NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XVI

"Mereka benar-benar menginap?" Tanya Lewly begitu Lotus telah kembali ke kamarnya, dia sangat penasaran. Lewly sedang memegang cermin kecil sembari memakai sheet mask milik Lotus tanpa ijin si yang punya.

Lotus menutup pintu kamarnya dan mendekati meja rias. Dia membersihkan wajahnya dengan kapas dan memakai pelembab. Setelah selesai wajahnya terlihat lebih cerah, Lewly memujinya tampak lebih lembab dan berkilau. Membuat Lotus tersenyum malu-malu. Tetapi kemudian dia berpose centil dan mengibaskan rambutnya percaya diri.

Lewly mendengus, sedikit menyesal tindakannya yang telah memuji gadis centil itu."Aku belum menjawab pertanyaan mu yang tadi. Ya benar mereka menginap" Ucap Lotus sambil berjalan menuju ranjangnya dan berbaring di sisi Lewly.

Lewly bergerser agar Lotus memiliki ruang cukup  untuk berbaring disisinya.

"Lihatlah!" Lotus menunjukkan video singkat dan buram yang menunjukkan Elion si direktur dan Nicole yang tampak sedang bertengkar dari ponselnya. Lewly menontonnya dengan dahi berkerut, karena kualitas yang buruk dari video tersebut, tetapi dia berusaha memahami dan menangkap maksud video tidak jelas itu.

Lotus tertawa puas dan secara berulang-ulang menonton video tersebut, menurutnya lucu sebagai hiburan. Sedangkan disisinya Lewly meringis.

"Seperti bocah SD" komentarnya, gadis itu mencopot sheet mask dari wajahnya setelah beberapa menit.

"Aku tak percaya itu benar-benar direktur kita.  Apa yang mereka ributkan sebenarnya? Kau Lotus? Oh aku sangat terkejut. Kau cantik tentu saja, namun, di kantor kita banyak sekali gadis lebih cantik yang seperti model ataupun selebritis tapi direktur memilih mu. Bukan aku menghinamu, tetapi... bagaimana ya? Ragu dan sedikit tidak percaya saja pada seleranya. Apa benar laki-laki lebih menyukai gadis yang cantik secara natural? Betapa hebatnya hal itu"

"Mereka benar-benar lucu" Pendapat Lotus, mengabaikan komentar yang menohok dari Lewly.

Gadis itu kemudian meletakan ponselnya dan menghadap Lewly.

"Apa pendapatmu?" Tanya Lotus kemudian.

"Tentang apa?" Lewly mengangkat alisnya bingung. Dia melempar sheet mask bekas pakai itu ke tempat sampah yang terletak tak jauh dari ranjang. "Tentang yang kau lihat saat ini" Ucap Lotus.

Lewly mengangkat sudut bibirnya. "Aku masih bingung, dan terkejut. Aku tak percaya saat kau membual direktur disini hanya sedang membahas urusan pekerjaan. Aku bukan orang bodoh.  Wah. Bagaimana jika yang lain tau? Pasti luar biasa. Ih dia bahkan bersembunyi. Jika kalian benar-benar membahas urusan pekerjaan. Kenapa harus bersembunyi? Ayo jawab dulu itu baru kita bahas yang lainnya"

"Jangan membuat kehebohan! Aku benar-benar membahas Pekerjaan. Kau tau sendiri aku akan menjadi asisten pribadinya. Dan dia bersembunyi agar tak timbul asumsi aneh. Aku takut yang lain memfitnah kita memiliki hubungan" Lotus bersikeras.

"Apa harus dirumah malam-malam berduan hah? Simpan saja kebohongan itu untuk dirimu sendiri. Dia bahkan bilang sendiri bahwa kau kekasihnya kan?"

"Sangat tak pandai berbohong" Sindir Lewly.

"Kau tak percaya ya?" Tanya Lotus berusaha terdengar meyakinkan.

"Tentu saja. Kenapa masih bertanya? Padahal sudah terlalu jelas".

