NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Tangisan Pilu Lula

"Lulaa, apa yang kamu lakukan?" Bentak Lio kembali dan segera menyeret tangan gadis malang itu dengan kasar, hingga Lula pun merintih kesakitan. Sementara yang lain masih syok melihat kejadian yang tak pernah terbayangkan oleh mereka.

Jangan tanya bagaimana Lelaki tampan yang bernama Evan, di satu sisi dia sangat tidak percaya dengan apa yang pacarnya itu perbuat, tapi ini terjadi di depan matanya sendiri.

Sementara gadis licik itu berpura-pura paling tersakiti sambil terus menangis.

"Kak, Lula tidak melalukan itu kak." Ucap gadis itu lirih sambil menahan perih di pergelangan tangannya.

"Diam kamu! Kakak tidak menyangka kamu bisa berbuat sekejam itu." Ucap Adit murka karena dia sangat benci dengan kekerasan.

"Ini benaran kamu dek?" Tanya Byan memastikan, seolah dia sangat tidak percaya terhadap apa yang telah diperbuat oleh adik kesayangannya itu.

Sementara Evan langsung membantu gadis licik yang sedang terduduk dilantai itu.

"Kamu enggak Papa?" Tanya Evan lembut.

"Aku enggak Papa kok kak, mungkin Lula tidak sengaja melakukan itu.' Balas gadis itu dengan nada yang dibuat sangat menyedihkan.

"Kak, itu bohong! Aku tidak pernah melukainya." Ucap Lula yang merasa sangat sedih karena tidak ada yang mempercayainya, bahkan kakak-kakaknya  menatap jijik kepadanya, sedangkan para sahabat Evan pun masih sangat syok. Sedangkan Evan dia sibuk  mengobati luka gadis licik itu.

"Kia kamu kenapa kejam banget ngefitnah aku."

"Sudah enggak usah bohong!" Teriak Arsen.

Plakk...

Tamparan keras pun melayang ke arah wajah gadis manis itu. Sontak itu pun membuat semua orang menatap ke arah gadis itu, sementara gadis malang itu tak kuasa menahan air matanya, yap seorang Arsen sudah menampar gadis manis yang tidak bersalah itu. Lula tak kuasa melihat tatapan tajam semua orang yang baru pertama kali ditujukan kepada dirinya.

"Kak, kenapa kakak nampar Lula?"  Azka  merasa kasihan, walaupun dia juga merasa sangat kecewa dengan adiknya itu.

"Dia pantas mendapatkannya Azka. Jangan mentang-mentang kamu sudah diangkat menjadi bagian dari keluarga Alexander, kamu bisa semena-mena sama orang lain, kamu ingat? Kamu cuma gadis pengantar bunga yang mendapatkan keberuntungan menjadi bagian dari keluarga terhormat, kamu cuma anak jalanan yang hidup sebatang kara, seharusnya kami tidak mengangkat gadis yang berhati iblis sepertimu menjadi adik kami."

kata-kata yang tak sepantasnya terlontar pun, keluar dari mulut Lio entah sadar apa tidak, yang jelas kata-kata itu mampu menancapkan goresan besar dihati gadis manis itu.

"Maafin aku kak, aku bikin keributan di sini. Lula aku enggak berniat kok buat rebut kak Evan dari kamu, aku juga enggak ada niat buat rebut perhatian kakak-kakak kamu. Tapi, kenapa kamu tega mau mencelakai aku." Ucap gadis itu semakin terisak. Dia sama sekali tidak merasa kasihan dengan gadis malang yang juga sudah meneteskan air matanya itu. Jauh di hatinya dia merasa sangat bahagia karena rencananya sudah berjalan dengan sempurna.

"Ohh jadi kamu ngelakukan itu karena takut aku berpaling? Aku enggak menyangka wajah polos kaya kamu ternyata iblis. Aku menyesal sudah kenal sama kamu, aku menyesal sudah jadiin kamu pacar aku, oh apa orang tua kamu tidak pernah mengajari kamu  sopan santun?" Teriak Evan marah. Sontak perkataan Evan semakin membuat Lula sangat  terluka, gadis itu pun langsung teringat orang tuanya yang telah lama meninggal. Hingga saat ini gadis itu belum bisa membuka suaranya. Lidahnya terasa kelu dan hatinya sangat hancur mendengar semua hal menyakitkan itu.

"Kakak tidak menyangka kamu bisa berbuat hal yang menjijikkan seperti ini." Ucap Byan ketika ingin meninggalkan kamar adiknya itu. Dia ingin sekali percaya dengan gadis manis itu, tapi semuanya terjadi di depan mata kepalanya. Tapi jauh dilubuk hatinya dia sangat sedih melihat adiknya itu menangis. Tapi untuk sat ini dia butuh waktu untuk berpikir jernih.

Semua orang pun pergi meninggalkan gadis yang masih tertunduk menahan kesedihannya itu, mereka semua pergi dengan Evan yang menggendong kia, sedangkan gadis manis itu tak kuasa untuk melontarkan sepatah kata pun.

****

"Ayah, ibu. Kenapa nasib Lula seperti ini? Padahal Lula tidak melakukan apa-apa, tapi kenapa tidak ada yang percaya. Ayah sama Ibu selalu mengajarkan Lula sopan santun, maafin Lula ya, Lula sudah bikin orang lain berpikir Ayah sama Ibu tidak pernah mengajarkan Lula. Aku tidak gadis iblis kan Ayah Ibu? Aku masih punya hati." Ucap gadis itu lirih, dia menangis dalam diam, seolah perkataan yang keluar dari mulut kakak dan pacarnya lebih menyakitkan dari tamparan keras yang mendarat di wajah mulusnya itu.

