NovelToon NovelToon
Janda Perawan

Janda Perawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: reindranovita Ristiana

Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Penyesalan Renita

Renita menatap putranya yang sedang terlelap dalam pangkuannya tersebut dengan lekat .

Memindai wajah mungil tersebut dengan jemarinya ,dengan mulut kecil yang sesekali bergerak gerak seolah sedang menghisap sesuatu .

Menghela nafas pelan ,Renita kemudian meletakkan bayi Raffa ke dalam box bayi di samping tempat tidurnya .

Setelahnya fikiran Renita pun kembali melayang pada percakapannya dengan Rudy seminggu sebelum dia melahirkan .

Flash Back satu minggu sebelumnya .

Renita yang sedang hamil besar pun mengunjungi Rudy yang sedang sibuk di pabrik .

Di ketuknya pintu ruang kerja Rudy ,begitu ia sampai di tempat yang ia tuju .

"Masuk !"terdengar sahutan dari dalam ketika ia kembali mengetuk pintu .

Pintu pun terbuka menampilkan sosok Renita yang sedang hamil besar berdiri di ambang pintu .

"Boleh aku masuk ?"tanya Renita menatap kearah Rudy .

Rudy yang sedang berkonsentrasi dengan berkas berkas di meja kerja nya pun sejenak mengalihkan perhatiannya .

"Masuklah !"sahut Rudy dingin dan datar ,kemudian perhatiannya pun kembali tercurah pada lembaran kertas yang ada di hadapannya .

"Sudah makan ?"tanya Rudy setelah beberapa detik lamanya keduanya hanya terdiam sibuk dengan pikiran dan kegiatan masing masing dalam ruang kerja yang cukup besar tersebut .

Sunyi

Renita hanya menggelengkan kepala atas pertanyaan Rudy barusan .

"Mas "panggil Renita setelah jeda hening sejenak .

"Aku ingin bicara "ujarnya sesaat kemudian mengumpulkan keberanian .

Rudy meletakkan pulpen di tangannya diatas meja .

Menatap dengan intens kearah Renita .

"Kamu ingin bicara apa ?".

"Apa kamu perlu uang untuk membeli sesuatu ?"ujar tanya Rudy .

Renita menghela nafas sejenak ,memang secara financial Rudy memenuhi semua kebutuhan dan keperluannya tanpa banyak tanya .

Membelikan semua barang mewah untuk Renita tanpa banyak protes .

Tapi sikapnya terhadap Renita tak ubahnya pria asing yang dingin yang tak saling mengenal dengan Renita.

"Kurang dari satu minggu lagi anak ini lahir mas ?".

"Apakah aku boleh meminta sesuatu ?".

"Apakah selama ini ,aku kurang memenuhi semua kebutuhanmu?"ucap Rudy bertanya balik .

"Katakan !"ujar Rudy kemudian .

"Tolong ,setelah anak ini lahir bisakah kau menceraikanku ?".

"Maaf tapi ,aku tidak mau menjadi penghalang untukmu mengejar kembali Melati ".

"Aku sadar tidak seharusnya aku hadir diantara cinta kalian ".cicit Renita dengan kedua tangan saling bertaut .

Rasa gugup menderanya ketika dia berbicara .

"Apa dulu waktu kamu tiba tiba datang di saat pesta pernikahanku dengan Melati ,sambil membawa kabar buruk yang mengganggu pernikahan kami itu ,kamu sadar dengan semua apa yang kamu lakukan bahwa itu bisa merusak pernikahan ku dengan Melati "ucap Rudy menatap tajam pada Renita .

"Maaf "cicit perempuan itu lirih .

"Saat itu aku hanya takut karena mendapati diriku hamil sedang aku belum menikah ,aku takut orang orang mencemoohku dan menghinaku ".sahut Renita membayangkan reaksi seperti apa keluarganya waktu mendapati dirinya hamil d luar nikah ,dan Renita takut akan hal itu ,dan itulah kenapa dia nekad mendatangi Rudy yang saat itu sedang melangsungkan pernikahan dengan Melati .

"Sudahlah ,semuanya pun sudah terjadi ".

"Aku pun juga turut andil atas hancurnya pernikahanku dengan Melati ,andai saja waktu itu aku bisa lebih bisa menahan diri ,mungkin semua ini tidak akan terjadi ".ucap Rudy menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi .

Pikirannya melayang pada sosok Melati .

"Itulah makanya aku datang kesini ,meminta mu untuk mengabulkan permintaanku ".

"Setelah anak ini lahir ,kamu bisa menceraikanku dan kembali bersama dengan Melati ".

"Aku ikhlas karena aku sadar di sinilah aku yang salah "ucap Renita .

"Sudahlah untuk hal itu kita bahas lain kali lagi ,sekarang aku masih banyak pekerjaan,jika kamu tidak keberatan kamu bisa tinggalin aku seorang diri "ucap Rudy kembali fokus pada berkas berkas di meja kerja nya .

Renita pun beranjak dari duduknya ,kemudian melangkah keluar dari ruang kerja Rudy .

"Kamu tadi di antar sopir kan ?"tanya Rudy sebelum Renita mencapai pintu .

"Euhm ,mang Engkus yang mengantarku tadi ".sahut Renita .

"Hmmm ,baguslah kamu sedang hamil besar jangan sering sering keluar rumah dan juga tak baik kalau kamu keluar rumah sendirian ".

"Iya ".

Flash back Off .

.

.

.

.

.

.

Renita menatap bayi mungil Raffa ,senyumnya terkembang saat memandangi wajah mungil Raffa yang sedang nyenyak dalam tidurnya .

"Mama siap jika harus berpisah dengan papa kamu sayang ,".

"Karena mama tau di hati papa kamu tidak ada nama mama di sana ".

"Kamu siapkan kan sayang ,jika kelak kita harus hidup terpisah dari papamu ".

"Seperti selama ini"bisiknya pada Raffa ,putranya .

Bayi mungil itupun menggeliat sesaat seolah menanggapi ucapan mamanya ,sebelum kemudian kembali terlelap dalam tidur nyenyaknya .

.

.

.

.

.

Melati dan Galuh sedang menikmati suasana sore di taman kota tak jauh dari kompleks perumahan mereka .

Sambil mengawasi Adelia dan Gibran bermain bersama ,sementara Gendhis ,duduk anteng stoller nya dengan ke rincing an di tangan .

"Sayang ,main nya jangan jauh jauh "pesan Melati pada Adel sebelum ia kembali melanjutkan obrolan dengan Galuh .

"Jadi Adel itu anaknya Mawar dengan Asoka ?"tanya Galuh ketika selesai mendengar cerita lengkap tentang masa lalu Mawar sebelum kecelakaan .

"Iya mbak Galuh ,Adelia lah satu satunya peninggalan kak Mawar yang akan selalu menjadi pengingat tentang mereka .

Allahu rabbi

"Kasihan sekali kamu nak ,"bisik Galuh dengan suara tercekat menatap kearah Adelia .

"Pasti berat banget ,harus menerima cobaan beruntun seperti itu Mel ".

"Pernikahan yang gagal ,kematian mendadak orang orang tercinta ,".

"Ya ALLAH ,membayangkannya saja rasanya aku tidak sanggup Mel ,bagaimana dengan kamu yang mengalami semua itu ".ucap Galuh menatap sendu kearah Melati .

"Rasanya benar benar terpuruk dan terguncang mbak ,tapi jika tidak mengingat tentang ibu dan Adelia ,rasa rasanya ingin ku susulkan diri ini mengikuti kemana Bapak dan kak Mawar pergi ".

Galuh pun segera memeluk Melati dengan erat ,menyalurkan energi postif dan dukungan bagi adik sahabatnya itu .

"Yang sabar ya ,insha ALLAH ,ALLAH akan mengganti dengan kebahagian yang berlipat lipat ".ucapnya sambil memeluk Melati .

"Amiin ,insha ALLAH ,Mel akan selalu sabar mbak ,terimakasih atas supportnya ".

"Hmm,sepertinya hari sudah mulai senja ,mbak harus pulang ,sebentar lagi mas Galih akan kembali dari kantor "ucap Galuh membetulkan letak duduk Gendis dan memanggil putra sulungnya Gibran .

"Abang ,yok main nya udahan dulu ,kita pulang ya ,bentar lagi papa pulang kantor loh "ucap Galuh dengan nada lembut pada Gibran yang masih bermain bersama Adelia .

