memancarkan cahaya nya yang sangat indah, tentu Adolf sangat merindukan Eva, wanita dengan kecantikan alami itu, ia teringat dirinya menggenggam tangan Eva hanya karena dia tak ingin Eva pergi, halusnya tangan Eva membuat dirinya senyum sendiri, Arthanas yang kebetulan jalan jalan di taman dan melihat Adolf senyum sendiri pun bertanya.
"anakku Adolf, kenapa kamu senyum sendiri seperti itu, dirimu seperti menemukan mawar yang cantik, bisakah kamu cerita Adolf?."
"ayah memang benar jika aku menemukan mawar yang sangat cantik, mawar yang membuatku jatuh hati yang mendalam."
"siapakah mawar itu yang membuat kamu jatuh hati anakku?."
"dia adalah Eva, seorang wanita tangguh pemilik penginapan dan hidup di desa Yats, dia mengurus penginapan itu sendirian, orang tua nya telah berpulang ke sisi Tuhan, ayah, kami bertemu dan kemudian berkenalan, bercanda ria, hingga kami benar benar jatuh hati."
"nak ayah dan ibumu dahulu juga begitu, aku bertemu ibumu ketika ayah berpetualang, sama sama wanita desa, ibumu membantuku ketika aku terluka karena serangan musuh, beruntung ibumu menyembunyikan ku dari kejaran musuh, aku bersyukur bertemu ibumu Adolf, kini aku sangat merindukannya, dia pergi setelah melahirkan kamu dan Herman, kini Herman juga pergi menyusul ibumu dan tinggal aku dan kamu saja di dunia ini."
"ayah aku sangat menyayangkan yang terjadi dengan Herman, aku berpikir Herman pasti mampu melakukan tugas itu, namun sungguh naas jika dirinya bernasib sial dan dibunuh warga keji disana, tenang saja ayah jangan merasa bersalah atas meninggalnya Herman, hiduplah dengan tenang dan damai."
"nak aku harap kamu segera menikah agar aku bisa menggendong cucuku kelak, aku benar benar bisa meninggal dengan tenang setelah melihat kamu bersanding dengan wanita mu."
"aku yakin, ayah pasti akan berumur panjang sampai cucumu ini berkembang dan tumbuh dewasa."
"aku berharap demikian."
5 hari kemudian
"Yang mulia raja, apa yang membuat anda meminta kami untuk menghadiri aula istana ini?."
"aku mendengar bahwa kota Sula telah menemukan bubuk hitam misterius yang akan meledak jika terkena api, bisakah kamu menjelaskannya?."
Adolf ingin menguji bangsawan ini jujur atau tidak, atau bahkan menutup nutupi tentang bubuk hitam misterius.
"yang mulia raja, mengenai keberadaan bubuk hitam itu memang benar adanya, namun kami memilih untuk tidak memberi tahu raja terlebih dahulu, karena alasan bubuk ini sangat berbahaya, maka kami mengadakan penelitian lebih lanjut untuk bubuk ini, kami awalnya akan memberi tahu anda jika bubuk ini memiliki manfaat lain, namun ternyata anda sudah mengetahui informasi bubuk hitam."
"baiklah aku percaya dengan perkataanmu, tadi katamu bubuk itu memiliki manfaat, bisa kau jelaskan detailnya?."
"yang mulia, tentu sifat bubuk mesiu yang mudah terbakar, bisa dijadikan senjata, ini akan meningkat peluang kemenangan di medan tempur, dengan cara memasukan bubuk kedalam tong, tentu setelah api dinyalakan akan menghasilkan ledakan luar biasa."
"aku setuju jika bubuk itu bisa dijadikan senjata, tapi saya berpikir jika itu tidak efisien, perlu bubuk hitam dengan jumlah banyak agar menghasilkan 1 tong, dan itu sangat boros untuk digunakan senjata."
"lalu bagaimana dengan saran anda yang mulia, tentu jika bahan berlebih tapi tidak menghasilkan inovasi hanyalah bahan tidak berguna."
"untuk itulah aku memanggil pandai besi agar bisa berdiskusi tentang senjata itu."
"hamba disini yang mulia, saya Darin pandai besi dari Sula menghadap anda."
"untuk yang lainnya selain para ahli dan staff nya boleh untuk meninggalkan aula istana."
Setelah semua bubar kecuali Adolf dan para ahli yang masih di aula istana, Adolf diam sejenak lalu ia melihat tongkat kayu panjang, ia pun memiliki ide membuat senjata dari kayu dan besi.
"Darin, aku berpikir jika membuat senjata dari kayu panjang akan menghasilkan senjata kuat, ditambah bubuk hitam itu yang menjadi daya dorong besi bundar kecil melesat seperti anak panah dan melukai musuh, saya berimajinasi demikian untuk inovasi senjata."
"sebentar yang mulia, saya sedang mencerna dengan baik perkataan anda."
Hingga beberapa saat Darin berteriak keras di aula istana, dia memikirkan imajinasi yang sama dengan Adolf.
"yang mulia saya mengerti, sungguh imajinasi anda luar biasa, anda telah mengatasi rasa gusar saya untuk menggunakan bubuk hitam ini, baiklah saya akan kembali ke Sula untuk mewujudkan senjata ini."
"baiklah Darin, saya akan berinvestasi dengan penelitian mu untuk pengembangan lebih lanjut tentang teknologi masa depan ini."
"terimakasih yang mulia, saya akan gunakan dana anda dengan sebaik baik mungkin, saya izin pamit kembali ke Sula."
Darin pergi dengan sangat bersemangat, dia berhasil menemukan inovasi dengan raja, kini masalah yang menghambat dirinya telah teratasi.
Setelah rapat selesai, Adolf bersantai sejenak, para bangsawan Sula itu pulang bersama Darin dan dia pun tertidur di singgasana nya....