Hanya tulisan yang diangkat dari cerita sekitar saya, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan waktu.
"Rumah tangga adalah Ibadah terpanjang," mungkin kalimat baik itu sering kita dengar.
Cobaan dan ujian rumah tangga setiap keluarga pastilah berbeda, dan yakinlah kita mampu melewatinya tapi ada saat manusia itu menyerah, diam lalu akhirnya mundur untuk menjaga kewarasannya sendiri.
Hal ini yang terjadi pada Pasangan Dea dan Andi, Di usia perkawinan yang sudah berjalan 17 tahun, sudah di lengkapi dan di Anugerahkan 3 anak yang luar biasa, Ujian rumah tangga nya terasa lebih berat.
Apa yang menjadi keputusan Dea selanjutnya?
Silahkan dibaca di bab-bab selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setia Anak mihaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang Vendor
Dengan tenang Dea menceritakan siapa tamu laki-laki yang datang ke rumah ini kemarin siang.
Tidak semua hal Dea ceritakan kepada Andi, bukan maksud hati berbohong atau menutupi sesuatu tapi Dea tidak ingin masalah yang sudah selesai harus di bahas kembali, pengalaman mengenai buruknya tagihan dari para Debt koletor itu menjadi cerita buruk untuk Dea dan Dea berusaha membentuk pikirannya sendiri bahwa semua itu hanya mimpi buruk di salah satu malam nya saja.
Apakah Andi percaya dengan cerita Dea? Tentu saja Andi percaya, Andi tidak menemukan perubahan mimik wajah pada saat Dea bercerita, Cerita Dea mengalir dengan lugasnya dan cerita Dea tentang Dion yang sakit memang Andi sudah mengetahuinya, Andi mendengarkan langsung cerita itu dari Nino beberapa bulan lalu dan Andi mengusap pipi Dea.
"Sorry, aku terlalu takut kehilangan kamu De,"
"Hemh," jawab Dea singkat dan Andi tertawa, Andi begitu gemas dengan sikap Dea yang seperti ini, sedikit jutek tapi manja.
"Nina sama Nino pulang jam berapa?" Andi kini sudah tidak membahas tentang Martinus, Cerita Dea tadi sudah membuat Andi lega, hilang sudah 1 ketakutkannya.
"Jam 3an,"
"Masih banyak waktu dong, Yuks De kita ke kamar," ajak Andi sambil meraih tangan Dea, Andi sudah berdiri terlebih dahulu dan Dea akhirnya menurut.
Dea melepaskan pakaiannya saat berada di dalam kamar, Dea sudah seperti orang yang bodoh, Saat Andi meminta haknya, Dea selalu siap kapan pun itu tanpa peduli dengan perasaan Dea seperti apa dan itu harusnya menjadi bukti bahwa Dea begitu mencintai Andi.
Bercinta di siang hari, Andi begitu semangat memacu tubuhnya, Andrenalin nya begitu naik dan Dea begitu apik melayani kebutuhan biologis suaminya itu.
Lepas bercinta, Andi merasa lelah, biasanya Andi bisa langsung tertidur tapi kali ini ada yang berbeda, Andi langsung meminta handuk pada Dea.
"Aku mandi duluan, Setelah itu ada yang mau obrolin lagi," ucap Andi sambil mengusap pucuk kepala Dea.
"Masih soal Martinus?" tanya Dea dan Andi tersenyum.
"Bukan, ini soal aku," jawab Andi, Andi langsung masuk ke dalam kamar mandi menyisakan rasa penasaran besar pada diri Dea.
Dea hanya berbalut kimono saat ini dan Andi sudah terlihat lebih fresh dengan acara mandi di siang ini, pakaian kerja tadi Andi pakai kembali.
"Soal apa sih, Bang?" Dea langsung bertanya pada Andi, Andi mengulurkan tangannya pada Dea, Dea menyambutnya lalu mengikuti Andi yang berjalan ke belakang rumah.
Kini mereka berdua duduk di kursi coklat, Andi mulai membakar rokoknya dan Dea semakin penasaran saat ini.
"Aku ada sedikit masalah di kantor," ucap Andi, asap rokok di hisapnya dalam-dalam, pandangan Andi menjauh seolah sedang memikirkan tentang kondisi kantornya itu.
"Apa yang bisa aku bantu?" tanya Dea tanpa banyak pertanyaan lain dan Andi tersenyum, lalu di usapnya punggung tangan Dea, Ini lah Dea istrinya, Dea selalu ada saat dirinya membutuhkan satu dukungan.
"Gak ada...aku cuma mau ngomong ini supaya aku tenang aja," balas Andi, Dea mengusap punggung Andi, memberikan semangat dan rasa percaya pada diri Andi bahwa Dea akan selalu mendukung keputusan Andi.
Andi diam beberapa saat begitu juga dengan Dea lalu menit kemudian Andi membakar rokok keduanya, Dea pun mengambil 1 batang rokok dan sekarang dihisap olehnya.
"Kalo motor aku jual gimana?" tanya Andi pada Dea, Dea mengkerutkan dahinya.
"Kamu gak setuju yah?"