"Jangan membuat gosip yang tak benar setelah ini ya" pinta Lotus. 

"Baiklah aku berjanji akan menutup mulutku tentang ini semua. Mungkin kau memang butuh menghadapinya sendirian dan tak mau berbagi cerita.  Asalkan kau mau mentraktirku Starbocks besok! Matikan lampunya kita harus tidur. Ingat, besok kita bekerja"

Lotus tersenyum, menuruti ucapan Lewly. Dia bersyukur gadis itu berjanji untuk menutup mulutnya,  mematikan lampu kamar dan membiarkannya gelap, hanya ada cahaya dari luar yang masuk melalui celah-celah pintu dan fentilasi atas.

"Mereka tak akan bertengkar semalaman kan?" Gumam Lotus pelan. Teringat pada Nicole dan juga Elion diluar sana.

"Tidak mungkin. Mengapa mereka harus bertengkar semalaman?" Sahut Lewly yang mendengar gumaman Lotus. Meskipun gadis itu tau bahwa Lotus hanya sedang bermonolog saja.

"Menurut mu apa benar mereka memperebutkan ku?" Tanya Lotus konyol. Lewly tak tahu apakah pertanyaan itu untuk dirinya atau bukan, tetapi dia milih menjawab saja. "Memangnya kenapa sih?"

"Sebenarnya mereka memperebutkan manajer Nia, bukan dirimu" Ucap Lewly asal.

Lotus berdecak dan menyenggol paha Lewly dengan ujung kakinya. "Jika kau menjadi aku, dan seandainya mereka benar memperebutkan ku. Seandainya ya seandainya.  Kira-kira siapa yang akan kau pilih? Nicole atau pak Elion?"

Lewly tersenyum mendengar pertanyaan menarik dari temannya itu. "Menurut seleraku tentu saja pak Elion. Aku tidak begitu mengenal keduanya secara personal dan sudut pandang cerita di balik bagaimana bisa saling mengenal sebelumnya, dan interaksi yang terjadi, sikap yang di tunjukkan dan hal lainnya yang menyangkut penilaian lebih spesifik. Tetapi secara selera kasat mata Nicola memang sangat  menarik dan tampan tetapi Elion lebih seksi"

"Kau lebih suka pak Elion? Pria galak dan super perfeksionis itu? Yang membuat minggu-minggu semua karyawan sejak kedatangannya kerepotan?" Lotus bertanya random.

Lewly dengan sabar menjawab. "Tergantung selera. Ya Pak Elion tipe ku. Dia seperti tokoh pria matang dan mapan meskipun kepribadiannya kaku, fisiknya yang luar biasa itu bonus. Keduanya ganteng banget sih bikin bingung. Tapi Nicole... bagaimana ya aku mendeskripsikan cowok blasteran itu? Dia memiliki sisi lebih liar lagi dari pak Elion.  Dia orang kaya yang memiliki prinsip hidup lebih bebas. Sangat fleksibel dan menyenangkan. Tetapi entahlah aku sendiri akan memilih Pak Elion karena lebih sejalan mungkin?! Lalu kau? Apa mereka memang benar memperebutkan mu?

Seperti tak ada gadis lain saja yang lebih oke hahahaha. Ya tapi kau oke juga sih jujur".

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Lotus ingin mendengar lebih banyak.

"Kupikir kau memang memiliki kelebihan dengan kualitas luar biasa. Kau sederhana, manis, apa adanya. Pintar. Pekerja keras. Jujur, tidak genit dan suka menghalalkan berbagai cara untuk meraih sesuatu, itu sudah lebih dari cukup. Kau juga selalu menghargai proses dan orang lain"

"Benarkah? Aku tersanjung mendengar hal baik dari orang lain tentang diriku. Tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar" Lotus mengakuinya dengan jujur.

"Yang ku katakan benar Lotus" Lewly meyakinkan.

"Padahal diriku sangat buruk"

"Itu tak benar..." Sangkal Lewly mendengar kata-kata kurang menyenangkan dari Lotus.

