NovelToon NovelToon
Artis Cantik Vs Supir Tampan

Artis Cantik Vs Supir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: saksi pena

Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.

Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.

Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membawa pulang Azalea.

Apey terus berjalan di belakang Ririn memasuki hotel, beberapa staf hotel yang sedang bekerja menoleh ke arah Ririn dan Apey hingga belok menuju pintu lift.

"Kalau misalkan memilih, lebih baik kerja di hotel apa tetap jadi supir Randika?" tanya Ririn di dalam lift.

"Jadi supir Randika, tapi tidak ikut campur membujuk Non Azalea," jawab Apey.

"Memangnya kenapa?" tanya kembali Ririn.

"Mbak Ririn kan tahu gimana sikapnya Non Azalea," jawab Apey.

"Iya juga sih sangat batu," sambung Ririn melangkah keluar lift setelah di lantai 10.

Apey ikut keluar berjalan di samping Ririn menuju kamar Azalea, Ririn tidak mau membayangkan apa yang akan terjadi jika Azalea melihat ada Apey.

"Kamu tunggu dulu di sini ya, saya mau bicara perlahan dulu sama Azalea," titah Ririn.

"Baik!" Apey mengangguk.

Ririn dua kali mengetuk pintu memasukan kartu kunci yang otomatis pintu kamar hotel langsung terbuka, Ririn langsung msuk melihat Azalea masih terbaring di tempat tidurnya.

Ririn hanya menggelengkan kepalanya melangkah menuju tempat penyimpanan piring, setelah menuangkan bubur ayam dan mengambil air putih, langsung membawanya ke meja di samping sofa.

"Sudah mau siang Lea, ayo bangun!" titah Ririn menepuk lengan Azalea perlahan.

Azalea membuka matanya yang terasa perih karena kurang tidur, namun malah membalikan tubuhnya ke kiri membelakangi Ririn enggan bangun.

"Gue bawa bubur Lea, sayang jika tidak di makan," ucap Ririn menatap belakang Azalea.

Azalea menutup kepalanya pakai selimut enggan menanggapi Ririn sama sekali, membuat Ririn terpaksa harus langsung mengatakannya.

"Ada Apey di luar laki-laki yang ingin lo tampar itu," ucap Ririn.

Azalea mendengarnya langsung bangun duduk, melihat ke arah pintu lalu menatap Ririn.

"Kenapa? sudah tidur lagi, gue mau ngobrol sama Apey!" titah Ririn melihat reaksi Azalea yang langsung bangun.

Azalea langsung turun dari tempat tidur buru buru menuju pintu, melihat Apey sedang berdiri dengan kedua tangan kebelakang, mata Azalea langsung menatap tajam bak elang melihat mangsa di depannya.

Tidak ada angin tidak ada hujan, lagi lagi Azalea langsung menyerang Apey melayangkan tangannya hendak menampar wajah Apey, dengan cepat Apey mendongakkan kepala kebelakang mundur satu langkah tangan Azalea hanya mengenai angin.

Nafas Azalea tersengal kembali menyerang melayangkan kakinya hendak menendang pinggang kiri Apey, membuat Apey terpaksa mengangkat kakinya hingga betis Azalea membentur betis Apey, tentu membuat Azalea langsung meringis menahan sakit.

Azalea meringis mengusap betisnya yang terasa sakit namun dengan mata terus menatap tajam wajah Apey, membuat Apey langsung membuang muka pura pura tidak melihatnya.

"Sudah Lea, kamu tidak akan bisa melawan laki-laki," bujuk Ririn memegang lengan Azalea.

"Arghh! gue ingin menamparnya!" seru Azalea dengan emosi nafas tersengal.

Apey tetap diam sengaja ingin tahu apa lagi yang akan Azalea lakukan dengan perasaan emosinya, Azalea kembali berdiri tegak mencari cara agar bisa menampar Apey.

"Arrgghh!' teriak Azalea kembali menyerang melayangkan tangannya kembali ingin menampar wajah Apey.

Apey kini tidak menghindar hanya menghalangi wajahnya dengan kedua lengannya sambil memegang buku daily Randika dengan kuat, tangan Azalea kiri kanan bertubi tubi memukul lengan Apey yang menghalangi wajahnya agar tidak terkena tamparan tangan Azalea.

