Cassandra Yohana gadis berusia 17 tahun yang masih memakai seragam abu-abu. Hobinya suka bolos dan tidur ketika jam pelajaran. Tapi nilai raport nya selalu memuaskan sehingga membuat Casandra besar kepala.
"Untuk apa punya otak kalau ngak digunain, percuma kutu buku kalau otak lu aja masih lemah." Ucapan Casandra begitu pedas ketika melihat siswi kutu buku.
Hingga suatu saat kelasnya kedatangan seorang guru baru yang langsung membuat kebiasaan dan kehidupannya Casandra jungkir balik.
Arsenio Xalendra, pria matang yang memilki karisma, tapi tatapan matanya begitu tajam dan dingin membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa terintimidasi. Tapi bagi Casandra, Arsenio Xalendra adalah pria jahat dan kejam yang sudah membuat kehidupannya tidak lagi tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Layani aku
"San, gue denger si Hot dog itu duren." Greta bicara sambil menulis untuk mengisi tugas sekolahnya dari Arsen.
"Duren? buah duren?" Kata Casandra sambil ngemil kripik kentang.
Seperti kata Greta, jika malam ini dirinya akan menginap di rumah Casandra untuk mengerjakan tugas sekolah, dan saat ini keduanya sedang duduk di ruang tengah sambil menonton tv.
"Ck, pikiran lu kagak bisa berkembang kalau soal kata gaul." Ucap Greta sambil tertawa.
"doesn't matter." Casandra mengangkat kedua bahunya.
"Duren alias duda keren." Greta berbisik.
Casandra hanya menaikkan alisnya sebelah. "Ngak penting Greta." Katanya lagi mengulangi ucapanya yang tadi.
"Ngak penting buat kamu, tapi penting untuk para ciwi-ciwi." Greta tampak mengehela napas. "Udah ganteng, tubuhnya berotot, tatapannya beeuuhh bikin gue jantungan." Greta membayangkan Arsen.
"Apa bagusnya coba, yang ada bikin gue apes." Casandra ngedumel.
Pagi hari....
"Duh, kita bakalan kena hukum San." Greta tampak tidak tenang ketika mereka sudah telat untuk masuk kelas.
"Santai aja sih, udah biasa gue." Casandra tetap aman dan damai.
"Ish, aku kan pengen memandang si hot dog di kelas." Greta berjalan lebih cepat agar segera sampai di kelasnya.
Casandra hanya memutar kedua matanya malas.
Tok...tok...tok...
Greta mengetuk pintu kelasnya, karena memang didalam sudah hampir mulai pelajaran.
"Maaf pak, kami telat." Greta menampilkan wajah masam.
Arsen menatap Greta dan dibelakang Greta ada Casandra yang terlihat begitu santai dan acuh.
"Kumpulkan tugas mu dan duduk." Kata Arsen.
Greta tersenyum dan memberikan tugasnya di meja Arsen.
"Casandra Yohana!!" Arsen memanggil nama lengkap Casandra saat gadis itu ikut berlalu didepanya.
Casandra yang dipanggil, membuat murid yang lain berbisik-bisik karena Arsen bisa tahu nama lengkap Casandra.
"Why?" Cassandra menatap Arsen dengan wajah datar.
"Kerjakan soal didepan." Arsen menggerakkan dagunya agar Casandra mengerjakan soal di papan tulis.
Casandra mencebikkan bibirnya acuh, dan tanpa menunggu lama, dirinya maju kedepan untuk menyelesaikan tiga soal yang Arsen berikan.
"Uhh, Bestie gue emang the best." Greta tampak bangga dengan otak Casandra yang encer.
"Lain kali, beri soal yang lebih gampang." Cassandra berbisik dan mengembalikan alat tulis ditangan Arsen langsung.
Arsen hanya tersenyum melihat bagaimana tingkah Casandra yang begitu angkuh.
"Setelah ini, kau keruangan saya."
Huuuuuu
Arsen duduk dikursi kerjanya, pria itu sibuk dengan kegiatannya yang terasa begitu sulit.
"Ck, menyusahkan." Arsen kembali membalut luka lengan kirinya tapi begitu sulit, perban yang dia lilitkan sama sekali tidak bisa rapi.
Brak...!!!
Tanpa ba-bi-bu pintu ruangannya terbuka lebar dengan keras, dan siapa lagi pelakunya jika bukan Casandra.
Sesaat tatapan keduanya bertemu, dan Casandra membuang wajahnya ketikan, melihat Arsen bertelanjang dada.
"Tutup pintunya." Titah Arsen dengan suara dingin.
Casandra menutup pintu seperti yang Arsen katakan, dan dirinya baru tersadar ketika pintunya sudah tertutup.
"Mau kemana?" Arsen berdiri dan mendekati Casandra yang hendak keluar dari ruanganya.
"Ngak penting." ketus Casandra tanpa membalikkan tubuhnya.
Brak
Arsen mendorong pintu itu kuat sehingga tertutup kembali. Casandra memejamkan matanya saat Arsen menahan pintu.
"Kau mau kabur hm." Arsen berbisik disamping telinga Casandra, pria itu berdiri dibelakang Casandra dengan tangan kiri Arsen yang menahan daun pintu.
Casandra bisa merasakan hembusan nafas Arsen dibelakang telinganya, karena memang jarak keduanya begitu dekat.
Grep
Arsen membalikkan tubuh Casandra dengan tangannya, dan Casandra langung menatap wajah Arsen dengan tatapan tajam.
Arsen menatap wajah Casandra begitu dekat, wajah siswi yang membuat dirinya kesal karena sifat angkuhnya.
"Casandra Yohana, apa kau tidak punya etika jika masuk kedalam ruangan orang." Ucap Arsen didepan wajah Casandra. "Apa orang tuamu tidak mendidik mu dengan benar, sehingga kau menjadi gadis urakan dan angkuh."
Casandra semakin menatap Arsen tajam. "Bukan urusan lo." Casandra hendak kembali berbalik tapi Arsen menahan lengannya.
"Layani aku."
.
.
WADUH....😳😳
qp
,
,
,