The Love Struggle

“Oh sweety. Kamu rindu sama paman Khaleed ya?” tanya Khaleed sembari mendekati sosok yang mungil dan meninggalkan pekerjaan sementara waktu.

“Paman yu tita main boneta ” ucap sosok mungil tersebut dengan cadelnya sambil menenteng sebuah boneka kelinci berwarna putih ditangan mungilnya.

Khaleed pun segera menggendong sosok mungil tersebut dan mencium pipinya beberapa kali saking gemasnya.

“Zaynab mau main sama paman ya? Zayn mana kok nggak bareng sama kamu?” tanya Khaleed sambil menatap ke arah pintu yang memang lupa ia tutup.

“Cain natal paman Leed. Cenab ajak Cain main boneta tapi Cain titak mau paman” keluh Zaynab dengan bibir mungilnya mengerucut yang membuat Khaleed tambah gemas.

Khaleed membayangkan jika Zaynab besar nanti, banyak pria yang akan mengantri untuk mendekatinya. Zaynab memiliki mata bulat dengan bulu mata lentik yang panjang dan kornea mata berwarna coklat muda persis dengan warna mata Shanum, bibir mungil yang pink merona serta hidung kecil yang terlihat mancung meskipun masih kecil. Begitu pun juga dengan kembarannya, Zayn adalah versi cowok dari Zaynab sendiri.

Sementara itu, Shanum berlari kecil sambil mencari keberadaan Zaynab yang tiba-tiba menghilang saat dia pergi sebentar untuk buang air kecil. Shanum melihat pintu ruang kerja Khaleed tumben terbuka. Ia pikir mungkin Zaynab ada di dalam sana. Saat berdiri di dekat pintu, ia melihat Zaynab digendong oleh Khaleed yang belum sadar akan kehadirannya. Pria muda yang sudah dianggapnya sebagai kakaknya sendiri namun tidak dengan Khaleed, memang awalnya dia mengganggap Shanum sebagai adiknya namun seiring waktu perasaan sayangnya berubah menjadi cinta pada seorang wanita.

“Permisi kak, Maaf jika Zaynab mengganggu” ucap Shanum sambil mengambil Zaynab dari gendongan Khaleed.

“Zaynab tidak mengganguku sama sekali. Zaynab dan Zayn kan anakku sendiri”ucap Khaleed keceplosan karena mengikuti kata hatinya yang berharap menjadi suami Shanum yang ingin menjaga mereka selamanya.

Shanum yang mendengar hal tersebut tercenung dan merasa aneh namun Khaleed secepat mungkin meralat ucapannya karena tak ingin Shanum salah paham meskipun itu perkataan jujur dari dalam hati Khaleed.

“Aduh mulutku ini. Maksudku karena kamu adalah adikku dan mereka adalah keponakanku jadi mereka seperti anakku juga” ucap Khaleed dengan gugup.

Sudah sejak lama Shanum melihat tatapan Khaleed kepadanya berubah. Ia merasa jika Khaleed sangat peduli padanya bukan sebagai adik tapi sebagai wanita namun ia tidak mau menebaknya lebih jauh yang bisa membuat hubungan keduanya tambah canggung.

Pada waktu yang sama di lain tempat, Ziyad dengan tatapan kosongnya merenung di kamarnya. Tubuhnya sangat kurus dan tidak terawat seperti dulu. Sudah 2 tahun lebih dia mencari keberadaan Shanum namun belum ditemukan sampai sekarang. Ziyad benar-benar sangat menyesal dan telah meminta maaf kepada Farhan sepupunya dan semenjak perbuatan keji Kayla terbongkar hubungan kekerabatan keduanya terputus dan Ziyad tidak akan mau memaafkan Kayla dan Rania sampai kapan pun. Kayla sekarang sedang melakukan perawatan di rumah sakit jiwa.

Flashback off

Khaleed, Ziyad beserta keluarganya sedang menyantap makanan siang yang dipesan sebelumnya sesuai dengan rekomendasi dari Khaleed. Mereka semua sangat menikmati makanan tersebut namun Ziyad merasa familiar dengan masakan tersebut dan merasa curiga. Tiba-tiba perkataan mamanya terlintas yang mengatakan jika anak kembar tadi sangat mirip dengannya terbayang di pikiran Ziyad.

“Khaleed. Apa kamu bisa mempertemukanku dengan pemilik restauran ini?” tanya Ziyad tiba-tiba saat Khaleed baru saja menghabiskan makanannya

“Ada urusan apa?” tanya Khaleed kebingungan sambil mengelap mulutnya dengan serbet bersih.

