Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 24 - Mengantarku Pergi Ke Kantor
Deg! Jantung Gloria seketika tersentak saat mendengar jawaban Aston. Bagaimana bisa tiba-tiba pria itu menyetujui ucapannya untuk memeriksa CCTV.
Tangan Gloria sampai gemetar saking takut dan gugupnya. Namun dia tidak menemukan cara untuk mundur.
Jika sampai Aston memeriksa CCTV dan tidak menemukan apapun, yang ada pria itu justru semakin mengetahui bahwa dia telah melewatkan malam dengan pria lain.
Sementara Aston tidak sempat melihat ketakutan yang ada di wajah Gloria, sebab pikirannya sendiri masih kalut.
Dia lantas coba berdiri namun ternyata kepalanya masih terasa pusing sekali. Tubuhnya sampai terhuyung dan Gloria reflek menahan dengan cepat.
"Hati-hati, As. Kondisimu belum pulih, lebih baik istirahatlah lebih dulu," ucap Gloria, mulai menemukan setitik jalan untuk keluar dari masalahnya sendiri. Menggunakan alasan tubuh Aston yang lemah agar mereka tak jadi memeriksa CCTV.
"Aku baik-baik saja, ayo kita periksa rekaman CCTV itu sekarang, Aku benar-benar ingin tahu apa yang terjadi semalam," balas Aston, suaranya terdengar begitu lemas, antara kedua matanya pun belum terbuka dengan lebar, masih nampak sayu.
"Kenapa kamu jahat sekali padaku? Seolah sungguh-sungguh tidak ingin menyentuhku padahal kita ini sudah menikah."
"Cukup Gloria, jangan membahas tentang pernikahan yang bagiku tidak ada artinya apa-apa. Jangan pernah lupa bawa pernikahan kita selain karena kesepakatan tapi juga karena kelicikanmu."
"Baiklah, aku mengaku salah, aku selalu mengaku salah. Tapi kenapa sedikitpun kamu tidak berniat untuk berusaha membangun rumah tangga yang sesungguhnya denganku."
"Karena Bukan kamu yang aku inginkan."
"Lalu siapa? Ivana?"
"Tidak usah banyak bicara, ayo kita pergi sekarang," balas Aston, dia mulai melanjutkan langkah, namun Gloria dengan cepat kembali menahan tangan pria tersebut.
"Tidak perlu memeriksa CCTV, aku tidak mau melihatnya," ucap Gloria.
"Percuma saja, karena apapun yang kita lihat nanti tak akan mengubah apapun. Kamu akan tetap menganggapku sebagai adik," timpal Gloria, dia lantas memilih untuk langsung keluar dari dalam kamar tersebut.
Kabur sebelum Aston benar-benar memeriksa CCTV kamar ini.
'Astaga,' batin Gloria, dia benar-benar merasa takut, jadi melangkah dengan kaki lebar dan cepat agar bisa segera pergi menjauh. Menutup pintu kamar ini lagi agar Aston tak mampu melihatnya.
"Aku harus segera pergi dari rumah sekarang, setidaknya hari ini aku harus menghindari Aston," gumam Gloria. Rencananya jadi berantakan, sekarang justru dia harus kabur.
Sementara Aston yang tiba-tiba ditinggalkan oleh Gloria jadi kembali menuju ranjangnya dan duduk di tepian. Menghela nafas dengan kasar.
Mengambil ponselnya yang sudah tergeletak di atas nakas, entah bagaimana benda pipih itu berpindah ke sana. Sepertinya semalam dia meletakkan benda itu di saku celananya.
Aston membuka ponsel tersebut dan melihat jam yang sudah menunjukkan angka 10 pagi. Langsung meyakini bahwa sekarang Ivana pasti sudah berada di kantor.
Tanpa pikir panjang Aston segera menghubungi wanitanya. menunggu beberapa saat sampai akhirnya Ivana menjawab.
Wanita itu mencari tempat aman lebih dulu sebelum menjawab panggilan ini.
"Halo As," jawab Ivana, seolah tidak terjadi apa-apa. Suaranya bahkan masih terdengar riang.
"Kamu sudah berada di perusahaan?"
"Iya," balas Ivana, tiap kali Aston menghubungi saat berada di kantor seperti ini Ivana selalu merasa takut ketahuan. Membuat jantungnya jadi deg-degan sendiri.
"Ada apa? kenapa menghubungi?" tanya Ivana kemudian.
"Tidak, tidak ada apa-apa. Apa ... Gio ada menghubungi kamu?" tanya Aston kemudian, ingin memastikan tentang hal ini, ingin meyakini Apakah pembicaraannya dengan Gio semalam adalah kenyataan.
"Bagaimana kamu bisa tahu? Pagi tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Gio dan dia yang mengantarku pergi ke kantor."
Deg!