Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 4. Permintaan Menginap.
Hyuna yang saat itu baru selesai mengantar keluarganya untuk istirahat dan bermaksud memanggil Aksa, mendengar apa yang mertuanya katakan. Dia lalu melirik ke arah sang suami yang sedang diam sambil berpikir.
"Boleh saja, Bu. Tapi aku harus mengatakannya dulu pada Hyuna, biar dia yang-"
"Ngapain pakek ngomong sama dia dulu sih, Aksa? Laura ini kan temanmu, gak ada sangkut pautnya dengan Hyuna!"
Hyuna yang tentu saja mendengar semua perkataan Mona mengepalkan tangannya dengan erat. Sepertinya dia mencium gelagat yang tidak baik di sini, seperti ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh mertuanya.
"Tapi Bu, Hyuna 'kan-"
"Mas!"
Semua orang terperanjat kaget saat mendengar panggilan Hyuna yang memang sedikit kuat, mereka lalu menoleh ke arah samping di mana wanita itu berada.
"Mas belum ngantuk?" Hyuna memeluk lengan suaminya dengan erat seperti sedang menunjukkan betapa harmonisnya hubungan mereka.
"Belum, Mas masih ngobrol ini sama mereka."
Hyuna hanya ber-oh ria saja dan pura-pura tidak mendengar apa yang mereka bicarakan tadi, kemudian dia melirik ke arah Mona dan wanita bernama Laura itu.
"Ibu kok belum tidur? Ini sudah malam, tidak baik untuk kesehatan Ibu," ucap Hyuna dengan penuh perhatian membuat Mona menatap tajam.
"Ini loh, Dek. Ibu minta supaya Laura tidur di sini juga, kasihan sudah malam harus kembali ke rumahnya." Aksa memberitahukan apa yang Ibunya katakan tadi.
Hyuna mengheningkan cipta sejenak untuk memikirkan apa yang suaminya katakan barusan, walau sebelumnya dia sudah tahu.
"Boleh aja sih, Mas. Tapi 'kan, di rumah ini kita cuma ada 3 kamar. 1 kamar kita, 1 untuk Ibu dan ayahku, nah yang 1 lagi untuk keluargamu. Lalu dia?" Hyuna menunjuk ke arah Laura dengan menggunakan mulutnya. "Dia mau tidur di mana?"
Betul juga. Tidak ada lagi sisa kamar di rumah ini, pikir Aksa. Dia lalu melirik ke arah sang Ibu yang sedang menatapnya tajam.
"Laura 'kan bisa tidur bersamamu, Hyuna. Biar Aksa tidur di ruang televisi," ucapnya dengan kesal.
"Loh, kok malah Mas Aksa sih Bu, yang tidur di luar?"
Laura yang melihat perdebatan itu memijat pelipisnya yang berdenyut. "Sudah lah, Tante. Aku bisa pulang sendiri kok, lagi pula sekarang belum lewat jam 12 malam. Masih banyak orang-orang yang berlalu lalang."
"Tidak, Laura. Kau tidur di sini saja." Mona memeluk lengan Laura dengan erat, sama persis seperti apa yang Hyuna lakukan pada Aksa. Dia lalu melirik ke arah Hyuna dengan tajam.
"Ajari istrimu ini untuk berlaku sopan pada seorang tamu, Aksa. Apa dia tidak pernah mendengar kalau tamu adalah raja?" Sinisnya dengan tajam dan pedas. Lalu kembali melihat ke arah Laura. "Ayo Sayang, biar tante antar ke kamar."
"Tapi Tante-"
Laura tidak dapat melanjutkan apa yang ingin dia katakan karena tubuhnya sudah ditarik paksa oleh Mona, sementara Hyuna dan Aksa hanya bisa diam melihat mereka. Semakin mereka melawan, maka Mona pasti akan semakin membuat masalah dan keributan.
"Ck." Hyuna berdecak kesal saat melihatnya. Namun tiba-tiba Aksa merangkulnya sampai membuat dia mendongak ke arah laki-laki itu.
"Bagaimana kalau kita tidur di ruang kerja aja? Di sana 'kan ada matras, kita bisa pakai itu."
Wajah yang suram dan kusut tiba-tiba langsung cerah saat mendengar apa yang Aksa katakan. "Kau benar, Mas. Ayo, aku akan menyiapkannya!"
Mereka berdua lalu pergi ke ruang kerja yang berada tepat di samping kamar utama. Ruangannya cukup kecil dan hanya ada meja, beberapa kursi dan lemari penyimpanan berkas saja. Itu sebabnya Aksa harus memindahkan meja dan kursi agar mereka bisa tidur di ruangan itu.
***
Tepat pukul 2 malam. Laura terbangun dan hendak ke dapur untuk mengambil minuman karena tenggorokannya sangat kering.
Dia yang baru keluar dari kamar dan hendak menuruni anak tangga, tidak sengaja mendengar suara rintihan seseorang. Sontak langkahnya terhenti, dan dia semakin menajamkan pendengarannya untuk mendengar asal dari suara itu.
Laura lalu berjalan ke arah ruangan yang berada tepat di samping kamar yang dia tempati. Sebenarnya dia tahu suara apa itu, tetapi karena rasa penasaran. Dia membuka pintu itu dengan pelan dan mendorongnya sampai menampakkan pemandangan yang membuatnya menelan salive.
Setelah tempat tidur tersusun rapi, tentu saja Aksa meminta jatahnya untuk malam ini. Walaupun merasa lelah, Hyuna tetap melayani suaminya dengan baik bahkan sampai pukul 2 malam, Aksa masih tetap menggempur Hyuna karena tidak pernah merasa puas.
Laura kembali menutup pintu itu dengan keringat dingin. Jantungnya berdegup kencang karena menyaksikan adegan dewasa yang ada di depan matanya, membuat bagian bawahnya berkedut.
"Kau masih saja sangat seksi seperti dulu, Aksa. Ah, aku ingin sekali berada di bawah tubuhmu lagi."
Laura memejamkan matanya sambil membayangkan jika dialah yang saat ini sedang bermain dengan Aksa, dia bahkan menyentuh tubuhnya sendiri untuk memuaskan hasr*at yang sudah mulai naik ke permukaan.
Tubuh Hyuna dan Aksa mengkilap karena keringat yang mengucur deras akibat pertempuran yang baru saja selesai. Apalagi tidak ada AC di dalam ruangan itu, membuat peluh membanjiri tubuh dan terasa lengket.
"Mas, aku mau mandi. Gerah banget nih."
Hyuna mencoba untuk melepaskan tangan Aksa yang melingkar diperutnya. Dia merasa risih dan juga lengket, sungguh sangat tidak nyaman.
"Ini sudah malam, nanti kau sakit kalau mandi, Dek."
Aksa tidak mengizinkannya. Lagi pula Hyuna tidak bisa mandi di kamar yang ada air panasnya, karena saat ini kamar itu sedang ditempati oleh seseorang.
"Tapi Mas, aku enggak bisa tidur kalau kayak gini."
Hyuna tetap keukeh ingin mandi walaupun sudah di larang oleh Aksa. Terpaksa laki-laki itu menarik tangannya dari perut Hyuna, tetapi dengan tetap memejamkan kedua matanya.
Hyuna lalu memunguti pakaiannya dan kembali memakainya, dia beranjak keluar dari ruangan itu dan berlalu masuk ke dalam kamar.
"Apa yang kau lakukan?" Hyuna memekik kaget saat melihat apa yang Laura lakukan di dalam kamar.
•
•
•
Tbc.