Glad To See You Again

Arra dan Carlos duduk di ballroom hotel. Mereka terlihat sedang mengobrol serius. Sementara itu di sudut lain, Lio sedang berbicara dengan keponakannya. "Honey, ini Uncle Lio," ucap pria tersebut seraya sedikit menundukkan kepala menatap keponakannya.

"Wah! Benarkah ini Uncle? Uncle Lio yang sering video call dengan Mommy?" Honey terlihat sangat antusias lalu memeluk Lio dengan erat, tidak menyangka kalau dia akan bertemu dengan Uncle-nya di Barcelona.

"Iya, Sayang," jawab Lio seraya membalas pelukan Honey tak kalah erat. "Mau ke Grandma and Grandpa?"

"Wah, apakah mereka berada di sini juga? Jadi kalian datang semuanya untuk menyaksikan pernikahan Mommy and Daddy?" tanya Honey bersemangat.

"Yap! Come on! Go to them," jawab Lio seraya menggandeng tangan keponakannya menuju kedua orang tuanya.

Anak perempuan yang memakai dress berwarna putih gading dengan rambut ditata dengan sedemikian rupa itu mengikuti langkah Uncle-nya.

Sampai di hadapan Arra dan Carlos. Honey langsung menyapa kakek dan neneknya. Tentu saja hal tersebut membuat kedua orang itu sangat terkejut bukan kepalang.

"Honey! Kau berada di sini? Mommy mana?" tanya Arra lalu membawa cucunya ke dalam pelukannya, kemudian mengedarkan pandangan, menatap sekitar tapi dia tidak melihat Alpha, yang dia lihat hanyalah Lio yang masih menggendeng tangan cucunya.

"Kau datang bersama Lio? Kalian saling mengenal?" Carlos menatap cucunya lalu beralih menatap putranya dengan raut wajah sangat penasaran.

"Yeah! Selama ini kami sering video call," jawab Honey polos membuat Lio langsung menggigit ujung lidahnya. Sepertinya dia menyesali keputusannya membawa Honey kehadapan orang tuanya.

"Lio, bisa jelaskan semua ini?!" Carlos menatap tajam putranya.

"Ah ... itu ..." Lio menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung menjelaskannya.

"Ck! Kenapa aku sejak awal tidak menyadari kalau kau adalah dalang di balik hilangnya Alpha selama 10 tahun ini! Kau yang sudah menyembunyikan keberadaan Alpha hingga membuat Daddy tidak bisa meretas keberadaannya! Sial!" umpat Carlos penuh kemarahan pada Lio yang hanya menanggapi ucapannya dengan senyuman lebar.

"Sory! Aku melakukannya karena atas permintaan Alpha sendiri!" jawab Lio apa adanya.

"Kenapa dia meminta seperti itu padamu?!" Kali ini Arra yang bertanya kepada putranya.

"Tanyakan saja pada orangnya langsung!" jawab Lio seraya membenarkan kaca mata minus yang tertengger di hidung mancungnya.

"Anak sialan!" umpat Carlos pada putranya.

"Grandpa, tidak sopan karena berkata kasar pada Uncle Lio!" tegur Honey pada kakeknya.

"Maaf, sayang." Carlos tersenyum lembut pada cucunya.

*

*

*

Sementara itu. Quen dan Mike berjalan tergesa menunju kamar pengantin wanita. "Di mana kamarnya?!" tanya Quen tidak sabaran pada Hugo yang berjalan di hadapannya.

Hugo menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamar hotel Alpha. "Di sini kamar pengantin wanitanya." Hugo langsung mengetuk pintu kamar tersebut beberapa kali.

"Apakah kau tidak membawa kunci cadangan! Kenapa kau begitu takut membuka pintu ini!" omel Quen pada Hugo yang sejak tadi diam sambil tertunduk.

Sebenarnya sejak tadi telinga Hugo terasa gatal dan panas karena mendengar omelan Quen. Tapi, karena dia hanya pegawai di hotel tersebut, maka dia hanya bisa diam dan menerima amarah dari wanita tersebut.

"Maaf, Nyonya. Palace Hotel mempunyai aturan tersendiri yang tidak boleh di langgar," jawab Hugo pelan dan kepalanya masih tertunduk.

"Bullshit!" umpat Quen lalu maju dua langkah, tangannya terangkat untuk menggedor pintu tersebut.

"Quen, tahan emosimu!" tegur Mike pada istrinya yang sejak tadi marah-marah.

Sedangkan di dalam kamar. Alpha menatap pintu kamar hotel yang sejak tadi di ketuk dari luar. Kai baru saja keluar dari kamar mandi. Pria tersebut terlihat sangat tampan dan gagah dengan memakai setelan tuxedo berwarna putih senada dengan gaun pengantin yang dipakai Alpha.

"Ada apa, Al? Kenapa kau tidak membuka pintunya?"