Azalea dengan emosinya terus bertubi tubi memukul ingin mengenai waja Apey, sampai Apey mundur kebelakang sambil terus menahan pukulan tangan Azalea dengan kedua lengannya, beberapa orang di kamar sebelah Azalea sampai melihat keluar mendengar ada suara keributan.

Azalea yang terus memukul tanpa henti hentinya hingga telapak kedua tangannya merasakan sakit, begitupun kedua lengan Apey hingga memar memerah, Azalea menghentikan pukulannya menatap tajam wajah Apey seakan kini benar benar ingin menelan Apey hidup hidup, keduanya saling tatap terdiam cukup lama, Azalea menahan nafasnya yang tersengal emosi.

"Saya perlu bicara sama Non Azalea," ucap Apey.

"Tidak mauuu!" bentak Azalea tetap berdiri menatap tajam.

"Saya di suruh sama Papa dan Mama Non Azalea," ucap Apey.

"Bodooo!" bentak kembali Azalea.

"Ada titipan dari Randika," ucap Apey melangkah mendekat langsung menyodorkan.

Azalea memukul buku daily di tangan Apey hingga jatuh, Apey buru buru mengambilnya dan mundur kembali ke belakang takut kembali di serang.

"Saya di perintah Papa dan Mama Non agar membujuk Non mau pulang kerumah, saya berharap suatu saat kita bisa bicara baik baik tidak harus seperti ini," ucap Apey menatap.

"Lo jangan mengatur hidup gueee!" bentak Azalea dengan emosi.

"Saya hanya melaksanakan perintah Papa dan Mama Non, saya akan terus meminta Non agar mau pulang kerumah," ulang Apey menatap.

"Gue tidak sudi ada si cacat di rumaaahh!" bentak kembali Azalea tersengal hingga matanya merah berkaca kaca.

"Non merasa malu karena Non merasa artis terkenal papan atas, tapi buat apa?"

"Orang tua Non sudah kaya raya, hanya tinggalkan melanjutkan bisnis dan usaha orang tua Non tanpa harus mendengar gosip sindiran dan hujatan siapapun di luar sana,"

"Randika sangat merindukan sosok Kakaknya, hampir setiap hari menulis isi hatinya di buku ini, dan hampir setiap malam di ruangan tengah menunggu sosok Kakaknya ada pulang," ucap Apey menatap.

"Gue tidak perduliiii! gue tidak sudi ada si cacat di rumaaahh!" bentak Azalea.

"Baik, tapi Non katakan di hadapan Randika agar Randika bisa mendengarnya sendiri, kalau sosok Kakaknya adalah seorang sosok yang punya hati pembenci," tantang Apey menatap.

Azalea mengusap air mata yang mengalir di pipinya, dengan terus menatap tajam wajah Apey yang jarak dua meter berdiri di depannya, Bagas dan Anton datang mendapat informasi ada keributan di depan kamar Azalea.

Bagas dan Anton merasakan kaget melihat Azalea dan Apey sedang berhadapan, melihat Azalea dengan wajah marah namun terlihat seperti menangis, Bagas langsung mendekati Apey, sementara Anton memilih diam tidak berani ikut campur.

"Ada apa Apey? kenapa sampai ribut begini?" tanya Bagas.

"Diam! diam lo jangan ikut campur!" bentak Azalea menunjuk muka Bagas.

"Non, tidak enak sama tamu hotel yang lain," bujuk Bagas.

"Diam!" bentak Azalea semakin kencang kembali menunjuk muka Bagas.

"Maaf Pak, biar ini jadi urusan saya," pinta Apey.

"Tolong Apey, jangan sampai melebar ke tamu hotel yang lain," pinta Bagas.

"Baik Pak," Apey mengangguk.

Bagas pun melangkah menjauh tidak bisa berbuat apa apa lagi, Apey menarik nafasnya dalam dalam tidak ada pilihan lain, Apey sedikit melipat lengan kemejanya, setelah melipatnya langsung menyelipkan buku daily Randika di punggungnya.

Apey perlahan melangkah mendekati Azalea namun Azalea tidak bergeming sedikitpun tetap berdiri menatap tajam, tanpa Azalea duga sama sekali, Apey langsung mengangkat tubuh Azalea di pikul di bahunya, seketika membuat yang melihatnya terbelalak mulut menganga melihat apa yang Apey lakukan.

