Rumah Kos Terkutuk & Pendakian Terakhir

"HAAAHHH !!!!!!"

Teriak Tono dengan mata melotot di barengi dengan keberhasilan nya. Dia mengangkat badan nya dari cengkraman sepasang tangan hantu yang membekap kuat mulut nya dari arah belakang.

Tangan misterius itu yang muncul di balik kasur hilang seketika, begitu juga dengan kepala hantu yang ada di depan matanya. Sekarang posisi dia duduk di bibir ranjang dan tangan kiri kanan nya mencengkram kuat sisi pinggir kasur

Dengan nafas saling berburu tak beraturan, ia perlahan mencoba menenangkan diri. Sorot kedua matanya masih tegang ketakutan, lambat laun ia sudah bisa mengatur ritme nafas nya dengan badan setengah membungkuk.

Dia duduk mematung sejenak, ia mengalami hyperhidrosis, peluh keringat pun mengucur deras hingga kain baju punggung nya basah (kondisi ketika produksi keringat berlebihan).

"Ternyata hanya mimpi" gumam nya, dengan nafas sedikit tersengal-sengal.

Tapi mimpi itu benar-benar seperti sangat nyata sekali, hingga ia merasakan hampir mati oleh mimpi buruk nya itu. Dia belum menyadari juga bahwa kejadian seram yang baru di alami nya adalah kejadian nyata. Karena dasar nya ia belum pernah mengalami hal-hal mistis, jadi fikiran dia selalu beranggapan yang realistis.

Ia masih duduk mematung di bibir ranjang dengan kepala setengah menunduk, menatap ke arah lantai berusaha menenangkan jiwanya sesaat. Sekarang kondisi dia lebih baik dari sebelum nya, ritme nafas nya sudah mulai beraturan.

Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang tadi memegang erat pergelangan kedua kakinya, yang di anggap nya itu adalah mimpi saja. Tapi di lubuk hatinya masih bergejolak, dia ingin memastikan sekali lagi bahwa kejadian barusan tidak nyata.

Kemudian ia perlahan beranjak dari tempat duduk nya dan langsung menurunkan badan nya secara hati-hati penuh waspada. Sekarang posisi nya jongkok dengan kedua lutut nya bertumpu pada lantai tegel warna kuning, sedangkan kedua leg*nya lurus sejajar(*bagian lutut hingga pergelangan kaki).

Perlahan ia membungkukkan badan nya, kedua matanya masih tetap fokus menatap kain sprai yang menjadi tirai kolong tempat tidur nya. Dia ingin memastikan bahwa tidak ada siapa-siapa di bawah kolong tempat tidur nya.

Dia mematung sejenak dengan posisi setengah sujud, sedangkan tangan kirinya masih tetap berpegangan di tepi kasur dan tangan kanan nya siap siaga untuk membuka kain sprai yang menutup kolong tempat tidur nya.

Sreettt!

Dengan cekatan tangan kanannya menyikap kain sprai itu,

"Syukurlah tak ada apa-apa" gumam nya.

Dengan perasaan lega, setelah kedua matanya menyaksikan sendiri di bawah kolong nya tidak ada seseorang pun. Tapi sebenarnya, di bawah kolong tempat tidur nya ada mayat korban pembunuhan yang terkubur secara rapi, hingga ia pun tak curiga bahwa di bawah lantai tegel itu terkubur mayat korban pembunuhan.

Sekarang ia terduduk di depan kolong tempat tidur, dengan kepala nya bersandar pada sisi tepi ranjang besi itu dengan posisi setengah mendongak ke atas, dan kedua kakinya lurus sejajar ke depan.

"Ternyata benar itu semua cuma mimpi" gumam nya lagi sambil bernafas lega.

Perlahan keringat nya mulai mengering, tatapan matanya pun sudah mulai tenang.

"Kenapa juga hari ini tiap terasa kantuk dan tertidur sesaat, langsung di hampiri mimpi buruk?" Lirihnya, sambil kedua matanya menatap lelah sudut antara tembok dan plafon yang ada di depan nya.