Keharmonisan hubungan saudara kembar antara Cahaya dan Bulan menuai beragam masalah asrama setelah ibunya memperkenalkan mereka ke salah satu anak dari sahabatnya, Farid.
Segala upaya Ulan lakukan untuk merebut semua kebahagiaan dari kakak kembar nya.
Mulai dari merebut Lingga di zaman SMA, hingga saat Aya sudah berpacaran dengan Farid saat ini.
Ulan lakukan itu semua hanya karena ingin sang kakak keluar dari cangkang nya yang terlalu menyia-nyiakan seseorang.
Apakah Aya terus membiarkan Ulan melakukan itu? Atau akan membangkang sampai rahasia tersembunyi dari Ulan terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30.
"Ya allah malah pergi lagi tuh anak, udah tau di suruh emanya untuk cepat pulang!" Keluh ibu Venera langsung memijit kepala nya yang pening.
"Ulan gak pulang ya, Ra?" Tanya Bu Venela.
"Iya mbak El" Jawab Bu Venera.
"Terus Aya belum pulang juga dua hari ini?" Tanya Bu Venela. Venera sekilas menoleh dan hanya bisa diam.
Mengingat kelakuan dari kedua anak kembar nya terbilang subhanallah, membuat otak dari Bu Venera ingin meletus saat itu juga.
Sisi lain, Bu Venela selaku kakak kembar dari Bu Venera agak nya terkekeh sembari menyindir adik nya. "Untung anak saya lahir nya satu-satu"
"Coba deh mbak El rasain punya anak kembar seperti apa, pusing" Jawab Bu Venera.
"Sebenarnya tidak pusing tergantung gimana kamu menyikapi nya Ra" Kata Venela bangkit dari tempat duduk nya.
"Mau kemana mbak El?" Tanya Bu Venera.
"Mau nyari Aya, kalau ulan jangan di cari dia pasti balik sendiri" Jawab Bu Venela.
"Saya ikut, sebentar!" Setelah berucap, Bu Venera langsung pergi ke dalam kamar nya untuk berganti pakaian.
Berselang beberapa menit.
Bu Venera menghampiri kakak kembar nya setelah berganti kerudung dan berganti baju.
Kedua ibu-ibu saudara kembar langsung mencari saudara kembar yang menghilang dalam dua hari.
Sisi lain di tempat kos-kosan, terlihat ada Aya yang sudah rebahan santai di atas ranjang.
Farid sendiri sedang bersiap-siap sholat taraweh di masjid dekat kos-kosan.
Kedua remaja berbeda gender itu terlihat sangat santai seperti tidak ada beban pikiran sama sekali.
"Sayang, kita beli kembang api yuk" Ajak Aya.
'Buset' Farid sedikit terkejut. "Nanti, saya mau taraweh sebentar"
"Yaudah saya minjem motor sebentar, terus minta duitnya" Kata Aya seraya menadahkan telapak tangan nya.
Gadis itu ingin sekali menyalakan kembang api setelah dua hari dua malam melihat anak-anak dekat kos yang tertawa bahagia saat bermain kembang api.
"Sumpah kemarin habis banyak sama baju kamu, ini sisa uang aku tinggal 130 ribuan, nanti mau makan apa kita, jangan beli yang aneh-aneh dulu dong" Kata Farid.
"Enggak tau, tapi bukan nya kebahagiaan bisa di beli pake uang?" Kata Aya agak lain.
"Iya tau, tapi gak semuanya —"
'Bisa dibeli pakai uang'
"Au ah" Aya ngambek.
"Sayaaang" Farid langsung memberikan Aya sebuah nasehat. "Kamu tau kan kalau kondisi kita sekarang ini sedang kabur dari rumah? Kita perlu menghemat uang, cukup dua puluh ribu sehari untuk lima hari kedepan"
"Yaudah" Aya menurutinya, hingga akhirnya Farid tersenyum dan langsung pergi ke masjid untuk taraweh.