Azalea berontak sekuat tenaga memukul punggung Apey dengan keras, mencubit dengan keras bahkan menggigit punggung Apey dengan kuat, Apey terus berjalan memikul Azalea menuju tangga sambil menahan pukulan tangan Azalea yang berontak ingin turun.

"Aarrgghhh! lepaskan gueee!" teriak Azalea sekencang kencangnya.

Namun Apey tidak menggubrisnya terus berjalan memikul Azalea menuju tangga, Ririn Bagas dan Anton saling pandang benar benar merasa tidak percaya melihat kejadian itu.

"Pak Bagas, ternyata hanya Apey yang berani melakukannya, saya belum percaya melihatnya," ucap Anton serasa tidak sadar.

Bagas sedikit memukul mukul kepalanya sekelas manager hotel ikut tidak percaya melihatnya, Ririn memegang keningnya ikut merasa tidak percaya melihat keberanian Apey membawa Azalea dengan cara di pikul di pundaknya.

Tubuh Azalea merasakan lemas di pikul dari lantai 10 melewati tangga hingga ke lantai 1, para staf di lantai satu melihat Apey membawa Azalea dengan cara di pikul, tentu seketika suasana menjadi gaduh, berikut para tamu hotel yang baru datang dan yang sedang ada di lantai 1 merasa kaget melihatnya.

Apey terus memikul Azalea di pundaknya keluar hotel menuju parkiran mobil, dengan badan dan keningnya yang sudah berlumur berkeringat, dan beberapa luka di punggungnya akibat gigitan dan cakaran kuku Azalea, setelah sampai mobil dengan susah payah Apey membuka pintu depan mobil dan menurunkan tubuh Azalea.

Dan langsung memaksa Azalea agar duduk di jok depan, Azalea sudah tidak bisa berontak lagi merasakan tubuhnya yang merasa lemas, hanya terdiam menangis duduk bersandar di jok depan, Apey mengambil buku daily Randika yang di selipkan punggungnya langsung di letakan di atas kedua paha Azalea yang bersandar merasakan lemas tubuhnya.

"Gue tidak terima perlakuan ini! gue akan balas!" ancam Azalea merasakan tubuhnya lemas.

Apey tidak menggubrisnya melajukan mobil keluar parkiran menuju pos keluar hotel, setelah sampai jalan besar langsung meluncur membawa Azalea pulang kerumahnya.

Selama di perjalanan meluncur menuju rumah keduanya saling terdiam tidak ada yang bicara satupun, Azalea sudah tidak berani macam macam lagi merasa takut dengan sikap Apey yang ternyata begitu nekat.

Sesampai depan gerbang rumah satpam langsung membukanya, Apey memberikan klakson perlahan melajukan mobil menuju depan rumah, Azalea benar benar tidak berkutik dan tidak berani lagi melawan hanya diam hingga Apey memintanya keluar dari mobil.

Azalea melempar buku daily Randika ke jok tengah dengan wajah tidak terima dan langsung keluar dari mobil, Apey mengikuti langkah Azalea sampai ke depan pintu rumah tidak memberikan kesempatan Azalea untuk berpikir apapun apa lagi untuk kabur.

Apey langsung menekan bel tamu dua kali, tidak selang lama Bi Minah membuka pintu, betapa terkejutnya Bi Minah melihat Azalea bersama Apey, melihat wajah dan rambut Azalea begitu kusutnya semerawut.

"Non Azalea pulang? alhamdulilah," ucap BI Minah yang tidak tahu dengan kejadiannya.

Azalea diam tidak bicara langsung masuk buru buru melangkah menuju tangga lantai dua, Apey buru buru mengikuti Azalea menuju tangga lantai dua membuat Bi Minah tertegun heran melihatnya.

"Lo mau ngapain ikut gue ke kamar?" bentak Azalea melotot hendak langsung menutup pintu kamarnya.

"Kunci kamar, sini cepat," pinta Apey menahan gagang pintu agar tidak di kunci dari dalam.

"Aarrgghhh! dasar gilaaa!" teriak Azalea mencabut kunci pintu langsung melemparkannya.

