Seorang pendekar hebat mengalami peristiwa tragis, yang membuatnya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi. Dengan ingatan masa lalu yang kuat, pendekar itu memadukan keahlian bela diri yang luar biasa dengan pengetahuan medis dan alkimia yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.
Dengan tekad untuk memanfaatkan kemampuannya demi kemanusiaan, pendekar ini merajut kembali jaringan yang terputus, menciptakan pil-pil tingkat tinggi yang dapat memulihkan bahkan orang-orang yang hampir mati. Dengan pil-pil ajaibnya, jiwa-jiwa yang hampir terlepas dari tubuh mereka diambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup. Kekuatan alkimia dan medisnya menjadikan pendekar ini sebagai penyelamat bagi banyak nyawa yang terancam lenyap.
Namun, dengan kekuatan besar dan tanggung jawab yang tak terelakkan, pendekar ini harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakan-tindakannya yang mengganggu keseimbangan hidup dan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengobati Ahn Jiu
Wang Taoran bangkit dari kursi yang di dudukinya, dia berjalan ke arah pria yang terluka itu dengan sangat santai, raut wajahnya tetap menunjukkan ketenangan, seolah tidak mengkhawatirkan apa pun.
Perlahan tangan bocah itu meraih pergelangan tangan kiri pria yang terluka, sementara matanya menatap tubuh lemah dari pasien pertamanya itu, sambil sesekali menghela nafas berat. Dahinya berkali-kali berkerut, namun tak lama kemudian, dia segera menganggukan kepalanya.
"Prajurit! Bawakan air bersih untuk tuan Ahn berendam!" ucap Wang Taoran, membuat semua orang yang berada di dalam aula itu bertanya-tanya dalam hati, namun tidak satu orang pun berani untuk bersuara.
Para prajurit bergegas melaksanakan perintah yang di berikan oleh bocah itu, mereka menyiapkan sebuah kamar khusus untuk pengobatan, sementara jendral Wang mendekat, dan bertanya dengan hati-hati.
"Untuk apa air itu, Taoran'er?" tanya nya.
Wang Taoran melirik ke arah kakeknya, tak lama kemudian, dia pun menjawab dengan sangat tegas. "Kakek akan mengetahuinya nanti."
Setelah bak mandi yang diminta oleh Wang Taoran siap, para prajurit pun kembali berdatangan untuk melapor, sedangkan Wang Taoran mengajak jendral Wang untuk pindah ke ruangan sebelah.
Ahn Jiu saat ini telah berada di dalam bak mandi, dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Sebelumnya Wang Taoran telah mencampurkan beberapa cairan obat dan juga herbal ke dalam air pemandian, hingga warna jernih dari air itu berubah menjadi kehijauan.
Aroma herbal memancar hingga keluar dari ruangan, membuat semua orang yang saat ini berdiri di luar ruangan bisa mencium bau obat-obatan yang digunakan bocah itu. Beberapa orang nampak menajamkan indera penciuman mereka, agar bisa mengenali jenis herbal yang digunakan.
Ahn Jiu di biarkan berendam di dalam bak itu hingga hitungan 2 kali pembakaran dupa, awalnya dia terlihat sangat tenang, namun beberapa saat kemudian, terdengar suara teriakan darinya. Dia menjerit, merasakan sakit di sekujur tubuhnya, saat cairan obat yang telah bercampur dengan air itu mulai memasuki pori-pori dan menarik paksa racun yang bersemayam dalam tubuhnya.
"Aaaargh...!"
Mata semua orang langsung melotot, mereka sontak melihat ke arah Wang Taoran yang saat ini menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, wajah bocah itu terlihat polos, seolah tak berdosa.
"Obat apa yang telah kau berikan pada saudara Jiu? Kenapa dia berteriak sekeras itu! Cepat buka pintunya!" ucap Ahn Lun, wajahnya terlihat begitu panik dan khawatir.
"Tenanglah! Dan percayakan saja semua pada Taoran'er!" ucap jendral Wang. Semua orang yang sejak tadi masih berada di aula, satu persatu mulai berdatangan, mereka juga mendengar suara teriakan yang begitu memilukan dari kamar sebelah, hingga akhirnya semua orang berkumpul di tempat itu.
"Apa yang terjadi? Kenapa tuan Ahn Jiu berteriak?" tanya salah seorang pria yang sejak tadi duduk di aula. Namun semua orang hanya menggelengkan kepalanya.
"Buka pintunya!" ucap Wang Taoran, para prajurit yang sejak tadi berjaga di kamar itu segera melaksanakan titah yang di berikan pada mereka.
Krieet...
Pintu kamar tebuka, bersamaan dengan munculnya bau busuk dari arah bak mandi yang di tempati Ahn Jun. Wang Taoran segera meminta kepada para prajurit dan keluarga Ahn untuk mengangkat tubuh Ahn Jiu, dia bahkan meminta agar prajurit mempersiapkan 1 bak mandi lagi agar Ahn Jiu membilas tubuhnya.
Hoekk...
Hoek...