****

Sementara dikamar tamu, semua orang masih terdiam dan masih merasa syok. Sedangkan gadis jahat itu tersenyum bahagia seakan dia berhasil membuat kehidupan teman barunya itu hancur berkeping-keping.

"Kak, seharusnya kakak jangan menampar Lula." Ucapnya dusta seolah dia masih membela orang yang hampir membunuhnya.

"Sudah jangan di pikirkan, dia pantas menerima tamparan itu, kamu istirahat ya!" Ucap Arsen dengan nada lembut. Seakan dia sekarang menganggap gadis inilah adiknya. Dia sama sekali tidak memikirkan bagaimana keadaan gadis malang yang telah ditamparnya dengan keras, seakan emosi menguasai dirinya.

"Iya, kamu tinggal di sini saja sampai kamu sembuh." Sambung Nata sambil tersenyum lembut.

"Iya Kia, kamu di sini saja dulu. Semoga cepat sembuh ya." Ucap Adit yang sedari tadi hanya diam, dia pun tak bisa berpikir jernih sekarang.

"Ya sudah sekarang kamu tidur ya!" Sambung Evan sambil mengusap lembut kepala gadis itu.

****

Setelah semua pria itu pergi, gadis itu pun langsung berteriak bahagia karena hidupnya juga akan berubah sebentar lagi, dia akan mendapatkan Evan sekaligus perhatian para putra Alexander itu.

"Maaf gadis polos yang bodoh." Ucapnya sambil tersenyum penuh arti. Sementara itu Evan, dan ketiga sahabatnya pun pamit pulang. Dan para anak Alexander itu pun masuk ke kamar mereka masing-masing  dengan perasaan yang bercampur aduk.

****

Keesokan paginya, ya tepat di hari minggu, kebetulan adalah hari untuk beristirahat. Semua putra  Alexander sudah berkumpul diruang makan dan juga jangan lupakan gadis yang bernama Kia itu juga sudah duduk bersama mereka.

Sementara gadis manis yang malang itu sudah melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Dia juga sudah menyandang tas ransel miliknya dulu ketika mengantarkan bunga ke mansion Alexander itu. Dia juga tidak membawa semua barang yang sudah dibelikan untuknya itu. Saat ini pun dia memakai baju yang pertama kali dia menginjak mansion Alexander itu. Sesampainya Lula di sana, semua mata pun memandang kepadanya.

"Ayok Lula duduk di dekat aku." Ucap Kia ramah. Seolah dia masih bersikap sangat baik kepada gadis yang dia tuduh telah mencelakainya itu.

"Oh ayolah Kia. Jangan menghiraukan gadis iblis itu! Biarkan saja dia!" Ucap Lio tajam dengan tatapan mata yang menusuk.

"Iya dek, makan yang banyak ya." Ucap Nata lembut tanpa menghiraukan adiknya itu. Kini posisi Lula pun sudah tergantikan dengan gadis licik itu.

"Pagi semua." Semuanya pun sontak melihat siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini.

Seorang lelaki tampan dengan pakaian santainya sedang berjalan ke arah di mana mereka berkumpul.

"Bagaimana keadaanmu Kia? Apakah sudah membaik?" Tanya Evan penuh perhatian. Dia juga tidak menghiraukan gadis malang yang masih berdiri membatu di dekat mereka.

"Sudah  kok kak." Balas Kia lembut sambil terus menatap Evan dengan memuja.

"Ohh, ada gadis polos yang berhati iblis ternyata." Sela Evan ketika pandangannya tertuju kepada gadis manis itu.

"Sudah! Adik sini duduk dekat kakak!" Ucap Azka dan Byan yang merasa tidak tega dengan adiknya itu.

"Ngapain ngajak dia sarapan bareng? Dia tidak pantas makan dengan kita! Biarkan saja gadis tak tahu diri itu." Sela Arsen tajam dan menusuk.

"Sudah sekarang saatnya kita sarapan, jangan menghiraukan dia!" Sambung Nata tanpa menatap ke arah gadis manis yang sudah meneteskan air matanya itu.

Bayangkan mereka semua tertawa bahagia tanpa memikirkan bagaimana keadaan Lula sekarang. Mereka seolah termakan api kemarahan sehingga tak mempunyai belas kasihan terhadap perkataan yang sangat kejam kepada gadis rapuh itu.

"Kasihan Lula." Batin Azka dan Byan yang sibuk melamunkan bagaimana perasaan adiknya saat ini. Perkataan kakak-kakaknya  dan juga Evan membuat mereka pun seakan ikut merasakan apa yang Lula rasakan. Tapi apa daya mereka berdua tak bisa berbuat apa-apa.

"Lula tidak kuat ya Allah, Lula mau pergi saja, Lula tahu kok kehadiran Lula sebagai parasit di rumah ini. Makasih ya kakak-kakak semua sudah kasih Lula kebahagiaan walaupun sebentar, dan perkataan kalian yang mampu membuat Lula hancur berkeping keping." Lirih gadis malang itu sambil berjalan meninggalkan mansion Alexander itu. Dia saat bingung harus ke mana sekarang. Dan dia sama sekali tidak membawa uang sepersen pun. Bahkan semua uang saku dan kartu atm yang sudah diberikan oleh Papa dan Mamanya itu sama sekali tidak dia bawa.

****

Malam pun telah tiba, mereka semua sedang menonton bersama dan di sana juga ada gadis jahat yang terlihat sangat bahagia dengan keadaan sekarang. Dia sangat  menikmati semua perhatian yang diberikan semua lelaki tampan ini.

Sementara itu, sampai sekarang Rian selaku anak sulung itu belum menelepon siapa pun, karena dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Dia pun pasti akan syok mendengar apa yang sudah terjadi.

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!