"Selamat datang dan selamat beristirahat kembali di rumah!" ucap Apey langsung melepaskan gagang pintu dan melangkah mengambil kunci yang Azalea lemparkan.

Azalea langsung menutup pintu dengan sangat keras, membuat Apey tersentak kaget sedang memungut kunci di lantai, Apey langsung kembali menuju pintu kamar Azalea dan langsung menguncinya dari luar.

"Aman, silahkan nangis sepuasnya di dalam kamar!" ucap Apey bicara sendiri lngsung melangkah menuju tangga.

Bi Minah menunggu di bawah tangga melihat Apey turun langsung bertanya.

"Ada apa? kok bisa bawa Non Azalea pulang?" tanya Bi Minah lalu melihat ke atas lantai dua.

"Panjang Bi ceritanya, Non Azalea saya kunci dari luar biar tidak kabur, nanti jika mau nganterin air minum atau makan, biar saya yang mengantarkannya," jawab Apey.

"Hah! bagaimana kalau tuan dan Nyonya tahu? bisa bisa marah sama kamu sudah berani mengurung Non Azalea di kamar?" tanya Bi Minah dengan setengah menegur.

"Gimana nanti saja Bi, yang penting Non Azalea ada dulu pulang kerumah," jawab Apey.

"Apa Non Azalea baik baik saja di dalam kamar?" tanya Bi Minah was was.

"Marah emosi paling juga nangis Bi, nanti kalau sudah kenyang nangis baru langsung laper, saya mau kedepan dulu ngambil buku Randika?" Apey langsung melangkah pergi.

Bi Minah berulang melihat ke atas lantai dua, perasaannya merasa was was takut terjadi apa apa terhadap Azalea di dalam kamar, Bi Minah pun langsung menaiki tangga ingin memastikan kalau Azalea baik baik saja berada di dalam kamar.

1
Heri Wibowo
awalnya figuran lama lama bisa jadi artis beneran
Heri Wibowo
lanjut Thor
Was pray
udah, tinggalin aja keluarga wiguna, pengorbanan apey di keluarga wiguna tetap tiada arti buat keluarga wiguna, karena bagaimanapun posisi azalea tetap lebih kuat dibanding apey di keluarga wiguna, berikan alasan kl azalea mau kembali je rumah asal apey keluar dari rumah pak wiguna biar pak wiguna bisa menerima pengunduran diri apey dari tanggung jawab yg diberikan oak wiguna kepadanya
Slamet Basuki
baik
Deva Silvia Putri
up banyak ,gimana mau kasih vote kalau baca aja gk puas ,dikit bner
Heri Wibowo
Kalau kamu tidak suka sama apey ya biarin aja sama Ririn
Heri Wibowo
Wah lama-lama nurut juga sama apey
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
Mungkin memang ada artis yang bersikap baik di depan kamera tetapi di kehidupan aslinya berperilaku sebaliknya
Was pray
orang yg jadi partner hidup di dunia nyata azalea harus bermental baja dan bermuka tembok, kalau tidak bisa setres dan berakhir bunuh diri
Was pray
azalea bagus actingnya dalam dunia perfilman tapi gagal memerankan sebagai anak dan seorang kakak di dunia nyata
Was pray
serba repot jadi apey, dia udah deal berjanji sama Azalia , bahwa dia mau tinggal di rumah kembali asalkan apey mau pergi dari rumah pak wiguna, dan itu lsudah jadi kesepakatan nereka berdua,j apey melanggar verarti apey gak bisa dipang omongannya, ya mending apey. cari kerjaan lain yg ditawayrkan sama ririn
Heri Wibowo
enggak tahu aja mereka kalau azalea di jadikan bahan taruhan ronal sama fauzan.
Heri Wibowo
kan pekerjaanmu pakai perjanjian kontrak mana bisa main pergi begitu saja apey.
Heri Wibowo
ternyata kepalamu lebih keras dari batu Azalea
Heri Wibowo
memang Azalea harus dikerasin sedikit biar tahu diri
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
kan lebih baik hilang 150 juta daripada kehilangan miliaran Ronald
Heri Wibowo
wajah cantik tapi hati buruk ya percuma saja
Heri Wibowo
sebenarnya kenapa ya Azalea begitu membenci adiknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!