"Terimakasih. Aku benar-benar berterimakasih kepada mu yang melihat diriku seperti itu kalau begitu" Ujar Lotus sedikit terharu.

"Ya" Sahut Lewly tulus.

Kemudian hening tak ada lagi percakapan diantara mereka. Lotus bahkan berpikir Lewly sudah tidur jika tak mendengar gadis itu berbicara lagi.

"Lotus.... Jujur, jika aku menjadi kau, dan dua pria keren itu sedang memperebutkan diriku. Bukan siapa yang paling aku sukai dan yang paling unggul yang harus ku pilih. Tetapi siapa yang paling mencintaimu atau menyukai lebih tulus, besar dan siap mengobarkan segalanya untuk mu. Yang tidak mundur bahkan ketika tau sisi paling buruk yang kita miliki".

Lotus mendengarkan baik-baik perkataan Lewly yang mendadak terdengar amat serius itu, dia mengangguk. "itu benar, aku setuju"

"Ya kau harus setuju, Sekarang ayo tidur" Lewly tulus.

Lotus mengangguk dia meringsek mendekati Lewly dan memeluk pinggang temannya itu dengan erat.

Untuk kali ini dia merasa tak hidup sendirian.

"Lupakan dua pria aneh itu, bagaimana kalau kau menjadi kekasihku saja?" Tanya Lewly main-main. Gadis itu menaik turunkan alisnya untuk menggoda Lotus. Dia bergidik ngeri dan memundurkan tubuhnya sampai ujung kasur.

Lewly Kemudian dengan berani mendekat melayangkan ciuman-ciuman ringan di wajah Lotus dan bergerak menindihnya. Lotus mengerang dan berusaha melepaskan dirinya. Dia menahan tangan Lewly dari dirinya dan menendangnya, mereka bergulat kemudian keduanya terkikik geli dan memejamkan matanya karena kelelahan.

Lotus selalu berpikir bahwa Lewly hanyalah penggosip. Ternyata gadis itu juga bisa menjadi lebih serius. Dia berharap Lewly benar-benar menyimpan rahasianya dari orang lain

****

"Semuanya sudah terjadwal, mulai nanti kau yang mengatur jadwal. Untuk sekarang kau tinggal mengingatkan kegiatan yang harus dia hadiri. Menyiapkan keperluannya dan mencatat setiap detail dari tiap rapat atau meeting. Pencatatan administrasi kau yang pegang, komunikasi ke berbagai pihak, mengorganisir dan menyampaikan pesan.  Dan membantunya melakukan apapun. Itu sangat penting. kau harus lebih tangkas dan gesit. Semua informasi pekerjaan harus kau hafal di luar kepala" Nasihat Sekretaris Riko dengan wajah datarnya. "Kau juga bekerja sama dengan sekertaris dari kantor kok tenang saja"

"Ya aku tahu hal itu" Sahut Lotus sambil menata beberapa barang di meja kerjanya yang baru. Dia sudah melakukan research tugas sebagai seorang asisten pribadi sebelumnya.

"Jika ada yang tidak kau mengerti kau boleh bertanya kepadaku" Tambah Sekertaris Riko.

Lorus mengangguk dan tersenyum ramah. "Tentu saja, terimakasih banyak ya. Atas kebaikan hatimu!! Lain kali aku akan mentraktir mu minum kopi atau makan bersama"

Sekertaris Riko hanya mengangguk pelan sebagai respon, masih dengan wajah tanpa ekspresinya. Dia memang dingin. Pria itu kemudian pergi meninggalkan Lotus sendirian, membiarkan gadis itu untuk menata ruangannya sendiri dan mengatur semuanya sesuka hati. Lotus membereskan folder yang tidak terurus karena ruangan itu sudah lama kosong dan tak pernah digunakan. Menggeser meja dan lemari sendirian.

