Alyssa tidak menyangka jika kedatangan nya kerumah sang mertua adalah untuk diceraikan oleh sang suami. Dan lebih tragisnya lagi, disaat ia dijatuhi talak 1 itu disaksikan langsung oleh calon istri baru dari suaminya. Tanpa disangka-sangka ia menjadi Janda dalam hitungan menit. Apa alasan sang suami menceraikan Alyssa? itu semua karena Alyssa tidak bisa menjaga penampilan nya sehingga memiliki badan gendut tak terawat. Hal itu lah yang memicu keinginan cerai dari suami nya. Padahal ia gendut karena ada faktor penyebabnya, namun semua itu disangkal oleh Reza, suami Alyssa. Dia tetap ingin berpisah.
Bagaimana kah kehidupan Alyssa setelah diceraikan secara tiba-tiba oleh suami nya? Bisa kah Alyssa bangkit dari keterpurukannya? mari kita temani perjalanan hidup Alyssa selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Ada Aku Disini
POV Alyssa
Aku menatap tajam ke arah Clara. Wanita itu sudah mengusik ketenangan ku malam ini. Apakah dia ini sebenarnya adalah setan? Setan yang bertujuan untuk selalu mengganggu kehidupan ku.
Aku melihat wajah terkejut Clara saat mendengar Darren mengatakan kalau aku adalah calon istri nya. Entah kenapa hal itu bisa membuat nya terkejut.
" Tidak mungkin. " ucap Clara dengan wajah syok nya.
" Apa nya yang tidak mungkin? Alyssa adalah wanita terbaik yang pernah saya temui. Dia tidak pernah menggoda saya, jadi jangan lagi kamu berani-berani nya mengatai Alyssa lagi. Paham? " nada dingin Darren itu merubah suasana ikut mendingin.
" Anda salah. Anda sudah salah memilih pasangan. Apa Anda tidak tau kalau wanita itu di lahirkan dari seorang p3lacur? "
Aku membelalakan mata. Apa dia mengatai ibuku seorang p3lacur? Tanpa di sadari Clara, aku berjalan cepat ke arah nya, dan....
Plaaaakkkkkkk.....
Aku menampar wajahnya dengan sangat keras. Saking keras nya Clara jatuh tersungkur ke lantai.
" Lo, berani-berani nya menghina ibu gue. Kalau lo memang sudah bosan hidup, maka gue akan ngirim lo ke neraka saat ini juga. " aku menunjuk wajah Clara yang masih terduduk di lantai.
Dia memegangi pipi nya yang aku tampar tadi. Terlihat darah dari bibir sudutnya. Dan itu belum membuatku puas.
Clara bangun dan kembali berjalan ke belakang menjauhi ku.
" Kamu.... Berani sekali kamu nampar aku? Dasar anak p3lacur. Sekarang pun ngikutin jejak ibu nya. "
Emosi ku benar-benar sudah berada di puncak tertinggi, rasanya saat ini aku akan merobek mulut Clara. Aku yakin wajah ku saat ini sudah memerah saking emosi nya. Kedua tangan ku mengepal kuat.
Aku kembali ingin medekati Clara untuk menghajarnya, tapi seseorang menarik ku kedalam pelukan nya.
" Sudah, kalau kamu tidak mau mendengar dia menghina almarhumah ibu, jangan lagi meladeni wanita gila seperti nya. Aku yang akan membungkam mulut nya selama-lamanya. Kamu tenang ya, ada aku disini. " ucap Darren sambil mengelus pelan punggung ku.
Aku merasa emosi ku mulai menurun. Tapi di gantikan dengan air mata yang mengalir dari kedua mata ku. Aku menangis, kenapa ada wanita gila seperti Clara yang menghina ibu ku di tempat umum seperti ini.
Bahkan dulu saat dia membuat aku bercerai dengan Reza, aku tidak pernah menghina nya sama sekali. Tapi apa ini, kenapa dia mengganggu ku terus?
Aku memeluk pinggang Darren. Kepala yang tepat berada di dada bidang nya itu, bisa mendengar detak jantung nya berdetak teratur. Itu memberikan ketenangan untukku.
" Jangan-jangan kamu belum tau siapa ibu kamu sebenarnya. Kasihan sekali, untung saja mama Ratih ngasih tau aku asal-usul kamu. "
Ucapan Clara membuat ku melepas pelukan dari Darren. Aku menatap nyalang pada perempuan tidak tau diri itu.
" Apa maksud lo? Kalau lo udah nggak waras, jangan terlalu ditunjukkin dong. Kasian, ntar di bawa ke rumah sakit jiwa. "
Clara mendengus kasar. Lalu tersenyum miring kearah ku. Sangat ingin aku cakar wajah menor nya itu.
" Mama Ratih ngasih tau aku alasan sebenar nya dia itu nggak suka sama kamu. Kamu itu anak p3lacur. Ayah kamu aja nggak jelas siapa. Kasihan banget sih, udahlah anak p3lacur, nggak jelas ayah nya siapa, terus di cerai sama suami secara tiba-tiba lagi. Ckckckck aku kasihan sama kamu. "
Emosi ku yang tadi sudah mulai mereda, kini kembali naik lagi. Deru napas ku sudah tidak beraturan. Aku benar-benar emosi dibuat Clara kali ini.
" Gue akan ngerobek mulut busuk lo itu sekarang juga. "
Aku berjalan cepat menuju ke arahnya, tapi ucapan selanjutnya dari Clara membuatku membeku.
" Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa tanya sama keluarga ayah kamu. Apa mereka pernah menghubungi kamu? Atau perduli sama kamu setelah orangtua kamu meninggal. Kalau memang pernikahan orangtua kamu karena saling mencintai, kamu pasti akan dekat dengan keluarga ayah mu. Iya kan? "
Aku terdiam mendengar ucapan Clara. Ya, benar. Aku tidak pernah dekat dengan keluarga dari Ayah. Bahkan dari aku kecil hingga dewasa, pertemuan dengan keluarg ayah hanya bisa dihitung dengan jari. Itu juga biasanya karena tidak sengaja bertemu di jalan atau di suatu tempat.
Apa benar yang dikatakan oleh Clara? Tapi kenapa aku tidak pernah tau dan mereka tidak mengatakan apapun sampai mereka meninggal?
" Kenapa diam, Alyssa? Tidak menyangka ya. " Clara tersenyum puas.
" Cukup. Saya bilang cukup. Kamu sudah salah memilih musuh. Setelah kamu keluar dari tempat ini, maka saat itu juga kehidupan kamu akan berubah. Tunggu saja. "
Setelah mengatakan itu, Darren menarik ku untuk ku keluar. Tapi sebelumnya dia berbalik dan berbicara kepada pegawai untuk mengirim perhiasan yang dia beli langsung ke rumahnya.
Aku hanya diam saat Darren terus menarik ku entah kemana. Tubuhku terasa ringan, sepertinya roh dalam tubuh ku sudah pergi.
Tiba-tiba aku merasakan sebuah pelukan hangat. Pelukan yang membuat ku ingin menumpahkan rasa sakit yang ku tahan dari tadi. Ucapan Clara benar-benar menyakiti ku, melebihi saat aku di ceraikan secara sepihak oleh Reza dulu.
" Menangislah. Kamu boleh nangis sampai hati kamu mulai merasa tenang. Aku akan terus memeluk kamu dan melindungi kamu. Jangan khawatir, ada aku disini. Aku mencintai kamu, Sa. "
Sebuah kecupan hangat di kening ku rasakan. Air mata yang tadi nya membeku, seketika langsung meleleh tanpa ku sadari.
Aku menangis dan terus menangis. Kenapa ada manusia gila seperti Clara di dunia ini? Kenapa?
" Aku akan membalas wanita itu. Akan aku buat hidupnya menderita, sayang. Jangan pikirkan apapun yang diucapkan olehnya. Dia hanya ingin memprovokasi kamu dan membuat kamu menjadi lemah. Tetap lah mengingat kedua orangtua mu seperti sebelum kamu mendengar ucapan wanita itu. Mereka adalah orangtua terbaik yang kamu punya. Oke? "
Darren menangkup kedua pipi ku. Tatapan penuh cinta nya membuatku tanpa sadar mengangguk walau tetap sambil menangis. Sekali lagi aku mendapat kecupan di keningku.
" Aku mencintaimu. Tidak perduli apapun tentang masa lalu mu, aku yakin kamu adalah calon istri terbaik yang aku pilih. "
Darren kembali memeluk ku dan aku pun membalas pelukannya.
Entah sudah berapa menit aku menangis dalam pelukan Darren. Tapi hati ku mulai tenang karena terus mendengar kata-kata cinta yang diucapkan oleh pria itu dari tadi.
Aku mengurai pelukan ku dari nya. Aku menatap mata Darren.
" Kalau seandainya apa yang dikatakan oleh Clara benar, apakah kamu akan berubah pikiran? " tanya ku pada Darren.
Pria itu langsung menggeleng cepat dan meraih tangan ku untuk di genggam.
" Tidak. Tidak akan ada yang bisa merubah keinginan ku untuk menikahi kamu. Dan aku mohon, jangan pikirkan lagi ucapan wanita tidak waras itu. Aku akan memberinya pelajaran nanti. "
Aku menatap lekat ke mata pria ini. Aku mencari apakah ada kebohongan disana. Tapi yang ku dapati hanyalah cinta yang sangat bisa aku rasakan.
Aku tersenyum. Walau aku yakin wajah ku sudah sangat kacau, aku tetap tersenyum. Dan hati ku sudah memutuskan sesuatu yang seharusnya sudah tidak perlu aku ragukan lagi.
" Aku mau. " ucapku yang membuat kening Darren mengernyit bingung.
Aku kembali tersenyum.
" Aku mau jadi istri kamu Darren Alaric Cassius. "
Wajah terkejut Darren membuatku bingung. Apa dia benar-benar sudah berubah pikiran sehingga terkejut aku menerima untuk jadi istri nya.
" Kenapa kamu kaget? Kamu benar-benar berubah pikiran? " tanyaku.
" Bu-bukan begitu. Tapi aku kaget, aku tidak perlu bersusah payah lagi untuk membuat kamu yakin sama aku. Aku senang, Sa. Senang. Akhirnya kamu menerima aku. Aku senang. Terima kasih, sayang. Terima kasih. "
Darren menarikku dalam pelukan nya. Aku merasa lega ternyata dia benar-benar tidak berubah pikiran.
Aku merasa Darren sedang mencium pucuk kepala ku. Sebahagia itu kah dia? Aku pun tersenyum dalam pelukan Darren. Walau jauh di dalam hatiku, masih tersisa rasa trauma akan pernikahan. Tapi kalau aku tidak mecoba nya, aku tidak akan tau bagaimana kedepannya.
Dan untuk masalah yang ditimbulkan Clara tadi, aku akan mengurusnya nanti setelah aku bisa berpikir jernih.
' Tunggu aja lo, Clara. Gue akan membuat perhitungan sama lo nanti. ' ucapku dalam hati.
Terus lah semangat dalam berkarya, semoga karya barunya lebih ok lagi🔥🔥🔥😍