“Aku ingin memastikan sesuatu. Tolong sekali saja” ucap Ziyad memohon sontak membuat Khaleed dan keluarga Ziyad kebingungannya

“Nak. Kamu kenapa tiba-tiba ingin bertemu dengan pemilik restauran ini?” tanya Ayahnya Ziyad penasaran

“Nanti Ziyad jelaskan setelah bertemu dan memastikannya pa”ucap Ziyad dengan ekspresi tegang dan berharap

“Baiklah. Nanti aku sampaikan padanya tapi sebelum itu kamu harus beritahu aku dulu apa maksud tujuanmu ingin bertemu dengannya karena ia bukan wanita sembarangan”kata Khaleed dengan ekspresi tidak enak. Ia merasa ada yang aneh dengan Ziyad dan entah kenapa ia juga merasa tidak ingin mempertemukan keduanya.

Keluarga Ziyad akhirnya mengerti dan segera meninggalkan ruang VVIP dan keluar dari restauran tersebut dan menunggu Ziyad di mobil setelah menghabiskan makan siangnya masing-masing. Setelah keluarga Ziyad pergi, Khaleed dan Ziyad mengobrol kembali secara pribadi.

“Sebenarnya aku merasa familiar dengan masakan ini” ucap Ziyad sambil menatap piring makanan yang sudah kosong karena isinya sudah ada di dalam perut Ziyad.

“Mungkin kebetulan saja racikan bumbunya sama bro atau kamu pernah pesan secara online sebelumnya disini?” tanya Khaleed meyakinkan Ziyad agar Ziyad tidak perlu bertemu dengan wanita pujaan hatinya.

“mana bisa aku memesan secara online di Johor Bahru sedangkan aku tinggal di Kuala lumpur”ucap Ziyad sambil berpikir

“Iya juga ya. Baiklah lain kali. Aku akan mempertemukan kalian. Bukan sekarang karena waktu sibuknya dia”ucap Khaleed dengan serius

“Baiklah kalau begitu. Aku akan kembali besok bro”ucap Ziyad dan berpamitan dengan Khaleed.

Setelah kepergian Ziyad, Khaleed juga meninggalkan ruang VVIP tersebut dan hendak bertemu neneknya di rumah. Semenjak Shanum memiliki restauran dan membeli rumah yang letaknya persis di samping restaurannya supaya mudah baginya sedangkan jarak rumah nenek Uzma agak jauh dari restauran milik Shanum. Shanum memulai bisnis tersebut dengan bantuan dari nenek Uzma mulai dari nol serta nenek Uzma pula yang merekomendasikan Shanum untuk membangun sebuah restauran setelah memakan masakan Shanum yang sangat lezat. Shanum memang sangat berbakat dalam memasak bahkan dia pernah menjadi kepala chef di salah satu hotel bintang lima di Jakarta, Indonesia.

Kediaman nenek Uzma

Khaleed memasuki rumah dan mendapati neneknya sedang membaca buku di ruang keluarga. Nenek Uzma sudah tidak bekerja lagi di perusahaannya dan menyerahkan semuanya kepada Khaleed karena beliau sudah sangat tua dan tidak sanggup lagi mengurus perusahaan peninggalan mendiang suaminya.

“Assalamu Alaikum nek” ucap Khaleed dan berjalan mendekati neneknya

“Wa Alaikum salam. Kok tumben cepat balik nak? Bagaimana kabar Shanum dan si kembar?”tanya nenek Uzma sambil menutup buku yang dibacanya

“Mereka baik nek. Khaleed ingin mengatakan sesuatu yang penting”ucap Khaleed dengan serius

“Sepenting apakah itu?. Duduk dulu disini”ucap nenek Uzma dan menepuk sofa meminta Khaleed untuk duduk di dekatnya

“Khaleed nggak tahu nenek setuju atau tidak. Tolong restui Khaleed untuk menikahi Shanum nek. Khaleed sudah lama jatuh hati padanya. Maaf Khaleed baru berani mengatakannya sekarang nek” ucap Khaleed bersungguh-sungguh sambil memegang tangan neneknya yang mulai keriput.

“Sebenarnya nenek sudah lama mengetahui perasaanmu pada Shanum. Tapi kamu tidak boleh menikahinya”ucap nenek Uzma dengan serius dan merasa iba dengan cucu laki-laki satu-satunya yang ia miliki.

“Kenapa tidak boleh nek? Apa karena dia adalah cucu angkat nenek? Meskipun awalnya Khaleed mengganggap Shanum seperti adikku sendiri tapi tidak sedarah. Jadi Khaleed bukan mahramnya nek.”ucap Khaleed berusaha meyakinkan neneknya

“Alasannya bukan karena itu nak. Nenek belum sepenuhnya mengatakan bagaimana Shanum bisa bersama kita selama ini dan kejadian yang pernah ia alami sebelumnya. Nenek tidak pernah mengungkitnya kembali karena nenek melihat Shanum mulai terlihat bahagia semenjak si kembar lahir”ucap nenek Uzma bersikeras menolak niat baik cucunya.

“terus alasannya apa nek? Khaleed tidak pernah membahas tentang pernikahan sebelumnya karena tidak ada perempuan yang membuatku jatuh cinta selain Shanum. Tolong apa pun alasannya. Izinkan Khaleed menikahinya nek”ucap Khaleed frustasi