Dia ingin ruangannya terlihat rapi agar enak di pandang dan bisa membuatnya nyaman. Karena setelah ini, dia akan lebih sering menghabiskan banyak waktu bekerja di dalam sana. Gadis itu sama sekali tidak meminta bantuan siapapun untuk beres-beres. Dia mengerjakan semuanya sendirian dari mulai membersihkan debu, mengelap semua sudut ruangan dan juga mengepel. Beruntung tidak terlalu sulit karena para office boy selalu rutin membersihkannya meskipun tetap kurang tersentuh.

Ruangannya tidak terlalu besar, hanya memuat meja kerjanya di ruangan terbuka sebelum pintu masuk ke ruang direktur.

Tetapi disana cukup perlu di perhatikan karena akses ke ruangan direktur pasti melewati mejanya. Katanya nanti kalau sudah ada akan ada sekertaris juga denganya.

Sentuhan dekorasi interior sebelumnya sudah cukup rapi dan bagus, dengan nuansa modern yang tampak elegan. Sekarang Lotus semakin mempercantiknya dengan bantuan tangannya yang lihai.

Dari ruangan direktur dia akan terlihat jelas karena sekatnya adalah dinding kaca.

Elion bisa memperhatikan Lotus dengan leluasa, sebanyak yang dia inginkan. Elion sendiri kini sedang larut dalam pekerjaannya, tetapi sesekali dia akan melirik Haechan yang masih sibuk beres-beres di luar, gadis itu belum juga selesai dari pagi buta dari awal kedatangannya ke kantor. Pria itu tersenyum tipis dan kembali menatap layar komputernya untuk kembali menggarap Pekerjaannya. Tetapi ia tak bisa sefokus sebelumnya. Apalagi saat kembali melirik Lotus dan mendapati gadis itu naik ke atas mejanya sendiri dengan sepatu tumit tingginya yang lancip hanya untuk menaruh pot bunga diatas lemari tinggi di sebelah kursinya.

Gadis itu berjinjit, memperlihatkan kakinya yang telanjang dan betisnya yang mengencang. Elion tak bisa menunda lebih lama lagi untuk membawa dirinya mendekati Lotus.

Gadis itu memang membuyarkan konsentrasinya. Namun, meskipun menganggu tetapi justru Elion merasa lebih bersemangat dan merasa suasana hatinya berada dalam kondisi paling baik. Wajahnya yang selalu terlihat suram kini terlihat cerah meskipun tanpa senyuman.

Pria itu berdiri dari kursinya dan berjalan tenang  keluar ruangan  dengan tangan bersedekap dada. Dia berdiri dengan bersandar di pintunya sambil memperhatikan Lotus yang sedang sibuk beres-beres.

Tubuhnya menegang saat Lotus tiba-tiba melompat begitu saja seperti seekor kucing dari atas meja. Padahal meja itu di desain cukup tinggi dari lantai.

Gadis itu sudah gila, jangan lupa, dia memakai sepatu bertumit tinggi.  dia tak takut jatuh ataupun tersandung. Elion bisa membayangkan pasti lututnya sakit ataupun tumitnya bermasalah karena sepatu sialan itu. Tetapi Lotus tampak baik-baik saja. Wanita memang ajaib. Hanya wanita yang bisa melakukan hal itu.

Wajah Elion sudah pucat karena khawatir, sedangkan yang di khawatirkan menelengkan kepalanya dengan alis berkerut begitu bertatapan dengan Elion.

"Ah maaf, saya baru saja menaruh sesuatu. Ada yang bisa saya bantu pak?" Ucapnya sambil menepuk-nepuk roknya yang terkena debu. Elion menghela nafasnya, dia semakin mendekat kearah Lotus.

"Aku butuh recharge energi" Ucapnya datar.

"Ah, iya pak. sebentar lagi jam istirahat" Gumam Lotus dengan polos.

"Bukan itu" sahut Elion.

"Hah?" Kata Lotus bingung.

"Kemarilah" Elion menarik bahu Lotus dengan lembut dan menenggelamkan tubuh besarnya ke tubuh Lotus yang lebih kecil. Pria itu melingkarkan lengannya yang kekar ke pinggang Lotus yang ramping dan membentuk lekukan indah seolah akan patah jika  tertiup angin.

