sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Saat tengah berbincang di ruang keluarga, tiba-tiba suara mobil berhenti didepan rumah Ayumi, wanita itu sempat berfikir siapa yang bertamu malam-malam begini, tidak biasanya.
"sepertinya ada orang nak". Ujar Farah yang juga mendengar suara mobil berhenti.
"aku lihat dulu bu". Saat Ayumi ingin beranjak Farhan langsung menghentikannya.
"biar bapak saja nak, kamu disini saja dengan ibumu". Tanpa menunggu jawaban Ayumi, Farhan langsung berjalan menuju pintu depan.
Saat dia membuka pintu itu, terlihat Dirga yang sedang ragu-ragu untuk menekan bel rumah Ayumi.
tatapan Farhan langsung tajam pada pria itu, sedangkan Dirga langsung kikuk dibuat nya. Kata-kata yang sempat dirangkai di jalanan setelah mengantar Aruna langsung hilang begitu saja ketika bertatapan langsung dengan orang tua Ayumi.
"ada apa kamu datang kemari ? Apa mau buat cucu ku sedih lagi ?". Tanya Farhan dengan tatapan intimidasi.
Dirga tersentak kemudian menunduk, dia yakin jika Ayumi sudah mengatakan semuanya pada orang tuanya.
Dia sengaja datang karena ingin meminta maaf pada Ayumi dan juga Dania, setelah melihat anak nya yang menangis tadi rasa sakit dihatinya makin mencuat.
Tapi kedatangan nya malam ini seperti salah, orang tua Ayumi pasti akan murka padanya. Dia mengira jika orang tua Ayumi tidak ada dirumah itu makanya dia buru-buru datang untuk menyelesaikan masalahnya.
"m-maaf pak, apa Ayumi sama Dania nya ada ?". Tanya Dirga dengan terbata-bata, dia ingin mengalami tangan Farhan tapi pria tua itu tidak menyambut tangan mantan menantunya itu.
"siapa pak ? Kok tidak disuruh masuk sih". Ujar Farah dari arah belakang yang menyusul suaminya karena sedari tadi tidak kembali kedalam.
jantung Farah langsung berdetak tidak karuan, tatapannya berubah datar ketika melihat Dirga yang sedang berdiri didepan suaminya.
Dirga segera mendekat kearah Farah ingin menyalami Farah tapi responnya seperti Farhan, bahkan wanita tua itu menolak mentah-mentah dengan menepis tangan Dirga.
"kamu datang kesini untuk menyakiti cucu ku lagi ? Apa kurang istri tercinta mu itu menyakiti nya ?". Tanya Farah dengan mata memerah menahan amarah.
"b-bukan maksud ku u-untuk menyakiti Dania Bu, aku datang kesini karena ingin meminta maaf padanya". Jawab Dirga menundukkan kepalanya.
Farah terkekeh pelan melihat Dirga dengan kepedulian yang sudah sangat terlambat. "kenapa baru sekarang, sejak tadi Dania menangis direstoran bahkan sedikit pun tidak ada pembelaan dari mu".
Pria itu hanya terdiam tidak tahu harus mengatakan apa, memang benar apa yang dikatakan mantan ibu mertuanya jika dia terlambat, padahal jelas-jelas istrinya tega mencubit Dania didepan matanya tapi dia malah terdiam dan tidak mencoba menenangkan anak nya itu.
"kamu bahkan tidak pernah datang hanya untuk sekedar menanyakan kabar Dania, jangan datang untuk mengangkat telepon dari Ayumi saja kamu enggan.
kamu kemana saja selama ini ? ". Geram Farah, wanita tua itu mengeluarkan semua yang dipendam-pendam nya selama ini.
"Ayumi menelpon mu karena permintaan Dania, bukan untuk menggoda mu. Jika bukan Dania mungkin Ayumi juga enggan untuk menelpon kamu". lanjutnya lagi menyindir Dirga, dia tidak ingin berbasa-basi lagi pada Dirga.
pertanyaan dengan nada sinis barusan membuat wajah Dirga langsung berubah pucat, lidah nya terasa keluh.
"saya sudah sangat sabar dengan perlakuan kamu pada Ayumi selama ini. Tapi tidak dengan cucuku, apalagi kamu mengabaikan nya begitu saja". tatapan Farah begitu menghunus Dirga.
"maafkan aku Bu, pak". hanya itu yang bisa Dirga katakan saat ini.