"Bukan gak setuju tapi kenapa harus jual motor?" tanya Dea, bukan maksud berhitung tentang barang ataupun uang tapi motor itu di beli dengan uang pencairan BPJS Ketenagakerjaan saat Dea berhenti dari kerja nya 7 tahun lalu, uang hasil pencairan BPJS itu Dea belikan Motor baru secara tunai.
"Besok aku harus bayar Vendor, De." balas Andi dan Dea tersenyum, senyum yang membuat Andi takut tentunya.
"Kamu kok begitu?" tanya Andi dan Dea menepuk paha Andi, Dea ingin Andi sadar dengan perkataannya tadi.
"Kamu lucu, uang vendor yah kamu bayar pake uang kantor lah, minta si Lisa assiten kamu bikin pengajuannya. Bukan kamu bayar dengan uang hasil jual motor," jleb...Andi mati kutu saat ini, Andi salah bila harus beragumen tentang hal ini pada Dea, Dea itu Alumni Finance supervisor sebuah Perusahaan Modal Asing, Dea paham sekali tentang hal ini.
"Uang nya kepake sama aku, De dan aku harus bayar tagihan vendor itu," ucap Andi pelan dan Dea membuang nafasnya dengan kasar.
"Sejak kapan kamu berani pake uang kantor Bang?"
"Uangnya kamu pake buat apa?"
"Buat kebutuhan rumah ini?" tanya Dea memberondong banyak pertanyaan pada Andi dan Andi yang kini membuang nafasnya kasar.
"Awal tahun mungkin, hemh Februari deh. Kebutuhan kita itu banyak De dan sekarang aku bingung,"
Sial, Dea rasanya ingin marah saat mengetahui Andi sudah melakukan kecurangan di kantornya, dulu Dea sangat membenci tipe-tipe karyawan seperti ini.
"Kamu yakin uangnya dipake buat keluarga kita?" tanya Dea dan Andi mengangkat bahunya, Andi berpikir dirinya salah menceritakan hal ini pada Dea, entah salah tempat, salah waktu atau salah memberi alasan dan penjelasan yang pasti Andi melihat aura marah dan kecewa pada ucapan-ucapan Dea tadi.
"Kamu tau...aku gak kerja sekarang ini, aku gak bisa back up kamu secara finacial, kalo kamu sampe ketauan pake uang kantor, kamu bisa di pecat dan hal terburuk adalah kamu di laporin ke polisi karna penyalah gunaan keuangan perusahaan," Dea mengeluh dengan suara yang lemah.
"Aku tau itu...dan aku takut," balas Andi dan Dea berdecak, Dea membakar lagi rokoknya, Dea merasa emosi dan kecewa saat ini.
"Berapa uang yang kamu pake?" tanya Dea lagi, saat sedang emosi tapi pikiran Dea tetap waras, Dea harus membantu Suaminya saat ini. Saat ini hanya Andi yang bekerja, biaya sekolah anak-anak dan kebutuhan rumah ini bergantung pada Andi, bila terjadi hal buruk pada pekerjaan Andi maka akan lebih buruk akibatnya pada keluarga ini.
"Sekitar 15 juta," jawab Andi ragu-ragu.
"Aku minta kamu fix jawabnya, kamu pake uang Vendor, itu jelas nilai uangnya, kamu gimana sih!" Dea mulai kesal lagi, padahal tadi emosi sudah mulai turun karena mengingat tentang anak-anaknya.
"15 juta sekian, kalo nominal belakangnya aku bisa bayar lah," balas Andi yang sudah merasa tidak memiliki muka di depan Dea.
"Ok...Motor kamu jual aja, aku gak masalah sama sekali, tapi aku gak paham soal harga motor, sebentar aku ambil BPKB sama STNK nya," balas Dea, Dea langsung berdiri, berjalan meninggalkan Andi dan masuk ke dalam kamar, di bukanya pintu lemari pakaian dan diambilnya surat motor matic nya itu.
"Kamu jual hari ini juga, aku gak ada perhiasan yang bisa di jual dan aku minta ini jadi hal pertama dan terakhir kalinya kamu melakukan kecurangan di kantor," pesan Dea dan Andi menganggukkan kepalanya.
"Tunggu apa lagi?" kini Dea bertanya saat Andi masih terus membakar rokoknya.
"Bingung jual kemana?" Jawab Andi dan Dea memaki dalam hati, Andi begitu lambat bertindak padahal masalah besar ada dihadapannya saat ini.
"Kamu buat SW di handphone mu, Di Jual Motor Matic tahun 2017, surat-surat lengkap, pajak hidup," Dea memberikan contoh kalimat promo penjualan motor untuk di share pada banyak orang, tapi Andi seolah kurang setuju dengan ide Dea.
"Ya udah deh, aku jalan sekarang, aku bawa surat-suratnya dulu, thanks buat bantuan kamu," ucap Andi, Andi mencium pipi Dea lalu berdiri dan pamit pada Dea.
aku selalu suka sama tokoh karakter utama nya bunda..disemua cerita bunda tokoh utamanya selalu kuat ..tangguh ..gak menye2...kayak si dea ini keren banget tenang..semangat dea ..
temeku pernah ngalamin..semua no kontak di teror..temenku cuma bayar uang yg di pinjam doang..bunganya ga dibayar..jadilah semua orang di teror..
birthday.
semangat .