Pria itu menenggelamkan wajahnya pada celuk leher Lotus dan mengendus aroma tubuhnya yang  terasa manis dan segar menenangkan. Ototnya yang kaku perlahan mengendur.

Tubuh Lotus seketika mematung di tempatnya. Lidahnya juga kaku, hingga dia tak mampu mengucapkan sepatah katapun.  Tetapi matanya bergerak gelisah takut jika ada karyawan yang memergoki mereka.

Dia tak punya kuasa untuk mendorong pria itu, karena Elion melakukannya dengan begitu lembut, jauh dari kesan kurang ajar yang bisa membuatnya melemah.

Tubuh Lotus yang awalnya tegang perlahan menerima Elion. Tanpa sadar dia mengulurkan tangannya untuk membalas pelukan Elion. Gadis itu juga menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.

Diam-diam Elion tersenyum lebar. Apalagi hari ini Lotus terlihat sangat manis dengan setelan blouse berwarna cornflower blue dengan rok putih berenda lucu. Rambutnya yang pendek dia kuncir kuda setengah menggunakan pita berwarna merah. Manis sekali seperti seorang gadis belia. Rambutnya tampak berkilau dan halus. 

Elion menang kali ini, dia berhasil menjadikan Lotus sebagai asistennya meskipun dengan diawali drama dan memaksanya sehingga Lotus tak memiliki pilihan lain selain mengiyakan. Kecuali gadis itu memang tidak keberatan keluar dari bagian karyawan adhikara group.

"Aku tak suka pria aneh yang waktu itu " Bisik Elion lirih. "Pria penganggu di sekitar mu"

Lanjutnya dingin.

Lotus terkikik geli karena bibir Elion bergerak-gerak di Ceruk lehernya. Memberikan getaran yang menggelitik. "Haha, umm aku ingatkan namanya Nicole, dan dia bukan pria aneh. Dia pria baik" Kata Lotus bersusah payah.

"Siapapun itu aku tak peduli, Jauhi pria aneh itu" Ujarnya tak senang Lotus memujinya.

"Dia bisa menjadi klien bisnis" Kata Lotus iseng "Dia pebisnis loh".

"Jauhi pria itu. Jika tidak itu akan menyakitinya" ulang Elion, kali ini lebih serius. Pria itu menarik wajahnya menjauh dari Lotus agar bisa menatap wajah gadis itu.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Lotus dengan alis menukik ketika mata mereka bertatapan dengan intens.

"Karena dia menyukaimu. Itu sudah jelas dan kau juga mengetahui hal itu. Benarkan? Kau mau mempermainkannya?" Tanya Elion tajam.

"Tidak! Aku bukan gadis yang seperti itu! Mempermainkan perasaan seseorang"  bela Lotus tak terima, mendengar sesuatu yang seperti itu dari mulut Elion.

"Ya maka jauhi" tegas Elion.

"Kenapa harus?"

"Karena kau akan menjadi miliki  dengan atau tanpa persetujuan dari dirimu sendiri. Dia tak memiliki kesempatan untuk bisa bersamamu" Ucap Elion percaya diri. Dia mengucapkannya dengan nada yang angkuh.

"Apa kau serius dengan apa yang kau ucapkan? Perkataan mu bisa membuatku salah paham!"

"Aku serius" Tegas Elion.

"Aku bukan milik mu!! Percaya diri sekali!" Kata Lotus tak terima, semburat merah langsung menghiasi pipinya.

"Aku tak peduli!"

Lotus memutar matanya mendengar jawaban Elion. "Tapi aku menyukainya" Ucap Lotus jujur.

"Dia pria baik dan bertanggung jawab"

Elion tersenyum miring dengan rahang menguat. "Kau hanya menyukainya sementara. Mungkin itu hanya kagum. Bukan tergila-gila kepadanya" Balas Elion tak ingin kalah.

