Terjerat Cinta CEO Kejam

Pov author

Pagi hari di luar negri di eropa damian keluar dari hotel dengan perasaan yang sulit di mengerti bahkan rio tak ingin menyapa nya sama sekali tapi itu juga tak mungkin.

"Pagi tuan," sapa rio pada akhirnya saat di depan lift tapi hanya lirikan mata yang tajam yang di terima rio, damian bahkan mengeluarkan aura yang cukup mencekam untuk rio, dan membuat rio akhirnya tak berani berkata lagi.

Lift pun terbuka beruntungnya ada orang lain disana dengan begitu suasana tak akan tegang seperti tadi.

Lift akhirnya sampai di lobby dengan cepatnya damian melangkah keluar menuju mobil yang sudah di siapakan tadi,

"Damian" panggil seseorang disana

belum damian mengucapkan kata orang itu langsung memeluk damian

"damian maafkan aku, aku minta maaf akan kejadian 8 tahun yang lalu" ujar seorang wanita, damian membeku kesekian detik tapi dengan cepat damian menarik wanita itu agar melepaskan pelukannya tanpa menjawab damian langung pergi meninggalkan nya.

"damian tunggu" ucap perempuan itu mengejar tapi dengan cepat rio menahannya,

"maap nona, tuan damian tak mengenal anda, lebih baik anda pergi" ujar rio

"ta tapi, aku ingin bicara sebentar "

"maap nona"

"RIO" panggil damian dari arah mobil, rio yang tau suasana hati damian yang sedang tak baik memilih pergi dari hadapan wanita itu dan masuk mobil, mobil pun langsung berjalan meninggalkan wanita itu sendiri.

Bukannya sedih tapi wanita itu malah menunjukan senyum liciknya

"wah tampan juga dia" ujar seorang yang datang pada wanita itu

"lo dapat fotonya?" tanya wanita tadi

"tentu"

"kita pergi dari sini" ujar wanita itu.

Mereka berdua akhinya pergi meninggalkan hotel itu.

Di mobil

"Rio ingat baik baik wajah wanita tadi, dan jangan sampai aku melihat nya dimana pun aku nanti" perintah damian

"baik tuan" jawab rio meskipun ia penasaran siapa wanita tadi, tapi rio memilih tak bertanya ia takut tuan nya akan marah padanya .

"Rio apa chika bekerja sekarang?" tanya damian

"maap tuan saya tidak tau, saya akan tanyakan pada orang kantor"

"tanyakan, dan bilang pada wanita itu untuk.menjawab telpon ku, aku membelikan dia ponsel bukan untuk pajangan" ujar damian kesal

"baik tuan" ujar rio, rio hanya bisa menelan silvanya tanda tak tai harus apa, ia sekarang mengerti kenapa damian bersikap seperti ini, ternyat alasannya adalah nona chika yang tak bisa di hubungi.

Rio pun mencoba menghubungi chika ke nomer ponsel lamanya, dan langsung di jawab damian yang tau itu hanya memperhatikan

{halo}

{Halo nona chika apa anda bekerja hari ini}

{Yah pak rio saya sedang bekerja }

{kenapa nona tak menjawab telpon dari tuan damian }

{Ya ampun maap pak rio aku lupa membawa ponsel dari tuan damian, semalam aku takut tidur sendiri di aparteman jadi aku memilih pulang dan lupa membawa ponsel tersebut}

Belum rio menjawab ponselnya di rebut oleh damian

{Siapa yang mengijin kan kamu kembali ke kontrakan, kamu bahkan tak menghubungiku lebih dulu}

{tu tuan damian, maap kan aku aku lupa}

{Alasan, aku menyuruhmu membuang ponsel jelek itu tapi ternyata kamu masih menyimpannya, aku tak mau tau sebelum aku pulang ponsel itu harus segera kamu buang.}

Ucap damian kesal.