Orang-orang yang sejak tadi berdiri di depan kamar itu pun tiba-tiba saja memuntahkan seluruh isi perut mereka, saat mencium bau busuk yang keluar dari dalam tubuh Ahn Jiu dan juga air bekas pemandiannya. Entah campuran obat apa yang telah diberikan oleh Wang Taoran, hingga membuat hal yang mustahil itu bisa dilihat oleh semua orang.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Ahn Jiu kembali ke dalam kamar itu, sementara Wang Taoran meminta kepada salah seorang prajurit untuk mengambil kain saringan. Dia sengaja mencelupkan kain itu ke dalam air bekas rendaman tubuh Ahn Jiu, kemudian menyimpan kain itu ke dalam air bersih yang telah dipersiapkan pada sebuah wadah yang berwarna transparan.
Semua orang berdecak kagum melihat penampilan Ahn Jiu, pria itu saat ini nampak kembali berseri, setelah sebelumnya, kulit tubuh pria itu dibuat sedikit menghitam, bahkan wajahnya terlihat sangat pucat.
Ahn Jiu duduk di hadapan sebuah meja, dimana wadah air itu berada, seketika mata semua orang langsung melotot, kain yang tadi dicelupkan ke dalam air bekas rendaman tubuh Ahn Jiu ternyata mengeluarkan begitu banyak binatang kecil seperti belatung, namun dia terlihat bersisik sedikit keras dan berwarna kehitaman.
"Itu adalah racun yang telah mengendap selama beberapa tahun di dalam tubuhmu, cakar dari beast spirit monyet api memang sangat berbahaya, selain tajam, itu juga mengandung racun," ucap Wang Taoan menjelaskan, membuat semua orang yang hadir di tempat itu langsung menganggukan kepala mereka.
"Tapi bagaimana cacing itu masuk ke dalam tubuhku?" tanya Ahn Jiu.
"Saat kau terkena cakaran beracun dari beast spirit monyet api, luka yang tidak segera disembuhkan itu mengakibatkan infeksi dan memungkinkan binatang-binatang itu berkembang biak dengan sangat cepat di dalam tubuhmu, sehingga peningkatan imunitas tubuh terganggu dan pil beserta ramuan obat apapun yang kau minum tidak berpengaruh apa-apa," jawab Wang Taoran.
Semua orang kembali membeku, mereka tak menyangka jika bocah itu akan berhasil memberikan penjelasan yang begitu detail, tentang penyakit yang saat ini dialami oleh Ahn Jiu.
"Apakah saat ini aku telah sebuh?" tanya Ahn Jiu kembali.
"Tidak! Kau bahkan belum menjalani setengah dari pengobatanku, apa yang kau terima saat ini hanyalah salah satu cara untuk mengeluarkan seluruh kuman dan juga virus yang telah berkembang biak di dalam tubuhmu, namun untuk benar-benar sembuh, kau masih harus mendapatkan perawatan lanjutan," ucap Wang Taoran.
Tangan bocah itu saat ini telah memegang sebuah kotak kecil yang berisi jarum perak, dia pun meminta agar Ahn Jiu kembali membuka pakaiannya, kemudian duduk bersila dibantu oleh salah seorang saudaranya, yang akan menahan bobot tubuh pria itu dari arah belakang dan juga membantu untuk mengalirkan energi terhadapnya, agar pengobatan berjalan maksimal.
Tak...
Tak...
Tak...
Wang Taoran melemparkan satu persatu jarum perak itu pada tubuh Ahn Jiu di hadapan semua orang, tangannya nampak sangat cekatan, menancapkan jarum-jarum itu pada titik-titik tertentu, yang berguna untuk melancarkan peredaran darahnya.
Dengan cepat, bocah itu pun segera duduk, kemudian mengarahkan energinya kepada jarum-jarum yang menempel di tubuh Ahn Jiu, seketika jarum itu bergetar, membuat semua orang lagi-lagi dibuat takjub dengan teknik pengobatan yang ditunjukkan oleh Wang Taoran.
Tak hanya di kekaisaran Zhao, bahkan di seluruh kekaisaran yang ada di dunia Xingguan, mungkin masih belum ada yang menguasai teknik akupuntur getar seperti yang saat ini tengah dilakukan oleh Wang Taoran. Biasanya para tabib akan langsung memberikan pil ataupun cairan obat atau terkadang mereka menuliskan resep herbal yang harus disediakan, untuk kemudian ditumbuk dan diambil sarinya.
Keringat mulai bercucuran dari tubuh Ahn Jiu, saat ini dia merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya. Tak lama kemudian, Wang Taoran segera mengambil sebuah pisau dan melukai pergelangan tangan Ahn Jiu, dia juga meletakkan sebuah wadah besar untuk menampung darah yang telah bercampur dengan racun itu.
Darah mengucur dengan sangat deras dari pergelangan tangan milik Ahn Jiu, namun warnanya sedikit berbeda dan mengeluarkan bau yang sangat tajam, bahkan beberapa orang terpaksa harus menutup hidung mereka, karena tak kuat menahan bau busuk yang keluar bersamaan dengan darah kotor yang berwarna kehitaman itu.