NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Reinkarnasi / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 14 — Peningkatan

Selain siluman kelinci, Jian Chen juga memburu siluman lain yang setingkat dengan kekuatan kelinci tersebut.

Seiring kapasitas tenaga dalamnya bertambah dan cahaya yang diserap pada meridiannya semakin kuat, Jian Chen mulai memburu siluman ke tahap yang lebih kuat dan besar.

Jian Chen kadang bisa memburu siluman rusa bermata biru yang berumur 4-5 tahunan, kadang kalau dirinya beruntung Jian Chen mendapatkan serigala yang besar, ukuran dan permata silumannya jauh lebih besar dan padat.

Jika awalnya Jian Chen hanya bisa memburu 2-3 siluman setiap malamnya, kini dirinya bisa memburu bahkan 10 siluman dengan rata-rata mereka berumur 5 tahunan per malam.

Kira-kira membutuhkan waktu hampir 5 bulan hingga Jian Chen bisa memasuki kutivasi alam selanjutnya yaitu Dewa Cahaya Angin.

Alam Dewa Cahaya Angin mempunyai kesamaan dengan seseorang yang telah mencapai Alam Roh Tahap 9. Jian Chen diumur hampir 13 tahun bisa ke tahap tersebut adalah sesuatu yang langka bahkan bisa dibilang jenius yang tinggi.

Pemburuan Jian Chen terhadap siluman pun terus berlanjut dan setiap memburu ia akan mendapatkan permata yang jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Walaupun pemburuan siluman ini terkesan berlebihan tetapi pada dasarnya tidak ada yang melarang. Tidak ada peraturan hukum seorang pendekar dilarang membunuh siluman bahkan kalau perlu siluman memang harus dibasmi.

Siluman memang berbeda dengan hewan buas, Siluman cenderung lebih agresip dan semua siluman relatip pemakan daging bahkan kelinci yang jian Chen buru lalu termasuk diantaranya.

Menurut sepengetahuan Jian Chen, hampir setiap tahunnya manusia bisa dibunuh siluman lebih banyak dari manusia yang membunuh manusia. Siluman kadang bisa menyerang bahkan ke kota sekalipun.

Garis besarnya, membunuh siluman juga bisa dibilang membantu pemerintah dalam menaikan taraf hidup penduduknya.

Siluman hampir menguasai didaratan benua ini, bahkan hampir setiap wilayah pasti berdekatan dengan hutan yang dipenuhi siluman dan itu termasuk Klan Jian.

Satu tahun lebih berlalu semenjak Jian Chen telah menerobos ke alam Dewa Cahaya Angin, Jian Chen melakukan terobosan lagi dan kini memasuki alam Dewa Cahaya Besi.

Alam Dewa Cahaya Besi sama dengan kekuatan yang telah mencapai alam Jiwa Tahap 5. Jian Chen menerobos di usia 14 tahun, ini bukanlah dikatakan jenius lagi tetapi sesuatu yang langka bahkan didaratan benua ini.

Jian Chen bersyukur tentang kultivasinya yang tak bisa dibaca oleh orang lain meski orang tersebut memiliki kultivasi jauh di atas Jian Chen sekalipun.

Seolah tingkat kultivasi Jian Chen menggunakan teknik khusus yang bisa menyembunyikan kultivasinya.

Disisi yang lain tubuh Jian Chen juga telah memiliki tenaga dalam sebanyak 100 lingkaran setelah menerobos. Bahkan tenaga dalam ayahnya tidak sebanyak ini apalagi ibunya.

Sebenarnya, jika seseorang berada di tahap Alam Jiwa, kebanyakan lingkaran tenaga dalam hanya 50-70 lingkaran.

Ini karena mereka yang menggunakan kultivasi umum tidak boleh memiliki kapasitas tenaga dalam yang terlalu banyak.

Kapasitas tenaga dalam yang melibihi kultivasi seseorang mengakibatkan matinya organ dalam jika digunakan terus menerus, dikasus tertentu tenaga dalam yang berlebih membuat seseorang bisa lumpuh bahkan mati.

Kasus Jian Chen adalah pengecualian karena dia menggunakan jalan kultivasi yang berbeda.

Menurut gurunya, Kultivasi Dewa Cahaya bisa menampung kapasitas tenaga dalam yang lebih banyak karena tidak memakai sumber daya saat peningkatan meridian.

***

Saat pagi hari tiba ketika Jian Chen baru saja menerobos tadi malam, senyuman lebar menghiasi wajahnya.

Sulit rasanya untuk menahan kebahagiaan atas pencapaiannya yang telah menerobos.

Dulu, Jian Chen mencapai alam Dewa Cahaya Besi sekitar usia 20 tahun namun kini perbandingannya cukup jauh yaitu 12 tahun. Jian Chen tidak sabar menunjukan kekuatannya diluar.

“Chen’er, kekuatanmu bertambah lagi?” Nafas Jian Ran tertahan saat melihat perubahan mencolok pada anaknya.

Jian Ran sedang memasak saat anaknya keluar dari kamar, ia terkejut dengan pembawaan anaknya yang berbeda. Mungkin dia tidak bisa membaca kultivasi Jian Chen tetapi dirinya bisa merasakan energi besar didalam tubuh anaknya.

Jian Chen tersenyum canggung, kekuatannya sekarang memang telalu mencolok karena melewati ranah Alam kultivasi. Loncatannya dari Alam Roh tahap 9 ke Alam Jiwa tahap 5 terlalu lebar dan signifikan.