"silahkan pulang, kami tidak bisa menerima tamu malam-malam. jika ingin bertemu Dania besok saja karena dia sedang tidur setelah menangis karena ulah istri mu". Usir Farah kemudian beranjak dari sana, dia sudah sangat malas melihat wajah Dirga yang baru merasa bersalah.
saat hendak membalikkan badannya ternyata Ayumi sudah ada disana tengah melihat Dirga, tatapan wanita itu hanya datar.
Dirga yang melihat Ayumi langsung memanggilnya. "Ayumi".
"Dania sudah tidur, kamu bisa pulang dulu. Besok saja datangnya karena kami juga ingin segera istirahat". Ujar Ayumi langsung melangkah masuk kembali tanpa menunggu lagi jawaban Dirga.
"silahkan pulang". Ucap Farhan yang diangguki oleh Dirga, pria itu langsung masuk dalam mobilnya dan meninggalkan rumah Ayumi dengan wajah tidak karuan, apalagi penolakan dari orang tua Ayumi dan juga Ayumi sendiri.
***
brakkkk
Dirga langsung membuka pintu dengan tendangan keras, rasa kesalnya dibawa sampai kerumahnya.
Aruna terlonjak kaget ketika Dirga membuka pintu keras, sedari tadi dia menunggu kedatangan suaminya tapi ketika Dirga datang pria itu malah menendang pintu.
"MAS!!!. APA-APAAN KAMU INI. KAMU MAU GANTI KALAU PINTUNYA RUSAK ?". Teriak Aruna kencang, rasa perih dipipinya sudah tidak dia rasakan karena emosi.
Dirga hanya menatap istri nya sekilas, kemudian melangkah kakinya menuju kamar. Dia bahkan tidak memperdulikan teriakan Aruna, saat ini dia hanya ingin istrirahat saja.
"arghhhhh". Aruna menarik rambutnya frustasi.
"dasar tidak berguna!!!, jika tahu aku akan menderita seperti ini setelah menika dengannya mungkin aku akan meninggalkan dia begitu saja". Gumamnya dengan tangan terkepal.
"ini semua karena wanita murahan itu, gara-gara dia mas Dirga jadi marah aku dan gara-gara anak sialannya itu mas Dirga sampai mengabaikan aku".
Aruna bolak-balik kesana kemari diruang tamu dengan kuku yang digigit, wajah nya terlihat gelisah sejak tadi.
Karena merasa pusing akhir wanita itu duduk memijit pelipisnya tidak lama dia berlari ke arah dapur dengan menahan mual yang ingin keluar.
hueeekkkk
hueeekkkk
hanya cairan kuning yang keluar, sejak tadi dia tidak makan karena masalah yang dibuatnya sendiri tapi dia malah menyalahkan Ayumi dan Dania.
"aduh... Perut ku sakit sekali". ringis nya memegang perut ratanya.
"kepalaku juga pusing, apa jangan-jangan gara-gara aku tidak makan sejak tadi". Gumamnya memegang kepalanya.
Wanita itu berjalan dengan hati-hati, karena pusing yang menyerang secara tiba-tiba membuat matanya berkunang-kunang. penglihatannya berputar-putar, keringat dingin sudah keluar sejak tadi, rasanya tidak sanggup untuk melangkah ke ruang tamu saja.
Brukkk
Aruna langsung jatuh pingsan karena sudah tidak tahan dengan pusing yang melanda sejak tadi.
Dia tergelatak tanpa ada orang yang menolongnya, apalagi dirga ada dikamarnya dan tidak ada pembantu sama sekali dirumah itu.
Sedangkan dikamar, Dirga masih saja emosi. Dia terus menghela nafas untuk mengatur emosinya agar tidak meledak. Dia tidak ingin menyakiti istrinya karena Aruna adalah wanita yang teramat dicintainya.
pria itu termenung, tak lama beranjak dari sana karena rasa lapar melanda. Dia segera memesan makanan untuk dirinya dan Aruna, walaupun sedang marah tapi dia tidak pernah melupakan sang istri.
"haaaaa". Helaan nafas kembali keluar dari mulutnya, dia menyandarkan sejenak kepalanya di sofa dengan mata terpejam.
Tak lama pesanan makanan nya sudah sampai, dia segera turun kebawah tapi tidak mendapati Aruna disana.
"terimakasih pak".
Setelah mengambil makanan dia menuju kedapur, betapa kagetnya ketika melihat Aruna tergelatak dilantai.
"ARUNA...".
Bersambung...