"Aku memang bekerja untuk mu, bekerja di bawahmu. Tetapi untuk hal pribadi kau sama sekali tidak memiliki hak atas diriku. Aku tak ingin berada di bawah kuasa mu untuk hal-hal seperti itu". Ucap Lotus lalu menghela nafasnya, setelah berkata demikian diam-diam dia tetap memikirkan perkataan Elion.

"Energi ku sudah penuh. Terimakasih" kata pria itu kemudian. Nadanya terdengar dingin. Pria itu melepaskan pelukannya pada Lotus dengan perasaan berat. lalu kembali Keruangannya tanpa sepatah kata lagi.

Lotus hanya bisa mengumpat dalam hatinya, dasar pria aneh dan menyebalkan! Sangat brengsek! Bertingkah sesuka hati! Tetapi kenapa Lotus selalu menerima tingkah pria itu, mentolerirnya. Bukankah itu lebih aneh? Dan yang paling penting mengapa jantungnya berdegup kencang?.

****

Lotus menghela nafasnya setelah mengirimkan data yang dibutuhkan Elion melalui email. Dia kemudian merenggangkan ototnya yang terasa kaku dan melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul delapan malam. Saatnya ia pulang. Lotus tersenyum. Hari pertama yang melelahkan akan segera berakhir.

Dia ingin segera pulang dan mandi, kemudian makan banyak dan berbaring di kasurnya. Dengan semangat ia membereskan mejanya dan memasukan beberapa barang kedalam tas selempangnya.

Hari pertama bekerja berjalan dengan sangat baik dan Lotus senang. Dia merasa lebih nyaman bekerja di ruangan barunya ternyata, yang tenang tanpa gangguan, kecuali dari Elion sih.  Suasananya hening, jauh berbeda dengan di divisi pemasaran yang ribut dan ramai. Wajar, dia hanya sendirian disana jauh untuknya untuk bisa lebih fokus dalam mengerjakan berbagai hal dengan temannya yang harus mengeluarkan ide menarik dan membuat konten.

Tetapi mungkin hanya sehari dua hari dia merasa senang, nantinya dia akan merindukan keributan teman-temannya. Suara manajer Nia saat mengomel, suara telepon berdering tak sabaran, suara robekan kertas dan suara mesin cetak. Suara berdiskusi dari berbagai sudut. Suara tawa dan gosip.

Dia akan lebih sering kesepian mulai sekarang, dari dulu Lotus memang terbiasa. Lagipula ia memang senang sendirian. Tetapi suasana seperti itu harus Lotus hindari sebenarnya, karena dia akan sering berpikir berlebih dan mengingat ibunya. Mengingat rencana masa depannya dan memikirkan berbagai kemungkinan hal buruk. Namun, itu juga masih lebih baik di bandingkan dia akan berlarut kerja seperti orang gila untuk melarikan dirinya dari pemikiran negatif dan  untuk penghiburan.

Dan hal itu persis seperti yang selalu Elion lakukan kini. Mereka sama.

Berbicara tentang pria itu, sepertinya dia masih sibuk dan enggan meninggalkan pekerjaannya.

Pria itu bahkan belum keluar dari ruangannya lagi selain dari urusan penting. Lotus bahkan belum berbicara lagi setelah mereka berpelukan, hanya urusan pekerjaan yang mereka bicarakan itupun hanya obrolan singkat.

Lotus menghela nafasnya. Apa yang membuat Elion menjadi berubah dari sosok yang pendiam dan lugu menjadi sosok yang koleris dan juga kasar sebenarnya? Pasti ada banyak hal gelap yang pria itu simpan hingga menumbuhkanya menjadi seperti sekarang. Begitu banyak yang dia lewati juga ya? Sebelum punya jabatan seperti sekarang.

Lotus tak ingin menganggu Elion hanya untuk berpamitan pulang. Jadi dia lebih dulu meninggalkan kantor.