"Pamit dulu sama tante Mel ,sayang "ucap Galuh pada Gibran yang sudah berdiri di sampingnya .

"Pamit dulu ate "ucap Gibran dengan suara khas bocahnya dan mencium punggung tangan kanan Melati .

"Anak baik ,nanti kapan kapan main lagi sama dedek Lily ya ,"sambut Melati ,mencium dengan gemas pipi gembul Gibran .

Gibran kecil hanya menganggukkan kepala dengan riang .

"Mel ,kita pamit dulu ya ,makasih loh udah ngajakin anak anak main "ucap Galuh bercipika cipiki sebentar dengan Melati .

"Aku juga makasih mbak ,udah mau denger cerita aku "sahut Melati menanggapi ucapan Galuh .

Mereka pun kemudian berpisah di persimpangan jalan .

Melati mengambil arah jalan ke kiri .

Sedang Galuh lurus terus belok kanan .

.

.

.

.

.

Galuh baru saja selesai memandikan Gendhis dan menggantikan bajunya dengan baju rumahan yang lebih adem .

Galih suaminya sudah pulang sejak lima belas menit yang lalu .

"Pa ,"sapa Galuh meletakkan secangkir kopi di hadapan suaminya .

Galih yang sedang memeriksa email masuk di laptopnya pun mengalihkan pandangan pada istrinya .

"Tadi anak anak ,aku ajak jalan ke taman ".

"Ketemu dengan Melati dan Adelia ".beritahu Galuh setelah mendudukkan diri di samping suaminya .

"Maksud mama ,Melati adik nya teman mama dulu di kampung ?"tanya Galih mengambil cangkir kopinya dan meminumnya perlahan .

Galuh mengangguk .

"Iya pa ,dan dari Melati mama tau bahwa Mawar sudah meninggal dunia "ucap Galuh dengan suara tercekat ,air matanya pun menetes .

"Innalillahi wainnaillaihi rojiun "gumam Galih menyampaikan bela sungkawa .

Galuh kembali menyeka air matanya yang menetes ,ingatannya pun terlempar pada masa putih abu abu ,masa dia bersama dengan Mawar Jingga Lestari .

Flash Back On ...

Dering suara lonceng tanda pelajaran ber akhir pun terdengar nyaring .

Anak anak segera berhamburan keluar dari kelas tak terkecuali Kelas X2 Ipa .

Kelas ,Mawar ,Galuh dan juga Galih .

Galih sang ketua kelas pun menertibkan teman teman sekelas nya yang riuh dan saling berebut keluar kelas .

"War ,habis ini ikut gue yuk ?"ajak Galuh sambil memasukkan buku buku nya ke dalam tas .

"Ke ...?"tanya Mawar ,menarik resleting tas punggunggnya setelah memastikan buku dan alat tulis serta barang barang miliknya tidak ada yang tertinggal di laci meja .

"Nonton Bioskop "sahut Galuh menaik turun kan kedua alisnya .

"Tadi Galih ngajakin nonton "ucap Galuh mengulum senyum .

"Ish ,yang di ajakin kan kamu kenapa kamunya malah ngajak aku "ucap Mawar dengan nada meledek ,tawanya hampir pecah saat melihat wajah sahabatnya yang merona malu .

"Aku malu ,kalau hanya jalan berdua War ,setidaknya kalau kamu ikut kan aku jadi nggak canggung ".

"Ya ,kamu mau ikut ya ,kita pergi nonton rame rame "pinta Galuh dengan wajah memohon .

"Hmmm ,gimana ya "ucap Mawar pura pura berfikir ,

Di ketuk ketukkannya jari telunjuknya di dagu seolah sedang berfikir keras .

"Tapi entar aku bakalan jadi obat nyamuk Luh "ucap Mawar .

"Enggak kok ,tadi aku sudah bilang Galih untuk mengajak temennya ,soalnya aku juga mau ngajak sahabat aku "ucap Galuh .

"Gimana ?,kamu mau ya ,ya ?".

Mawar hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya tersebut .dia pun akhirnya menyetujui ajakan Galuh untuk pergi nonton setelah pulang dari sekolah .

.

.

.

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!