Keikhlasan Hati Anita

***

Suara kicauan burung menjadi alarm Anita segera bangkit dari tidurnya, ia tersadar semalam tertidur saat sedang mengaji.

Hari ini ia berniat untuk berziarah ke makam orang tuanya.

"Rum hari ini aku gak ke toko ya...mau kemakam mama papa".Tulis Anita agar Arum tidak khawatir.

Sebelum pergi kemakam ia hendak membuat sarapan tapi saat melihat isi kulkas yang kosong karena baru kemarin ia tinggal makanya ia memilih memesan makanan.Sambil menunggu pesanannya ia segera membersihkan diri.

Toktoktok

*M*ungkin itu pengantar makanan.Gumam Anita segera membuka pintu.

"Ini pak uangnya".Setelah menyerahkan uang ia langsung masuk menyantap makanannya.

Setelah dirasa sudah siap Anita melanjutkan niatnya menuju makam orang tuanya dengan memesan ojol agar lebih irit pikirnya.

DI MAKAM

Sebelum menuju makam ia mampir sebentar ke toko bunga yang ada di sekitar makam untuk membeli dua buket bunga.

Perlahan tapi pasti Anita mendekati makam kedua orang tuanya kemudian meletakkan buket bunga yang tadi sempat ia beli.

"Assalamualaikum ma..pa".Ucap Anita berjongkok diantara dua makam itu.

"Maafkan Anita baru sempat kesini lagi..Anita sangat merindukan kalian".Butiran bening mulai lolos dari pelupuk matanya.

"Ma..pa..maafkan Anita karena tidak bisa mempertahankan pernikahan Anita dengan mas Danil".Ucap Anita lirih.

"Aku tau kalian kecewa dengan Anita..Anita juga tak menginginkan berada dalam keadaan seperti ini..".Lanjutnya terasa berat.

"Nita sangat merindukan kalian..Anita butuh kalian".Seketika juga tangisnya pecah.

Tak mampu melanjutkan perkataannya lagi hanya bisa menunduk merasakan sakit yang teramat dalam.

Setelah dirasa sedikit tenang Anita memilih bangkit meninggalkan pemakaman.

"Nita pamit yaa..Nita janji akan sering sering kesini".Pamit Anita kemudian melangkah keluar dari pemakaman.

Sepeninggalkannya dari pemakaman ia memilih berjalan kaki mungkin nanti saat sudah lelah berjalan baru ia akan memesan ojol pikirnya.

***

Ditengah perjalanan Anita memilih singgah sejenak di sebuah taman yang sangat indah dengan bunga bunga yang berjejer rapi serta pepohonan yang rindang.

Merasakan kesucian membuat ia kembali mengingat lukanya, semakin lama luka itu semakin melebar tidak ia sadari air mata sudah lebih dulu lolos sebelum diminta.

Semakin merasakan sakit semakin deras pula air matanya.

Pov Anita

Aku berusaha untuk melupakan sakit yang kurasa tetapi semakin aku berusaha melupakan semakin dalam pula sakit yang kurasa, aku memang menyadari tidak mudah untuk melupakan begitu saja, rasa yang sudah aku tanam beberapa bulan ini tak berbuah manis sehingga mengharuskanku menguburnya dalam dalam.

Sangat lucu bukan??..aku berusaha kuat tapi nyatanya aku terluka. tak mudah untuk segera bangkit sedangkan aku harus kembali menata hidupku yang berantakan ini.

Di dalam sunyi kududuk seorang diri, kalau kutau akan seperti ini tak akan ku memulai membuka hati yang membuatku hidup dalam ilusi.

Teringat ku akan suatu memori indah disaat engkau mengucap janji suci dihadapan para saksi.

Dalam bayangan kelabu ini hanya satu yang pasti cintaku akan abadi biarkan tertanam seiring berlalunya waktu.

Gumaman Anita tanpa sadar menatap kosong kedepan dengan air mata yang masih setia menggambarkan rasa sakitnya.

"Aku harap kau akan bahagia mas dengan wanita pilihanmu...aku kalah mas, dan kaulah yang menang karena telah mengambil tempat dalam hatiku, aku tak tau kedepan apakah aku mampu melupakanmu tapi aku akan tetap berusaha akan hal itu".Lanjutnya bergumam.

Pov Off

Sebuah rasa yang masih baru tapi tak mampu berlalu.

Ting ting ting

Pesan masuk membuyarkan lamunan Anita.

"Kenapa lagi dengan wanita itu".Ucap Anita saat melihat ternyata Jessi yang mengirim pesan kepadanya.

"Hahah kasian banget si loo".

"Kita lihat kan siapa yang menang"

"Buktinya mas Danil lebih memilih aku dari pada kamu"

Tulis pesan beruntun Jessi.

"Ia aku ngaku kalah oleh wanita yang merebut suami orang..semoga kalian bahagia".Balas Anita merasa sakit dengan tulisannya sendiri.

"Tapi satu yang aku inginkan..tolong jangan kamu sakiti mas Danil".Lanjutnya lagi.

Tak kunjung mendapat balasan pesan dari Jessi tak mau ambil pusing.

Sambil menunggu hatinya sedikit tenang ia menerawang jauh entah kemana, memikirkan langkah hidup yang akan ia tempuh kedepannya.Karena ia sadar tak mungkin dirinya selalu berada pada titik ini,ia harus menarik garis hidupnya agar tetap berjalan.

Aku harus bangkit bagaimana pun caranya.Katanya pada diri sendiri.

Tak terasa hari mulai semakin panas karena memang sang mentari sudah berada di atas kepalanya, tak mau membuat dirinya merasakan panasnya mentari memilih beranjak dari duduknya mencari tempat yang lebih teduh.

.

.

.

.

.

"*Te*tap teruskan hidupmu walau keadaan seakan tak memihakmu".-St khadijah-

Maaf ya jika episodnya semakin pendek karena author juga punga kesibukan tapi author usahakan up setiap hari.

Happy reading

Assalamualaikum💚