“Aku hanya berlatih lebih giat, Ibu.” Jian Chen tersenyum selebar mungkin untuk menutupi kecanggungannya.

“Oh, Kau telah melakukan terobosan lagi. Apakah sekarang kamu lebih kuat dari Ibu, Chen’er?” Jian Ran tersenyum lembut.

Jian Ran bukan tidak terkejut tetapi lebih tepatnya tidak ada penjelasan mengenai hal ini. Hampir 2 tahun berlalu kekuatan anaknya meningkat secara pesat dan selalu mengejutkannya.

Keterkejutan yang sering dilihat dari anaknya secara terus menerus membuat Jian Ran semakin terbiasa melihat perubahan itu.

Bahkan kalau Jian Chen sekarang bisa terbang didepannya sekalipun, Jian Ran tidak akan kaget.

Disetiap malam, Jian Ran dan suaminya selalu berdiskusi tentang peningkatan Jian Chen yang tak wajar. Jian Wu hanya menjelaskan kalau Jian Chen memiliki Elemen yang langka, alasan itulah yang membuatnya memaklumi perkembangan Jian Chen.

Kemudian Alasan lainnya yang masuk akal adalah karena Jian Chen bukanlah anak dari keduanya. Bisa saja Jian Chen memiliki latar belakang yang tidak biasa, kekuatannya yang sekarang boleh jadi adalah hal yang dimaklumi dalam keluarganya.

Sayangnya dua alasan itu tidak benar, karena Jian Chen sekarang adalah manusia yang telah kembali ke masa depan.

“Ibu, dimana Ayah?” Jian Chen tidak tahu harus menjawabnya seperti apa sehingga ia mengalihkan topik ke hal lain.

“Ayah sedang ke pusat desa, ada seseorang yang harus di tunggu.” Jian Ran menyipitkan matanya. “Chen’er, apakau kau lupa bahwa Ketua Ya akan mampir kesini lagi?”

Ketua Ya yang dimaksud adalah Jian Ya, pemimpin Klan Jian. Kunjungannya ke rumah Jian Chen bukanlah hal pertama lagi.

Sebenarnya Jian Ya memang sering bertamu ke semua rumah penduduk. Niat asli dari tindakan ini supaya mengetahui tidak ada keluarga Klan Jian yang sengsara atau kelaparan.

Jian Chen menggaruk kepalanya sebelum dia tersenyum canggung.

“Dasar kamu ini… Sudah ibu ingatkan kemarin kalau Ketua Klan kita akan datang...” Jian Ran mulai mengomel karena anaknya belum melakukan persiapan yang dia suruh.

Untungnya disaat omelan tersebut suara ayahnya datang sehingga omelan ibunya jadi berhenti. Jian Ran buru-buru membuka pintu dan mendapati suami dan Jian Ya sudah sampai.

Jian Ran mempersilahkan Jian Ya untuk masuk keruangannya yang sudah disiapkannya kemarin. Memang kedatangan Jian Ya sebagai pemimpin klan akan selalu disambut manis.

Jian Ya selain ingin menjalin hubungan baik dengan keluarga Jian Chen juga ingin melihat perkembangan anak itu.

Sampai sekarang pun, Jian Ya tidak bisa melupakan tentang bakat Jian Chen yang telah memecahkan kaca Pembaca Jiwa.

Disaat itulah Jian Ya menyadari ada perubahan pada Jian Chen yang tengah ada dibelakang ibunya.

Selain merasakan kekuatan anak didepannya bertambah kuat, dari segi fisik tubuh Jian Chen juga berubah.

Dua tahun lalu, seingat Jian Ya tubuh Jian Chen memiliki tinggi badan yang pendek bahkan dari usia wajarnya. Sekarang bukan hanya tinggi badannya yang bertambah tetapi perawakan Jian Chen terlihat jadi lebih gagah.

Yang paling mencolok dari Jian Chen adalah warna iris matanya yang berwarna emas.

Jian Ya bahkan sedikit sulit berpaling dari mata emas itu, seakan ada pesona yang membuatnya ingin menatapnya terus.

1
Agus Rahmat
dialog nyalebay bos
Erwin Oktorian
Luar biasa..lanjutkan karya nya thor. terima kasih
Agus Rahmat
main main chapter
Raditya Vicky
Luar biasa
Agus Rahmat
10link/dtk=600/mnt. gimana Thor baru beberapa menit dakenabisan tenaga
Agus Rahmat
lausiapa yang disukai.. ini bukan sinetron bos
Agus Rahmat
kelihatan bodoh dan polos
Agus Rahmat
terlalu lebay protektif
rain
ku tunggu kelanjutannya thorr
Agus Rahmat
gk nunggu bergrk dll...
Agus Rahmat
terlalu lebay
Agus Rahmat
kominum melulu bentar bentar HBS tng dlm mang yg lain gk pernah HBS Thor.
Agus Rahmat
menusuk bgtu dalam
Arya Maheswara
40rb pasukan dilawan dg pedang, wow capeknyoooo, harusnya pake seruling neraka sekali tiup habis tuh
Gatot Soemarto
Luar biasa
Agus Rahmat
siapakah Anda ini
Agus Rahmat
ha ha ha ha
Agus Rahmat
ayolah
reqy
/Facepalm//Facepalm/ ai lily akhirnya ...
Ardyanti
ok bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!