{ba baik tuan, maap kan aku, aku benar benar melupakannya }

{aku tak mau tau malam ini kamu harus kembali ke apartemen}

{baik tuan}

{ Tut }

telpon pun mati sepihak dari damian. Chika sekarang benar benar lupa tentang ponsel itu, dan sekarang damian marah padanya.

"Rio usahkan urusanku di negara ini selesai hari ini, dan nanti malam kita kembali ke tanah air"

" tapi tuan"

"usahkan rio, aku sudah tak berminat di negara ini"

"ba baik tuan" ucap rio

Rio tak bisa membantah lagi apa yang damian inginkan, ia benar benar harus memutar otaknya kali ini karena yang seharusnya 5 hari di negara ini harus di rangkum dalam satu hari ini.

Pov selesai

'aduh sialan kenapa gua bisa lupa lagi sama tuh ponsel mahal, tuan damian marah besar tadi, ah sial banget hari ini' batinku

jam istirahat pun usai. Aku bahkan hanya makan sedikit tadi karena sudah tak ada selera saat tuan damian memarahiku tadi.

"minggir" ucap seorang wanita yang berpakaian modis tapi memakai masker padaku saat aku tengah menunggu lift terbuka , karena sadar akan penampilan ku aku memilih untuk mundur,

saat lift terbuka wanita itu pun masuk, begitu dengan ku dan beberapa karyawan lain. Wanita itu langsung menekan tombol lantai 30 karena tombol sudah di tekan aku pun tak menekan nya kembali.

Satu persatu orang di lift keluar saat lift sampai di lantai masing - masing meninggalkan aku dan wanita yang berpakaian modis tapi bermasker tersebut .

Saat lift sampai di lantai 30 aku keluar lebih dulu tapi wanita langsung menyenggol ku dan berkata

"awas minggir" ujar wanita itu, aku pun menyingkir dan mengukuti wanita itu dari belakang

"dimana damian" tanya wanita itu pada kedua sekretaris tuan damian

"maap nona keren, tuan damian sedang ke luar negri karena ada urusan pekerjaan disana"

"sampai kapan?"

"sampai minggu depan noan keren" ujar sang sekretaris

"sialan, baiklah aku pergi kalau damian kembali bilang padanya kalau aku mencarinya dan hubungi aku secepatnya" perintah wanita itu pada

"baik nona"

Wanita itu pun pergi dari sana aku hanya memperhatikannya dari jauh. Setelah wanita itu jauh, aku sedikit kepo dan bertanya pada seketaris tuan damian mbak anisa dan mbak fina

"dia siapa mba?" tanya ku kepo, karena aku sudah mulai dekat dengan kedua sekretaris tuan damian mereka berdua sangat baik tak salah bertanya sedikit

"dia kekasihnya tuan damian model cantik bernama keren " jawab mbak fina

"oh,"

'jadi dia wanita yang disebutkan oleh pak rio' batin ku berkata

"tapi kayaknya mereka lagi ada masalah deh" ujar mbak anisa

"lo benar, bukannya minggu minggu kemarin nona keren lagi pemotretan di singapura yah" ujar mbak fina

" ia bahkan minggu kemarin tuan damian sempet ijin buat ketemu"

"ia juga yah"

"tapi dia cantik yah mbak" ujarku

"cantik si tapi kelakuannya gak bagus, dia itu sok berkuasa, nyuruh ini itu kalau ke sini, gua malah berdoa biar mereka tun cepet putus tau"

"gak boleh gitu mbak gak baik" ujarku

"kamu si belum pernah di perintah sama dia, dia emang jarang ke sini tapi sekalinya ke sini bikin kesel" protes mbak fina

"kamu masih dendam aja fin" ucap mbak anisa

"tentu mbak, gak bakalan aku lupain moment itu" ujar mbak fina

Kami pun malah bergosip tentang mbak keren kedua sekertaris tak canggung bercerita padaku bagaimana sikap kekasih dari tuan damian tesebut.

Bersambung. . .

Terima kasih yang sudah baca cerita ku

Tolong like, komen, dan vote yah biar semangat lagi bikin ceritanya