Wanita Bayaran

Ciuman mereka tiba-tiba terhenti, kala Dave langsung mendorong tubuh Margaret, Dave berjalan cepat menuju kamar mandi, memuntahkan semua isi dalam perut nya.

"Sial" umpat Margaret, sambil menggosok bokongnya yang terasa sakit akibat jatuh dari pangkuan Dave. Margaret berjalan menghampiri Dave, dan langsung memijat pundak belakang Dave. "Kau sakit?" tanya nya. "Lebih baik kita ke dokter"

"Panggilkan Rifqi"

"Aku? memanggil Rifqi?"

"Ya, siapa lagi? hanya kamu yang ada di sini."

Dengan muka yang cemberut, Margaret berjalan keluar memanggil Rifqi agar segera masuk ke dalam.

"Ada apa tuan?" Tanya Rifqi saat sudah berada di dalam.

"Bawa aku ke rumah sakit sekarang" Pintah nya.

"Baik tuan."

Rifqi membantu Dave berjalan menuju mobil, di susul Margaret dari belakang, yang tak ingin kehilangan kesempatan. Saat mereka berjalan, tiba-tiba saja mereka berpapasan dengan Jasmin. Dave menciun dalam-dalam aroma parfum Jasmin, membuat Dave merasa tenang.

"Hey, kamu" panggil Dave namun Jasmin tetap berjalan, tak menghiraukan sama sekali panggilan Dave.

"Kau tidak punya kuping, hey .."

"Maaf, anda memanggil saya?" tanya Jasmin.

"Ya, siapa lagi jika bukan kamu. Kamu ini apa punya kuping atau tidak?"

"Maaf, namaku Jasmin bukan hay.." Jawab tegas Jasmin.

"Hey, dia atasan mu, tidak sopan sekali kamu berbicara seperti itu." Margaret maju mendekat ke arah Jasmin, Margaret merasa tertantang dengan sikap Jasmin.

Jasmin tersenyum dan sesaat membungkukan sedikit badan nya dan berlalu meninggalkan mereka, Margaret merasa geram dan mau mengejar Jasmin namun Dave melarang nya.

"Sudahlah, biarkan saja."

"Tapi dia tidak sopan."

"Tidak masalah."

"Ayo tuan, sekarang kita ke rumah sakit." Timpal Rifqi.

Di perjalanan, Margaret terus saja memberikan perhatian pada Dave, dengan berbagai macam alasan, berbagai macam rayuan, agar Dave mau menerima nya kembali. Rifqi yang melihat dari kaca spion tegah, hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Margaret, yang terlalu berlebihan menurutnya. "Sekali ular, tetap ular" batin Rifqi.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

"Ju-unior.." Ucap Jasmin terbata kala melihat Junior berada di depan rumah nya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jasmin sambil menatap sepupunya yang sudah lama tidak bertemu.

"Aku .."

"Tunggu, kenapa penampilan mu seperti ini? kenapa kau terlihat sangat kacau?" tanya Jasmin, lalu membuka pintu rumah nya. "Masuklah" Jasmin mempersilahkan Junior untuk masuk ke dalam.

"Ibu .." Teriak Ryan saat melihat ibunya membuka pintu, Jasmin relebarkan kedua tangan nya agar Ryan masuk ke dalam pelukan nya.

"Ibu?" Gumam Junior, mentapa Jasmin dan Ryan secara bergantian.

"Ryan rindu ibu."

"Ibu pun juga sayang." Jasmin mengecup seluruh wajah anaknya. Dan lagi-lagi membuat Junior bertanya- tanya. Apakah Jasmin telah menikah dengan seorang duda, yang memiliki satu anak.

"Tidak usah terkejut begitu, duduklah nanti akan kuceritakan semuanya." Ucap Jasmin saat melihat wajah Junior yang mulai kebingungan. "Sayang, dia uncle mu, dia kakak sepupu ibu."

"Hay uncle, nama ku Ryan. Senang bertemu dengan mu." Ucap Ryan sambil mengulurkan tangan nya.

"Senang bertemu dengan mu juga sayang."

"Ouh yah kak, jadi bagaimana bisa kau menemukan ku, dan apa yang terjadi padamu? kenapa kau terlihat begitu kusut seperti jemuran yang sudah lama tergantung."

"Aku pusing, harus mencerita kan semuanya dari mana."

"Tunggu sebentar, aku buatkan kak Junior minum dulu." Ucap Jasmin. "Ayo sayang bantu ibu." ajak Jasmin pada Ryan anaknya.

Beberpa saat kemudian, Jasmin membawakan minuman pada Junior, "diminum dulu kak."

"Terima kasih."

"Jadi ceritakan apa yang terjadi padamu kak?"

Lalu Junior menceritakan semua masalah nya pada Jasmin, tanpa ada yang terlewatkan sama sekali, tidak ada yang di tambah dan tak ada yang di kurangi. Membuat Jasmin meneteskan air matanya mendengar cerita sang kakak sepupu.

"Kenapa kau tega kak? kenapa kau tega mempermainkahn hati Disthi?"

"Aku menyesal, sungguh aku sangat menyesal."

"Lalu apa dengan menyesal semua akan kembali seperti semula? tidak bukan?"

Junior menundukan kepalanya, benar kata Jasmin. Apa semua nya bisa kembali seperti semua, saat kita menyesali kesalahan apa yang telah kita perbuat, apalagi ini mengenai masalah hati dan perasaan.

"Kau ingat bagaimana kisah cintaku? kau ingat bagaimana aku merasakan sakit yang begitu sangat menyiksa? kau ingat bukan, bagaimana perjuangan ku untuk menyembuhkan luka itu? dan aku yakin ini lah yang saat ini Disthi rasakan. Dia benar-benae terluka akibat perbuatan mu kak."

"Aku menyesal, sungguh sangat menyesal." Lirih Junior, dan tanpa terasa air mata nya juga jatuh membasahi pipinya.

"Sudahlah, lebih baik kak Junior istirahat saja dulu. Jangan terlalu menyiksa dirimu, nanti kau sakit kak."

"Tapi kau belum cerita tentang dirimu Jasmin, dan siapa Ryan itu? apa kau sudah menikah dengan duda yang memiliki anak?"

Jasmin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Lalu?"

"Dia anak yang aku anggat, tapi sudah ku anggap sebagai anak kandung ku sendiri, dia hidupku, dunia ku, nyawaku."

"Kau, memang wanita hebat. Memiliki hati bak malaikat. Siapa pun pria yang memiliki mu kelak, aku yakin dia sangat beruntung."

"Sudah lah berhenti memujiku, lebih baik kak Junior istirahat di kamar Ryan."