Grace memborbardir nya dengan banyak pesan, mengucapkan selamat sekaligus mengeluh karena kepergiannya dari divisi pemasaran. Katanya disana sepi tanpa Lotus. Padahal Lotus tak pernah melakukan apapun selain dari melamun dan mendengarkan gosip yang dibawa teman-temannya.

Begitu keluar gedung kantor ia membulatkan matanya mendapat Nicole yang sedang mengobrol bersama dokter Nayla. Keduanya tampak sangat akrab. Nicole melambaikan tangannya begitu menyadari keberadaan Lotus. "Hey, sudah pulang"

Dokter Nayla tersenyum lebar dengan tatapan menggoda.

"Ya baru saja" jawabnya pelan.

"Ayo kita pulang" ajak Nicole mengulurkan tangannya.

"Kau sengaja menjemput ku?" Tanyanya heran, ia menyambut uluran tangan Nicole.

"Ya aku sengaja" jawab Nicole ringan.

Mereka sama sekali tak bermaksud menyisihkan Nayla sendirian dalam obrolan mereka.

Tetapi Nayla merasa begitu, jadi dia menginterupsi. "Aku tak menyangka bahwa kau kekasih Nicole" Dokter Nayla menimpali percakapan Nicole dan Lotus karena merasa diabaikan terus.

Lotus segera melirik Nayla dan tersenyum masam, berupaya untuk menjawab sekaligus menyapa dokter itu. "Hai, Dokter tumben belum pulang. Sebenarnya kita bukan—"

"Nicole calon kakak ipar ku" potongnya cepat, sebelum Lotus dapat menyelesaikannya ucapannya.

"Dan itu artinya kau juga calon kakak ipar ku" Tandasnya. Lotus menggelengkan kepalanya dan Nicole terkekeh.

"Dia banyak bertanya tentang mu, tapi aku tak bisa menjawab karena kita kurang akrab dan sibuk sendiri-sendiri. Jangankan untuk menceritakan mu. Bertemu saja kita sangat jarang kan? Kita tak memiliki korelasi" Ucap Nayla panjang lebar. "Dan memang tak baik terlalu bertemu sering dengan seorang dokter karena berarti buruk, konteksnya dalam kesehatan ya!" katanya.

"Yasudah, kalian mau pulang kan? Atau berjalan-jalan? kalian hati-hati ya. Aku pulang duluan!" 

Nayla mengedipkan matanya kearah Nicole dan menepuk lengan atas Lotus sebagai support, kemudian dia berjalan menuju mobilnya sendiri.

"Kau harus sabar menghadapi Nicole. Tapi lebih mending di banding adiknya"ucap Nayla pelan. "Kapan-kapan berkunjung ya kerumah ku, atau kita berkunjung ke kediaman Nicole.  Bertemu keluarga dan membahas alasan kenapa kita mau dengan putra mereka" Lanjutnya di selingi tawa lumba-lumba.

Lotus meringis, yang kemarin menolongnya ternyata cukup cerewet dan tak memberikan kesempatan pada siapapun untuk menyela ucapannya. Berbeda jauh dengan energinya ketika bekerja. begitu tenang dan pendiam.

Sekarang bukan berarti Lotus tak menyukai dokter manis itu, dia masih menyukainya. Tapi ternyata dia hanya tak menyangka, cukup tertipu dengannya wajahnya yang  terlihat tenang namun cerewet. Nayla melambaikan tangannya setelah berada dalam mobil. Dia juga mengklakson sebelum pergi. "Dah kakak-kakak ku"

Lotus turut melambaikan tangannya dan menunduk.

"Cukup menarik hah?" Ujar Nayla sendirian sambil mengemudi. Dia tahu Lotus dekat dengan direktur tentu saja. Dan Nicole kakak dari kekasihnya itu juga menyukai gadis itu. Dia baru mengetahuinya hari ini.

Lotus kemudian melihat Nicole "Maaf menjemput mu tanpa mengabari. Ada hal yang perlu aku bicarakan"  Kata Nicole dengan  lembut.

Tbc

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!