Sedangkan Aya memilih duduk di depan teras sambil menatap halaman kos-kosan yang perlahan anak-anak generasi Alpha kelahiran tahun 2010an sudah mulai berdatangan.
'Apa salahnya kan kalau gen z ikut bermain sama calon generasi penerus sekarang' Batin Aya. Merasa kesepian, Aya langsung balik ke kamar kos nya lagi.
Ia pun memilih menyalakan data seluler pada ponsel nya. Bukan semata-mata ingin mengabarkan pihak rumah, tapi ia ingin menonton drakor sekedar menghilangkan gabut.
"Hadeh, Banyak juga yang mengirim pesan ke saya" Gumam Aya.
Isinya ya apa lagi kalau bukan ajakan pulang ke rumah, nasehat serta cibiran dari haters.
'Nanti juga saya pulang kok' Gumam Aya.
Tiga puluh menit lebih, Aya sudah anteng nonton drakor di dalam kamar kos, sesekali ia menoleh ke pintu kosan setelah mendengar ada yang di ketuk.
"Siapa?" Kata Aya.
"Buka pintunya Aya! Ini tante Ela!" Jawab Bu Venela.
'WHAT!' Aya kaget serta panik 'Kenapa tante Ela tau tempat persembunyian saya?'
Aya masih belum membuka pintu kos, kali ini gedoran pintu dari emak nya yang sangat keras membuat Aya membuka pintu tersebut.
Ceklek!
Sesekali pintu dibuka.
Bu Venera dengan mata berkaca-kaca memeluk putri nya yang dua hari tidak pulang ke rumah.
Masih dalam keadaan bingung, Aya sampai sesak di peluk emaknya yang begitu sangat erat.
"Kamu ngapain di kos-kosan sama cowok yang belum muhrim? ayo cepat pulang gadis nakal!" Sewot Bu Venera. Berselang, wanita paruh baya berumur 37 tahunan itu menangis dikala sewot.
"Gak mau, Aya mau disini aja" lirih Aya.
"Aya!" Amuk Bu Venela. Kali ini beliau turun tangan melihat adik kembar nya sedang menangis karena Aya.
"Lihat mamah kamu!" Kata Bu Venela seraya mencengkram kedua pipi Aya untuk paksa menatap ibu nya.
"Mamah udah jahat tante, mau misahin Aya sama Farid!" Kata Aya.
"Sejahat apapun orang tua, kamu gak ada hak buat ngelawan! Surga kamu akan hangus nanti kalau kamu durhaka sama orang tua!" Amuk Bu Venela. Aya langsung terdiam.
"Sayang, untuk perjodohan ulan sama farid nanti mamah bisa omongin ke bu matilda, yang jelas kamu pulang ya ke rumah" Kata Bu Venera.
"Kasih waktu setengah jam, mamah sama tante masuk dulu ke kamar" Pinta Aya.
Setengah jam itu waktu yang cukup untuk Farid pulang dari sholat taraweh.
Bu Venera serta Bu Venela pun masuk ke dalam kosan. Disana, Bu Venera terus merangkul dan membelai kepala Aya tanpa henti.
Bu Venela menjelaskan bisa tau tempat persembunyian Aya karena di jalan menjelang adzan magrib gak sengaja melihat Aya di bonceng sama Farid. Beliau mengikutinya diam-diam sampai di kosan ini.
"Oh begitu" Aya pun tidak bisa berbuat apa pun lagi.
Sisi lain Suara notifikasi ponsel Bu Venera berbunyi.
"Kali ini apa lagi? Kenapa Ulan nyuruh saya ke rumah sakit?!" Gumam Bu Venera.
Aya mengerut kening. "Ulan dirumah sakit?"
"Tadi saya ketemu Ulan lagi beli es kepal milo di echo park mah, apa dia kecelakaan? Kok di rumah sakit" Kata Aya.
"Astaghfirullah, jangan doain adik kamu yang enggak-enggak, ini penting kata nya" Kata Bu Venera.
"Ra, kamu samperin aja sana di rumah sakit, disini biar Aya saya yang ngurus" Timpal Bu Venela.