Adeline adalah putri dari kerajaan kecil yang diabaikan, setelah di jodohkan ia malah melarikan diri dari pernikahan dengan Grand Duke Kaivan Bahdrika yang terkenal dingin setelah bercerai dari istri pertamanya.
"Aku tidak akan menikah dengan siapa pun sampai kapan pun, jika aku mengenalnya maka akan ku bantu pelarian wanita itu. Tapi karena aku tidak mengenalnya maka wanita itu harus lari dengan benar, pantau terus kabar tentangnya dan jika ada kabar dia tertangkap maka bunuh saja dia." Kaivan tidak memiliki belas kasih, sejak awal dia berniat membuat Adeline menderita setelah menikah jadi sama saja dengan membunuhnya.
Siapa sangka setelah semua itu ia malah terlibat dengan putra grand duke, menjadi pengasuh duke muda dan tinggal di dalam Kediaman Bahdrika.
Akankah identitas Adeline terbongkar suatu saat nanti?
Nantikan kisah selengkapnya pada bab-bab yang akan datang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lasri Anariya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Kabar baik untuk Cedric.
Bab 31
Cedric marah besar pada Callix akan sikap egoisnya yang mencelakai Sheila, karena itu dia di minta kembali ke menara sihir lebih awal. Sheila menyeringai merasa telah menang untuk saat ini, ketenangan pun kembali ke Harem serta istana.
“Akhirnya keributan itu berakhir juga, aku kesal sekali kaisar selalu pergi ke Harem dan membawa Sheila ke istana ini,” batin Rifanna.
“Saya bawakan anda minuman herbal selir.” Pelayan pribadi Rifanna yakni Ruika datang membawa cangkir berisi obat.
Rifanna menghela nafas karena harus meminum ramuan herbal setiap hari, akhir-akhir ini ia sering mual dan pusing dugaannya pasti karena masalah lambung lagi.
Beberapa saat kemudian Rifanna semakin merasa tidak nyaman, Ruika takut Rifanna kenapa-kenapa akhirnya ia pergi melapor pada Cedric. Cedric datang dengan tergesa-gesa, ia meminta pelayan untuk memanggil dokter mungkin saja penyakit Rifanna malah bertambah parah.
“Selamat selir agung, Baginda. Selir sekarang hamil sudah 2 pekan,” ucap dokter membuat Rifanna menangis bahagia, ia spontan memeluk Cedric. Cedric memberikan beberapa hadiah untuk dokter tersebut menyambut kabar baik ini.
“Aku akan meminta ibu mu datang merawat mu, apa kau senang?” Tanya Cedric, Rifanna ragu jika sang ibu mau datang mengingat bagaimana dia memperlakukan Rifanna dengan dingin sebelumnya.
“Kenapa kau sedih? Kau tidak senang jika ibu mu datang? Apa kau ingin menjalani kehamilan mu di Ashraf?” Tanya Cedric lagi.
Rifanna menggeleng dengan cepat sebagai jawaban, “Apa yang akan terjadi pada anda jika saya jauh, saya khawatir apalagi anda selalu melewatkan jam makan. Saya hanya sedikit sedih, ibu sangat mencintai ayah dia mungkin sedikit berat meninggalkan Ashraf demi saya.”
“Kau ini bicara apa? Tenang saja ibu mu pasti senang setidaknya kita kirimkan surat dulu, ya?” Pinta Cedric, Rifanna mengangguk pelan.
Kabar kehamilan Rifanna sudah menyebar ke seluruh istana sampai ke dalam Harem, para selir merasa tidak senang dengan itu.
“Bagaimana ini kakak permaisuri? Baginda pasti akan datang mendesak Anda lagi,” ucap Selena.
“Benar, jika tidak mengakui dia takutnya anak itu menjadi anak haram di mata masyarakat,” tambah Cheryl.
“Dia tidak akan menjadi anak haram.” Liana angkat bicara.
“Kenapa begitu? Baginda sudah tidak adil pada kita, lalu anda akan mengakui dia tanpa masuk ke dalam Harem, ini tidak benar kakak,” lanjut Keina.
Brak!
Devana memukul keras meja, “Kalian sadarlah, Atas hak apa kalian menentang kakak mengakui selir agung. Jangan lupa semua selir di sini selain aku, kalian semua pernah melawan kakak permaisuri waktu pertama kali menjadi selir dan tinggal di sisi kaisar, pada akhirnya kalian datang memohon untuk tinggal dalam Harem.”
“Adik keempat tolong jangan membuka luka kami,” kesal Louisa tidak mau mengingat hari itu lagi.
Liana menengahi perdebatan mereka agar suasana kembali tenang, “Dia bersalah. Tapi anak itu tidak, aku tidak mau menjadi egois dan membenci anak yang bahkan belum lahir hanya karena Baginda atau pun selir agung.”
“Saya tidak senang.” Kristina tertunduk sedih. Ini pertama kalinya dia mengatakan sesuatu sebagai yang termuda dia selalu berperan pemberi dukungan, “Selir agung yang terakhir masuk harem melangkahi pangkat saya dan sekarang dia memiliki anak lebih dulu dari saya. Saya ini selain gelar, apa yang bisa saya pertahankan dalam Harem? Saya mau bercerai saja.”
“Adik ke 7 kau ini bicara apa, janda kaisar siapa yang berani menikahinya? Jangan berpikir demikian,” tutur Keina.
“Kakak memangnya tahu apa?” Balas Kristina, “Kaisar jarang menemui ku bahkan beliau selalu lupa jadwal berkunjung. Dari pada menanti saya ingin melepaskan diri.”
“Kalian kembali dulu dan pikirkan segalanya baik-baik lalu temui aku nanti,” pungkas Liana mengakhiri pembicaraan yang mulai tidak menentu arahnya, “Salam sejahtera untuk kalian adik adik sekalian.”
Para selir berdiri kemudian menundukan kepala seraya mengucapkan salam, mereka mengangkat kepala beberapa saat setelah Liana benar-benar menjauh.
*****
“Bagaimana keadaan kakak?” Tanya Emerland pada Sheila yang masih terlihat tidak bertenaga.
“Berkat ramuan dari ayah mana ku hampir kembali sepenuhnya, mungkin sebulan lagi. Aku harus menyusahkan adik-adik datang minum teh bersama karena ini,” jawab Sheila merasa bersalah karena mereka selalu datang menemuinya agar ia tidak bosan sendirian.
“Kakak ini bicara apa, hari itu kami merasa tidak enak karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk kakak. Emerlinda mengalami rasa takut sampai tidak mau keluar kamar, setelah Kak Isadora meninggalkan istana barulah dia mau keluar kamar. Sebagai saudari kembarnya aku harus menemani dia,” balas Emerland.
“Aku ketakutan sekali karena teh panas itu melayang tempat didepan ku, aku tidak tahu bagaimana tiba-tiba Kak Sheila dan adik sudah berteriak histeris. Aku hanya bisa memeluk Adik Kesha tanpa melakukan banyak hal,” keluhnya.
“Bagaimana kabar Kesha? Diana?” Tanya Sheila mengalihkan pada kabar dua saudarinya.
Emerland dan Emerlinda tanpa sedih lalu mereka ke jawab serempak, “Tidak tahu.”
“Kenapa begitu? Bukankah kalian sudah menjenguknya beberapa hari lalu?” Sheila keheranan.
“Karena pengasuh mengatakan Kesha tidak mau menemui siapa pun, wajah pengasuh itu sangat tidak enak di pandang. Di istana bunga* ini hanya Kak Sheila yang dia hormati, menyebalkan sekali dia menganggap kami pengacau,” kesal Emerlad jika mengingat hari kunjungn itu.
“Lalu untuk Diana pergi ke rumah kakek dan neneknya,” lanjut Emerlinda.
*Istana para putri.
“Aku dengar kabar katanya Kesha sudah di bawah ke paviliun angsa emas* pasti mereka berdua sangat ketakutan,” timpal Emerlinda, jika soal informasi mereka mengetahui lebih cepat dari pelayan penggosip.
*Tempat tinggal Selir Keina.
“Kalau aku sudah sembuh mari kita berkunjung membawa buah kesukaan mereka,” ucap Sheila di setujui oleh keduanya.
*****
Damian bersenandung bahagia karena sekarang kursi tunangannya kosong dan gelarnya aman, banyak bangsawan yang mengundang Damian untuk menghadiri pesta di kediaman mereka sebagai dalih untuk mengenalkan putrinya. Namun sayang sekali perjuangan mereka tidak akan ada balasannya, Damian sudah lama ingin tempat itu menjadi milik Olive. Akan tetapi dia tetap tidak senang karena sekarang Olive ada di Selatan, tidak mudah baginya pergi ke sana menjemput Olive.
Damian masih ingat betul bagaimana orang-orang di kediaman Bahdrika memperlakukan dirinya sebagai orang asing, Damian akui kekuatan Bahdrika melebihi keluarga kaisar dan mereka selalu bersikap netral. Tatapan kebencian bercampur rasa jijik saat ia pergi untuk menjemput Olive pasca bercerai dari Kaivan masih segar dalam ingatannya, Kaivan juga menetap kepergian Olive seolah tidak memiliki perasaan sama sekali. Damian selalu berpikir entah bagaimana Olive dapat bertahan akan sikap orang-orang Selatan.
Saat ini di ibu kota ada mantan Grand Duke Bahdrika ia tinggal sebagai seorang Viscount bersama putrinya, kedua kadang terlihat diperkumpulan sosial. Banyak yang berkata keduanya sibuk berbisnis dan jarang ada di kediaman. Jika Viscount pergi maka putri Bahdrika selalu ikut, dia juga satu-satunya penyihir yang lahir setelah berabad-abad dalam keluarga kesatria itu.
Bersambung ….
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti 😘
Adeline adalah karakter yang kuat dan kompleks, mewakili banyak wanita yang berjuang melawan batasan sosial. Dalam perjuangannya, dia harus menghadapi berbagai tantangan dan mempertanyakan identitasnya sendiri. Hubungan yang dia jalin dengan tokoh lain menambah kedalaman cerita, menciptakan ketegangan yang menarik.
Gaya Penulisan:
Gaya penulisan Lasri Anariya sangat engaging, dengan narasi yang mengalir dan dialog yang natural. Pembaca akan mudah terhubung dengan emosi dan perjalanan karakter, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam.
Kesimpulan:
"Mirage of Love" adalah novel yang menarik dan relevan, memberikan pandangan mendalam tentang cinta, kebebasan, dan identitas. Dengan alur yang menegangkan dan karakter yang kuat, novel ini akan membuat pembaca terbawa dalam kisah perjalanan Adeline.
Rekomendasi:
Bagi penggemar cerita romantis dengan elemen drama dan konflik emosional, "Mirage of Love" adalah pilihan yang tepat. Ini adalah bacaan yang akan membuat pembaca merenungkan pilihan hidup dan arti sebenarnya dari cinta.
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/